---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Sabtu 04 Agustus 2001 13:00 UTC



** PEKERJA PBB BISA KEMBALI KE KAMP PENAMPUNGAN DI TIMOR BARAT

** KIM JONG-IL MEMULAI KUNJUNGAN RESMI DI RUSIA

** ABU SAYYAF KEMBALI MEMBUNUH LIMA SANDERA

** TOPIK FOKUS AKHIR PEKAN: BENARKAH PENGADILAN PELANGGARAN HAM DI
TIMOR TIMUR BISA SEGERA DIGELAR?

** TOPIK GEMA WARTA: PEMERINTAH BUSH AKAN SEGERA MENGUNDANG MEGAWATI
DALAM KUNJUNGAN KENEGERAAN KE AMERIKA SERIKAT

** TOPIK GEMA WARTA: TEROR MENANTANG PARA PENEGAK HUKUM

** TOPIK GEMA WARTA: GUS DUR PULANG DAN PELANGGARAN HAK-HAK ASASI
MANUSIA MULAI KELIHATAN



* PEKERJA PBB BISA KEMBALI KE KAMP PENAMPUNGAN DI TIMOR BARAT

Para pekerja PBB bisa kembali ke kamp-kamp penampungan pengungsi di
Timor Barat. Pemerintah menyatakan, Jakarta dapat menjamin keamanan
para pekerja PBB ini. Saat ini di sekitar 100.000 warga Timor Timur
masih berada di berbagai kamp-kamp penampungan di Timor Barat.
Setelah referendum pro-kemerdekaan tahun 1999, Timor Timur berada di
bawah pengawasan PBB. Sementara sejak September tahun lalu Timor
Barat merupakan wilayah terlarang bagi pekerja PBB, setelah
satuan-satuan milisi menyerbu kantor PBB dan membunuh tiga pegawai
dan 20 orang penduduk sipil.


* KIM JONG-IL MEMULAI KUNJUNGAN RESMI DI RUSIA

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-il menyatakan sewaktu perundingan di
Kremlin dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa hingga tahun 2003
negaranya tidak akan melakukan uji coba rudal nuklir. Di dalam sebuah
pernyataan bersama Kim dan Putin menekankan, program rudal Korea
Utara hanya untuk tujuan damai, dan bukanlah ancaman bagi
negara-negara yang mengakui kedaulatan Korea Utara. Selain itu kedua
kepala negara juga membicarakan persetujuan ABM, anti-rudal balistik
yang ditandatangani tahun 1972. Kim dan Putin menekankan pentingnya
persetujuan tersebut bagi stabilitas dan pelucutan senjata dunia.
Presiden Amerika Serikat George Bush ingin mencabut perjanjian ABM
ini, guna menggolkan rencana pembangunan perisai anti-rudal angkasa.
Washington menganggap rencana ini penting, agar dapat membela diri
dari serangan-serangan negara penjahat seperti Korea Utara dan Irak.

Sabtu pagi ini, Kim memulai kunjungan resmi di Rusia dengan
meletakkan karangan bunga di makam mantan Pemimpin Rusia Lenin dan
kemudian memulai pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin. Kim
Jong-il tiba di ibukota Moskow Jumat malam kemarin, setelah berangkat
dari Korea Utara sembilan hari lalu dengan menggunakan kereta api.


* ABU SAYYAF KEMBALI MEMBUNUH LIMA SANDERA

Di Pulau Basilan, Filipina, kelompok pemberontak Abu Sayyaf kembali
memenggal kepala lima sandera mereka. Pasukan Filipina yang sedang
melakukan operasi pengejaran intensif menemukan mayat kelima orang
tersebut. Jumat kemarin juga ditemukan mayat dari lima sandera
lainnya, empat diantaranya juga dipenggal kepalanya. Dua hari lalu
pemberontak Abu Sayyaf menyerang sebuah desa Kristen di Pulau
Basilan, dan menculik lebih dari 30 orang. Sejumlah di antaranya
berhasil melarikan diri, sementara yang lainnya dibebaskan. Saat ini
Abu Sayyaf masih menyandera 12 orang, dan mengancam akan membunuh
mereka apabila pasukan Filipina tidak menghentikan aksi pengejaran.
Gerakan Abu Sayyaf menyatakan berjuang untuk negara Islam merdeka di
Filipina Selatan, tetapi kenyataannya mereka menculik warga Filipina
atau turis asing untuk mendapatkan uang tebusan.


* RANGKAIAN PEMBUNUHAN DI NEGARA BAGIAN KASHMIR

Di negara bagian India, Kashmir para pemberontak mulsim membunuh 15
orang penduduk desa. Para korban termasuk dalam kelompok 21 orang
yang diculik oleh separatis muslim bersenjata. Tiga orang lainnya
ditinggalkan dalam keadaan luka-luka oleh para pemberontak, sementara
tiga sisanya berhasil melarikan diri. Sejak gagalnya perundingan
perdamaian antara India dan Pakistan bulan lalu, aksi-aksi kekerasan
di Kashmir semakin meningkat. Hingga sekarang telah 150 orang tewas
menjadi korban.


* KEMAJUAN DALAM PEMBICARAAN PERDAMAIAN MAKEDONIA

Pemerintah Makedonia dan juru runding etnis-Albania, pada hari keenam
pembicaraan berhasil mencapai kemajuan positif. Demikian dinyatakan
perantara Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa OSCE di
Makedonia, Max van der Stoel. Menurut Van der Stoel, dengan niat baik
dapat dicapai jalan keluar bagi konflik tersebut. Tetapi masih harus
dilakukan sejumlah perundingan, karena misalnya belum dicapai
kesepakatan mengenai susunan polisi Makedonia yang baru. Pihak
etnis-Albania ingin agar lebih banyak agen polisi asal Albania,
tetapi pemerintah Skopje menolak tuntutan tersebut. Sabtu ini kedua
belah pihak akan melanjutkan pembicaraan


* AMERIKA SAMBUT GEMBIRA PENYERAHAN TIGA JENDERAL BOSNIA

Presiden Amerika Serikat George Bush menyambut gembira penyerahan
tiga jenderal Bosnia kepada Tribunal Yugoslavia di Den Haag. Menurut
Bush wilayah Balkan memperlihatkan kepada masyarakat internasional
bahwa mereka serius menjalankan kewajiban mereka. Ketiga perwira
Bosnia ini dituduh melakukan kejahatan perang antara tahun 1993 dan
1994 di Bosnia Tengah. Mereka antara lain juga dianggap bertanggung
jawab atas rangkaian kejahatan yang dilakukan satuan Mujahiddin di
Bosnia, yang terdiri atas pejuang-pejuang muslim dari luar Bosnia.
Mereka dikenal melakukan berbagai rangkaian pembunuhan kejam di
Bosnia.


* AMERIKA PERPANJANG SANKSI TERHADAP IRAN DAN LIBYA

Presiden Amerika Serikat George Bush menandatangani undang-undang
yang memperpanjang masa sanksi Amerika terhadap Libya dan Iran selama
lima tahun. Tetapi undang-undang ini juga mengijinkan pemerintah
Washington untuk memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap
perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi lebih dari 20 juta
dolar di sektor energi di Libya atau Iran. Minggu lalu Kongres
Amerika menyetujui UU tersebut, yang lebih ketat dari apa yang
diajukan Bush sebelumnya. George Bush memang mendukung perpanjangan
sanksi, tetapi hanya untuk jangka waktu dua tahun. Amerika
memberlakukan sanksi tersebut, karena kedua negara dituduh mendukung
terorisme internasional.


* BENARKAH PENGADILAN PELANGGARAN HAM DI TIMOR TIMUR BISA SEGERA
DIGELAR?

Intro: Hari-hari ini muncul semacam optimisme di kalangan pengamat
internasional pada sistem peradilan Indonesia. Itu karena Hakim Agung
Benyamin Mangkudilaga menyatakan bulan September mendatang, berarti
bulan depan, sudah bisa digelar sidang pengadilan pelanggar berat
hak-hak asasi manusia di Timor Timur. Menurut Benyamin Mangkudilaga
karena sudah ada hakim yang bisa diangkat. Tapi berdasarkan optimisme
semacam itu? Berikut wawancara dengan Bonar Tigor Naipospos dari LSM
Solidamor yang menekuni masalah hak-hak asasi manusia di Timor Timur,
ketika wilayah ini masih dipropinsikan oleh Indonesia:

Bonar Tigor Naipospos [BTN]: Memang baru-baru ini Benyamin
Mangkudilaga kepada pers memberikan keterangan bahwa kemungkinan
besar pengadilan HAM ad hoc untuk kasus Timor Timur akan berlangsung
pada bulan September. Dia juga menambahkan bahwa untuk mengisi posisi
hakim ad hoc akan diambil dari mereka yang dinominasikan menjadi
anggota Komnas HAM. Jadi mereka yang tidak lulus seleksi menjadi
anggota Komnas HAM diprioritaskan menjadi hakim ad hoc.

Tetapi berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dan juga berdasarkan
keterangan teman-teman, sangat sulit untuk melihat bahwa pada bulan
September ini, pengadilan ad hoc akan digelar. Karena apa?

Pertama Keppres tentang Pengadilan Ad Hoc sampai sekarang belum
direvisi. Karena Gus Dur belum melakukan revisi, jadi harus menunggu
dari Megawati. Kemudian kedua pihak Kejaksaan Agung sendiri walau pun
sudah memperlihatkan berkas, tapi belum mengajukannya kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sementara, yang ketiga, seperti kita
tahu, bahwa sampai sekarang ini, pihak Mahkamah Agung  sangat
kesulitan untuk mendapatkan individu-individu yang akan menjadi hakim
ad hoc.

Jadi dari sudut itu saya ragu bahwa pada bulan September pengadilan
HAM Ad Hoc Timtim akan bisa digelar.

Radio Nederland [RN]: Anda bisa jelaskan lebih lanjut, sebenarnya
mengapa Keppresnya itu harus direvisi?

BTN: Karena Keppres yang kemarin itu tidak jelas menyebutkan locus
dan tempus delicti, jadi tempat dan waktu kejadian atau perkara yang
akan digelar. Padahal ini sangat vital untuk penyusunan sebuah
perkara. Jadi Keppes kemarin yang diberikan hanya secara umum bahwa
Keppres itu mengatakan membentuk Pengadilan Ad Hoc untuk kasus Timor
Timur dan Tanjung Priok. Apalagi kemudian ada kesalahan fatal, di
situ dikatakan bahwa tempus delictinya adlah perkara-perkara yang
terjadi pasca jajak pendapat. Nah ini kan sempat mendapat kritikan
keras, ya.

Karena itulah kemudian Departemen Kehakiman dan pihak Kejaksaan serta
Mahkamah Agung sedang menyusun sebuah rancangan keppres baru yang
akan diajukan kepada presiden, supaya mengeluarkan Keppres baru yang
merevisi keppres sebelumnya.

Tapi sekarang kan ada satu peralihan politik ya di Indonesia. Kita
sendiri belum tahu sampai sejauh mana komitmen pemerintahan Megawati
terhadap kasus-kasus berat pelanggaran ham di masa lampau.

RN: Anda mengatakan locus dan tempus delictinya harus jelas, mengapa
begitu?

BTN: Jadi, dalam segi hukum memang tidak bisa dikatakan bahwa hanya
kejadian kasus di Timor Timur. Karena kemudian harus menjadi jelas
misalnya di daerah mana, tanggal berapa dan siapa korbannya. Itu
memang untuk memenuhi persyaratan teknis hukum ya. Kalau hanya
mengatakan pelanggaran ham berat di Timor Timur itu sangat umum dan
tidak terinci. Ini memang kesulitan dalam soal bahasa hukum ya.

RN: Masalahnya kan kalau secara internasional, di mana pun
pelanggaran hak-hak asasi manusianya, itu tetap bisa diadili. Seperti
misalnya yang terakhir ini di Belgia diadili orang-orang yang didakwa
melanggar hak-hak asasi manusia di Rwanda. Jadi, terjadinya di Rwanda
tetapi diadilinya di Belgia. Dengan begitu masalah locus delicti
secara hukum internasional kalau itu untuk masalah pelanggaran berat
hak-hak asasi manusia, sudah menjadi masalah lagi.

BTN: Ya, tetapi problemnya adalah bahwa walau pun sudah ada
pengadilan ham ad hoc, tetapi kemudian perangkat-perangkat hukum yang
digunakan tetap mengacu kepada KUHP, hukum kriminal Indonesia, kan?
Jadi memang menjadi problematik, sampai sekarang ini. Sampai sejauh
ini memang kita melihat bahwa apa yang menjadi strategi pemerintah
untuk mengadili kasus ham berat adalah bersifat mega patolistik, ya.

RN: Lalu anda juga meragukan komitmen Presiden Megawati dalam hal
pengadilan para pelanggar pelanggaran berat hak-hak asasi manusia.

BTN: Ini memang masih hipotetis ya. Tetapi melihat bahwa Megawati
naik karena didukung oleh TNI dan Polri, didukung oleh militer. Dan
di lain pihak misalnya sampai sekarang PDIP, Partainya Megawati tetap
melegitimasi DPC atau Dewan Pimpinan Cabang PDIP Timor Timur. Jadi
ketika ada rapat kerja nasional dua minggu yang lalu, tetap ada
perwakilan dari DPC PDIP Timor Timur. Inikan kontradiksi, bahwa
Indonesia secara resmi telah mencabut Tap MPR yang mengakui bahwa
Timor Timur adalah bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.

RN: Jadi dengan demikian, memang nampaknya bagi Megawati Timor Timur
ini masih tetap menjadi wilayah Republik Indonesia?

BTN: Kalau melihat debat-debat yang dilakukan oleh anggota parlemen
dari PDI-P, selama Komisi I dan Komisi II DPR, memang ada semacam
asumsi tersembunyi bahwa mereka menganggap Timor Timur itu masih
tetap bagian Indonesia, atau kedua mereka mengatakan bahwa Timor
Timur tidak akan bisa menjadi suatu negeri yang independen dan pasti
akan diliputi oleh konflik politik dan pada saatnya mungkin secara
terpaksa harus menghubungi kembali Indonesia. Ya itu kalau kita
mengikuti debat-debat di parlemen.

RN: Anda juga mengatakan bahwa Kejaksaan Agung belum mengajukan
berkas ke Pengadilan Negeri Jakarta. Menurut anda siapa sebenarnya
terdakwa yang sudah ada berkasnya?

BTN: Kejaksaa Agung telah mempersiapkan tujuh berkas untuk 12
tersangka. Dan itu beberapa pemimpin milisi dan sejumlah perwira TNI.
Tapi di luar nama-nama masyhur seperti Wiranto, Zacky Anwar Makarim,
dan lainnya. Demikian juga tidak termasuk nama Eurico Guterres.
Sementara ada tiga nama lagi, tiga pemimpin milisi, yang menurut
keterangan pihak Kejaksaan Agung, sampai berkas itu selesai disusun,
tiga pemimpin itu belum sempat mereka mintai keterangannya. Yang
salah satu namamya adalah Eusebio Manek. Ini memang juga menjadi
pertanyaan besar kita, apakah betul-betul serius tidak pihak
Kejaksaan Agung dalam mempersiapkan perkara ini.

Memang ada alasan tersendiri dari pihak Kejaksaan Agung, kenapa
sampai sekarang mereka belum mengajukan berkas itu kepada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Karena berdasarkan UU Peradilan HAM nomor 26
tahun 2000, kalau satu berkas dimajukan ke pengadilan, dalam waktu
secepat-cepatnya tiga bulan perkara itu harus disidangkan. Kalau
tidak perkara itu gugur, atau batal demi hukum. Itu sebabnya memang
pihak Kejaksaan Agung sampai sekarang belum mengajukan berkas itu ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

RN: Karena memang pengadilannya belum ada begitu yah?

BTN: Karena Keppresnya juga belum ada. Keppres yang revisi tersebut.
Berarti peradilan HAM ad-hocnya belum bisa dibentuk.

RN; Lalu masalah sulit mencari hakim ini, memang Hakim Agung Benyamin
Mangkudilaga mengusulkan untuk menunjuk orang-orang itu, bagaimana
menurut anda jalan keluar yang diusulkan oleh hakim agung ini?

BTN: Itu yang dikritik oleh banyak pihak. Misalnya Asmara Nababan
menyindir, bagaimana mungkin mereka saja tidak lulus menjadi anggota
Komnas HAM, kok sekarang kemudian mau dijadikan hakim agung ad-hoc.
Kemudian kedua dikritik juga adalah, sejauh mana komitmen mereka
selama ini terhadap perjuangan penegakan HAM di Indonesia. Jadi ini
masih banyak juga kritikan-kritikan terhadap usulan Benyamin
Mangkudilaga.

Kita sendiri pernah secara resmi beraudiensi dengan Pak Bagir Manan,
Ketua Mahkamah Agung. Dan dalam pembicaraan itu memang dia juga
menjelaskan beberapa kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Mahkamah
Agung. Pertama adalah perekrutan orang. Karena sulit mencari orang
yang mempunyai kualitas baik. Dan yang lebih penting lagi menurut dia
adalah mereka yang punya pemahaman mengenai hak-hak asasi manusia dan
kaitannya dengan hukum internasional. Ini katanya sangat langka,
katanya, di antara mereka yang mempunyai pendidikan hukum di
Indonesia.

Karena itulah Pak Bagir Manan sempat mengatakan, kalau kemudian
mereka berhasil merekrut beberapa calon hakim agung ad-hoc, kemudian
hakim agung ini akan dikirim ke luar negeri untuk mengikuti
training-training singkat selama tiga bulan. Supaya mereka mempunyai
pengetahuan yang handal mengenai hukum internasional dan hak-hak
asasi manusia.

Nah kalau dari sudut itu saja misalnya, jelas tidak mungkin
Pengadilan HAM Ad-Hoc itu digelar pada bulan September. Karena sampai
sekarang kan, mereka juga belum mempunyai orang-orang yang bisa
menduduki posisi hakim ad-hoc.

RN: Tetapi secara umum, pengadilan para pelanggar HAM berat di Timor
Timur ini memang perlu dilaksanakan demi citra internasional
Indonesia, ya?

BTN: Kalau menurut saya, saya selalu mengatakan, memang seharusnya
ini menjadi kewajiban Indonesia untuk secara serius menunjukkan
kepada dunia internasional, untuk menggelar pengadilan terhadap
pelaku-pelaku pelanggaran kejahatan HAM berat di Indonesia pada masa
lalu. Dan bukan hanya untuk itu saja, tetapi juga untuk ke dalam.
Dalam rangka menyusun sebuah proses konsolidasi demokrasi. Supaya
memperkuat struktur hukum dan juga memperkuat masyarakat sipil di
Indonesia. Itu selalu menjadi pandangan kita.

RN: Tapi menurut anda bagimana ini harapannya di bawah Megawati?
Apakah Megawati akan mementingkan hal ini juga?

BTN: Saya pikir hal ini tidak menjadi prioritas bagi pemerintahan
Megawati. Walaupun sekarang pemerintah Megawati belum menyusun
kabinet, tetapi berdasarkan pengamatan dan juga mengikuti
statement-statement yang diberikan oleh Presiden Megawati, saya ragu
bahwa dia punya komitmen terhadap hal itu. Buktinya saja misalnya
Kasus 27 Juli, waktu tonggak bagi kenaikan dia dalam politik
Indonesia, sampai sekarang pun, dia tidak pernah secara serius
menyelesaikan kasus ini secara hukum.


Demikian Bonar Tigor Naipospos, aktivis LSM Solidamor di Jakarta.


* PEMERINTAH BUSH AKAN SEGERA MENGUNDANG MEGAWATI DALAM KUNJUNGAN
KENEGARAAN KE AMERIKA SERIKAT

Mantan Presiden Abdurrahan Wahid kemarin tiba kembali di Jakarta
setelah pemeriksaan kesehatan di Baltimore, Amerika Serikat. Pada
saat bersamaan, tanpa pengumuman resmi, pemerintah George Bush tengah
menyiapkan sejumlah langkah untuk merapatkan hubungan dengan
pemerintah baru di Jakarta. Antara lain, menyiapkan undangan untuk
kunjungan kenegaraan Presiden Megawati ke Amerika Serikat dalam waktu
dekat. Inilah langkah yang sangat istimewa. Sebab menurut tata krama
diplomatik, setelah kunjungan kenegaraan Gus Dur kepada Clinton, kini
sebenarnya giliran Presiden Bushlah yang bertandang ke Jakarta. Lebih
jauh laporan rekan Aboeprijadi Santoso dari Washington.

Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid kembali tepat pada waktunya.
Pemeriksaan kesehatannya berakhir dengan hasil yang baik dan Gus Dur
pulang dengan semangat baru untuk terjun ke masyarakat. "Kembali ke
Ciganjur, ibukota demokrasi," kata kyai pertama yang eks presiden
ini. Gus Dur akan segera mendirikan Yayasan Manusia Merdeka yang
tugasnya mencatat pelanggaran hak-hak asasi manusia, namun bukan
untuk menuding para pelakunya, melainkan untuk mengangkat kejahatan
seperti itu ke tengah publik. Dengan begitu yayasan baru Gus Dur itu,
tidak akan menjadi sebuah lembaga hak-hak asasi manusia, tapi menjadi
mercu suar moral, dengan sang kyai Ciganjur sebagai sang begawannya.

Yang menarik, meski pun nama yayasan ini diilhami oleh istilah
Kelompok Anak Merdeka, yang menyambut Gus Dur keluar dari istana dua
mingu lalu, namun nama Yayasan Manusia Merdeka sama sekali tidak
mengacu ke Indonesia. Dengan nama yayasan yang berbau universal itu,
Gus Dur akan terjun ke kancah dunia, membawa reputasi humanisme dan
toleransinya. Salah satu persiapannya termasuk berkunjung ke
Institute of Islamic Thoughts di Washington sesaat sebelum pulang,
dan bertemu dengan sejumlah budayawan dan pemuka agama lain.
Singkatnya, meski pun mengaku siap terjun pemilu 2004 seperti
dikatakannya kepada harian Washington Post kemarin, tetapi
kenyataannya Gus Dur telah siap meninggalkan kancah politik praktis,
termasuk meninggalkan partainya, PKB.

Bagi Gedung Putih, saat kepulangannya, dari Baltimore menuju
"Republik Ciganjur" itu tepat pula bagi Gedung Putih. Soalnya
pemerintah Bush tak akan menyia-nyiakan waktu untuk segera merangkul
pemerintahan baru di bawah Megawati. Untuk itu, sejumlah langah telah
disiapkan, yaitu, pertama, Presiden Megawati Soekarnoputri akan
segera diundang untuk kunjungan kenegaraan ke Amerika. Kedua,
Panglima Amerika untuk Pasifik Laksamana Blair akan segera melawat ke
Jakarta untuk bertemu degnan menhan baru dan pimpinan TNI. Dan
ketiga, Amerika segera menyiapkan bantuan ekonomi dan pendekatan
politik baru ke Asia, khususnya ke Indonesia. Demikian ungkap
sejumlah sumber di New York dan Washington kepada Radio Nederland.

Maka, berbeda dengan di zaman Reagan sampai Clinton, Amerika Serikat
di bawah Bush yunior ini tampaknya menyiapkan sebuah postur pro-aktif
terhadap Indonesia. Dengan telah kembalinya Gus Dur, maka Amerika
dapat menyiapkan langkah-langkah baru tanpa mempermalukan pendahulu
Megawati itu. Deputi Menteri Pertahanan Amerika, Paul Wolfowitz
belakangan sibuk sekali, terutama pada hari-hari dekritnya Gus Dur
dan Sidang Istimewa MPR yang lalu. Ketika itu lampu-lampu kantor
Departemen Pertahanan Pentagon dan Kementerian Luar Negeri State
Department di Washington menyala terus sampai pagi. Sebelumnya Mnteri
Luar Negeri Colin Powell ketika di Afrika sudah mengisyaratkan perlu
waspada dengan transisi kekuasaan di Indonesia. Gus Dur sendiri juga
menyadari kasak kusuk Amerika, karena ketika di Baltimore, dia
ditemui oleh Wakil Menteri Pertahanan Amerika Paul Wolfowitz yang
meminta agar Gus Dur tidak usah melakukan oposisi terhadap
pemerintahan Megawati. Namun Gus Dur menjawab, selama pemerintahan
Mega demokratis, dia tak akan berkonfrontasi.

Permintaan Wolfowitz itu, adalah sikap yang sombong sekali, komentar
Sidney Jones, direktur Asia lembaga hak asasi manusia Human Rights
Watch di New York. Gus Dur mau pun Sidney Jones juga mencatat, motor
semangat baru Amerika untuk merangkul Indonesia ini terutama datang
dari Kepala Bagian Asia dari National Security Council, Dewan
Keamanan Nasional, yaitu Karen Brooke, seorang pakar muda, sekitar
awal 30an, lulusan Universitas Gadjah Mada yang dekat sekali dengan
Megawati. Karen Brooke bintangnya mencuat, dialah yang menjadi
narasumber bagi Ketua Dewan Keamanan Nasional Condoleezza Rice yang
memberi nasehat langsung kepada Presiden Bush. Karen Brooke, orang
yang cerdas dan kreatif, ujar Sidney Jones. "Dia adalah goddaughter,
putri panutannya Mega," kata Gus Dur kepada Radio Nederland di
Baltimore. Maka dua sejoli dengan kedudukan strategis, Paul Wolfowitz
dan Karen Brooke, pada prakteknya akan mematangkan politik baru
Amerika Serikat terhadap Indonesia.

Dalam rangka itulah Gedung Putih pekan lalu mencoba menunda publikasi
dokumen dinas rahasia Amerika CIA tahun 60an, tentang politik
Washington yang mengguncang kepempinan Soekarno, ayahnya Megawati,
tetapi dokumen telah bocor masuk internet salah satu universitas
Amerika. Sementara itu pimpinan TNI khususnya AURI tampaknya juga
menyadari momentum baru Amerika itu dan mencoba menekan Washington
dengan memesan 30an pesawat tempur Rusia seharga 90an juta dolar.
Dengan tekanan itu diharapkan pemerintah Amerika dapat membujuk
Congres agar mengubah UU Leahy yang membatasi kerjasama militer dan
perdagangan senjata Amerika kepada Indonesia. Padahal, kalau Amerika
di bawah Bush benar-benar mau membantu demokrasi dan penegakan
hak-hak asasi manusia di Indonesia justru hubungan Amerika dan TNI
itulah yang harus dijaga agar dapat menjadi alat penekan.

Walhasil, apabila haluan baru Washington terhadap Jakarta di bawah
Paul Wolfowitz dan Karen Brooke yaitu memulihkan hubungan Amerika dan
TNI, maka boleh jadi semua itu akan menghadapi tekanan balik dari
dalam Congres yang Senatnya dikuasai oleh Partai Demokrat. Semua itu
akan lebih jelas nanti apabila Presiden Bush kembali ke Gedung Putih
selepas cuti selama sebulan. Sementara itu, selama sebulan ini
Megawati Soekarnoputi, dengan kabinet barunya nanti, dan Gus Dur
dengan, "republik" barunya di Ciganjur, dapat bersaing untuk merebut
angin publik.

Sekian laporan Aboeprijadi Santoso dari Washington.


* TEROR MENANTANG PARA PENEGAK HUKUM

Pembacaan riwayat hidup pada pemakaman Syafiuddin

Syafiuddin Kartasasmita, Ketua Muda Mahkamah Agung Bidang Tindak
Pidana Umum. Sepekan lalu hakim agung itu tewas mengenaskan setelah
tiga peluru yang disarangkan oleh sekelompok orang tak dikenal
merobek-robek tubuhnya. Tragedi itu terjadi saat Syafiuddin dalam
perjalanan menuju ke kantornya gedung Mahkamah Agung.

Tak banyak yang mengenal sosok pendiam Syafiuddin. Namun di kalangan
mafia peradilan yang banyak terdapat di Mahkamah Agung, namanya cukup
ditakuti. Ia dikenal sebagai orang yang tegas dan tidak mudah temakan
suap. Sederet kasus penting berada di tangannya. Di antaranya kasus
Tommy Soeharto dalam perkara tukar guling tanah Bulog NULL Goro,
kasus korupsi dana reboisasi raja hutan Bob Hasan dan Skandal Bank
Bali yang melibatkan pengusaha Joko S Tjandra. Salah satu rekan
Syafiuddin, Hakim Agung Sunu Wahadi mengungkapkan almarhum pernah
menolak upaya suap Bob Hasan.

Sunu Wahadi: Pernah kita bicara, "Saya ditawari 20 milyar." Ngomong
gitu aja. Nah kita nggak tahu dari siapa? Pokoknya ditawari gitu aja.
Kasus apa? Bob Hasan. Tapi sudah dihukum memang. Tapi kita nggak
tanya dari siapa. Waktu ditawari kan sebelum putusan. Kalau nggak
salah waktu ditawari sebelum dan sesudah putusan. Tapi ditolak. Dia
kan boleh dikata orang yang susah dihubungi.

Kepolisian Jakarta menduga pembunuhan terhadap Syafiuddin berkaitan
dengan kasus-kasus yang ditanganinya. Dari keterangan sekitar 20
orang saksi, polisi untuk sementara menyimpulkan bahwa pelaku
pembunuhan terkait dengan sebuah jaringan. Berikut Kepala Penyidik
Kepolisian Jakarta Adang Rochjana.

Adang Rochjana: Kalau melihat modus operandinya bahwa yang
bersangkutan itu tidak ada itikad untuk merampok, mengambil barang
dan sebagainya. Kelihatannya sarannya untuk mengambil nyawa. Jadi
mungkin musuh almarhum ini apakah itu sakit hati apakah itu ada
dendam tidak menutup kemungkinan juga orang yang dibayar. Kita coba
pilah dan pilih kasus yang ditangani beliau. Apakah mungkin ada
orang-orang yang patut dicurigai. Sementara itu kita sedang selidiki.

Siapa otak dibalik pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin masih belum
ditemukan. Namun yang jelas, penelitian laboratorium polisi
menyebutkan peluru yang membunuh almarhum buatan industri senjata TNI
Angkatan Darat Pindad.

Belum usai keterkejutan masyarakat atas tragedi Syafiuddin, muncul
lagi teror yang melanda aparat hukum. Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta
Selatan Antashari Azhar menyatakan salah seorang putrinya menerima
ancaman pembunuhan melalui telepon. Si penelpon juga menyebut-nyebut
peristiwa terbunuhnya Syafiuddin.

Antasari Azhar: Yang menerima telepon itu putri tertua saya, baru
lulus SMA. Jadi sedikit banyak ada pengaruh. Paling tidak mendengar
suara telepon berdering sudah jadi takut. Takut apakah seperti itu
lagi. Hanya itu. Dan sudah kami suami istri berusaha menenangkan dia
dan memberi pengertian bahwa ini risiko pekerjaan orang tuanya.

Selain menelepon ke rumah, sang peneror juga menghubungi kantor
Antasari. Telepon ancaman itu diterima salah satu staf kejaksaan
negeri Jakarta Selatan. Antasari adalah jaksa yang melaksanakan
hukuman atas vonis kasasi Tommy Soeharto. Namun Antasari tidak
buru-buru menuduh Tommy sebagai dalang dibalik teror ini. Ia
menyerahkan kasus teror ini kepada polisi.

Juru bicara kepolisian Jakarta Anton Bachrul Alam menyatakan pihaknya
telah menyiapkan tim pengamanan khusus untuk para hakim dan jaksa
yang sedang diteror.

Anton Bachrul Alam: Pengamanan bisa terbuka dan tertutup. Terbuka
mereka berpakaian dinas. Tertutup mereka berpakain preman yang
seolah-olah bukan petugas. Mereka bisa mengawal dengan kendaraan roda
dua untuk yang berpakaian preman. Tapi juga bisa memakai pengawalan
khusus pakaian dinas dengan memakai kendaraan dinas.

Anton menyatakan kepolisian tidak bisa bertindak proaktif dan harus
menunggu permintaan pengawalan dari yang bersangkutan.

Teror demi teror terus menimpa para petugas hukum. Praktisi hukum
Todung Mulya Lubis menyatakan kejadian ini harus menjadi tantangan
para penegak hukum. Sekaligus ujian bagi pemerintahan baru Megawati
Soekarnoputri.

Todung Mulya Lubis: Ini adalah contoh dari teror yang bisa membunuh
siapa pun yang bersikap tegas secara produktif. Jadi yang saya mau
katakan sebenarnya adalah pundak pemberantasan  korupsi yang
dibebankan kepada pemerintahan Megawati sekarang ini akan semakin
keras. Sebab mafia dan organized crime yang betul betul tidak sudi
korupsi itu diberantas sangat kuat. Nah ini Cuma warning aja.

Sebenarnya, masyarakat luas pun belakangan merasakan makin mahalnya
harga keamanan sementara nyawa manusia menjadi semakin murah.
Buktinya berbagai teror ledakan bom semakin sering terjadi belakangan
ini. Apakah teror ini juga merupakan ulah para pelaku kejahatan
ekonomi mau pun kemanusiaan yang tidak ingin hukum ditegakkan?
Tentunya dibutuhkan aparat keamanan yang profesional dan pemerintahan
yang bersih dan efektif  untuk melindungi rakyatnya dari teror.

Tim Liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di Hilversum


* GUS DUR PULANG DAN PELANGGARAN HAK-HAK ASASI MANUSIA MULAI
KELIHATAN

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid sudah kembali di Indonesia. Begitu
tiba di Jakarta, ia segera mengikuti sholat Jum'at di Mesjid Ciganjur
lalu berpidato di Tugu Proklamasi. Gus Dur yang nampak sangat rileks
itu langsung berbicara mengenai demokrasi dan rencananya untuk
mendirikan yayasan yang akan memperjuangkan HAM. Masyarakat yang
dilanggar hak-hak azasinya dimintanya agar melaporkan ke yayasan itu
dan ia akan memperjuangkan hak-hak mereka itu. Dan memang segera
nampak pelbagai pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terjadi di
bawah kepemimpinan Megawati. Maka banyak kalangan bertanya-tanya
benarkah kehadiran Gus Dur akan merupakan ancaman bagi Megawati?
Kalau memang demikian seberapa besar ancaman yang bisa disebabkan
oleh Gus Dur itu? Berikut laporan koresponden Syahrir dari Jakarta:

Jika sebelumnya ada Habibie Centre, kini ada semacam yayasan Gus Dur.
Bedanya tentu jika Habibie langsung bersembunyi di luar negeri, Gus
Dur kembali ke Indonesia dan bersiap-siap untuk menang pada pemilu
mendatang. Kalau pun ia tidak bisa ikut dicalonkan karena hambatan
fisiknya, maka ia akan mempersiapkan calon Presidennya. Berbeda
dengan Soeharto dan Habibie yang berusaha keras menunjukkan tidak
menentang presiden baru, Gus Dur dengan kehadirannya di depan massa
mahasiswa dan LSM pro-reformasi ingin menunjukkan bahwa ia belum
sepenuhnya kalah.

Tetapi pradigma Ciganjurnya belum hilang. Ia nampaknya belum mau
bentrok langsung dengan pihak penguasa. Ketika terjadi peristiwa
Trisakti dan Semangggi, Gus Dur bersama Megawati saat itu pun tidak
langsung mau berkonfrontasi dengan Soeharto mau pun Habibie. Sekarang
ini pun para aktivis sisa-sisa peluru Orde Baru tidak bisa berharap
banyak dari "jenderal" kalah pertempuran ini. Tetapi mereka bersama
Gus Dur yakin bahwa "perang" itu belum selesai. Suatu pertempuran
baru menghadapi Mega dan Orde Baru sedang dipersiapkan. Tokoh-tokoh
muda yang hadir ini umumnya merasa lebih cocok dengan suasana
sekarang.

Semasa Gus Dur berkuasa mereka memang merasa gelisah karena hanya
bertugas mempertahankan gawang. Tetapi sekarang ini seperti dikatakan
seorang aktivis, kita merasa kembali ke habitat kita. Beroposisi
secara keras. Selama belasan tahun hanya itu yang kita ketahui.
Memperjuangkan demokrasi melawan tirani, melawan Orde Baru, melawan
Golkar dan militer. Sebagaimana dikatakan Gus Dur demokrasi yang
sudah dirintis kini mulai dipreteli. Gus Dur sudah mengingatkan bahwa
demokrasi memerlukan perjuangan yang panjang.

Mantan Presiden itu juga mensinyalir saat-saat ini ada orang-orang
yang ditahan. Dan pers mulai dikebiri. Sekarang kebebasan pers
sedikit demi sedikit diambil lagi, katanya. Maka kita harus terus
berjuang, tegas Gus Dur. Bagi Gus Dur dan aktivis-aktivis yang berada
di Tugu Proklamasi hari ini suasana seperti ikan-ikan yang kembali ke
air. Mereka tinggal menunggu pemicu baru, yaitu tindakan kekerasan
dari pemerintah. LSM-LSM yang selama pemerintahan Soeharto banyak
mengurusi para tapol nampaknya harus bersiap-siap kembali melayani
orang-orang yang ditahan karena tindakan politik.

Di Bandung masih ada 20 puluh aktivis yang ditahan. Di Jakarta pun
sudah ada mahasiswa-mahasiswa yang menentang kenaikan harga BBM yang
ditahan. Perwakilan SIRA Jakarta pun ditahan. Di Jawa Timur
orang-orang NU/PKB pun ditahan. Di Aceh, lembaga internasional Henry
Dunant Centre mengeluh karena Tengku Muhamad dan lima orang temannya
yang ikut dalam perundingan-perundingan antara pemerintah dan GAM
ditahan.

Megawati baru akan melantik kabinetnya Jumat depan. Tetapi dalam
waktu singkat ternyata sudah puluhan orang yang ditahan. Maka jika
kondisi ini terus berlangsung sebagaimana diperkirakan para aktivis
mahasiswa, dalam waktu yang tidak lama lagi bisa jadi Gus Dur akan
memimpin people's power. Setiap langkah salah pemerintahan Megawati
dan Hamzah Haz hanya akan merupakan amunisi bagi oposisi di luar
parlemen yang akan berpusat di Ciganjur itu. "Bahan peledak" itu
cukup banyak.

Seperti dinyatakan mahasiswa tadi: "Ada 165 juta rakyat miskin. Dua
juta bayi kurang gizi. 1,2 juta pengungsi. 28 juta penganggur. Dan
jangan lupa, utang pemerintah dan swasta  berjumlah sekitar 200
milyar dolar. Sedangkan Amerika lewat IMF hanya bisa memberikan 400
juta dolar saja." Mencari aktivis dan demonstran yang radikal di
kalangan muda saat ini tidak susah. Ada 140.000 mahasiswa putus
kuliah. Dan 400 ribu pelajar putus sekolah. Sudah bermilyar dolar
yang diberikan IMF sejak Soeharto jatuh tetapi bencana ekonomi belum
bisa ditanggulangi.

Maka kalau Gus Dur nampak santai-santai saja, barangkali dia sendiri
dalam hatinya sudah senang terbebas dari permasalahan-permasalahan
besar yang sebelumnya tidak mampu ia atasi. Sekarang ini ia merasa
cukup dengan mengumumkan akan membentuk Clearing House yaitu Yayasan
Manusia Merdeka. "Semua yang merasa hak azasinya dilanggar pemerintah
sekarang lapor kepada saya," ujarnya.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke