--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia
Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Selasa 23 Oktober 2001 15:00 UTC ** IRIAN JAYA MEMPEROLEH OTONOMI DAN TIMUR TIMUR MERDEKA TAHUN DEPAN ** GEMPURAN TERHADAP INSTALASI AFGANISTAN TETAP BERLANJUT ** ISRAEL TIDAK MAU MUNDUR DARI WILAYAH PENDUDUKAN ** TOPIK GEMA WARTA: UNDANG-UNDANG OTONOMI KHUSUS PAPUA ** TOPIK GEMA WARTA: KEKERASAN SULAWESI, BENARKAH ADA UPAYA GOYANG MEGAWATI? ** TOPIK GEMA WARTA: PAPUA MENUNTUT REFERENDUM KALAU JAKARTA NGOTOT DENGAN NKRI - NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA * IRIAN JAYA MEMPEROLEH OTONOMI DAN TIMUR TIMUR MERDEKA TAHUN DEPAN DPR RI telah menyetujui otonomi terbatas Irian Jaya. Disepakati bahwa bagi hasil sumberdaya alam dengan pemerintah pusat mencapai 80:20, dalam arti bahwa 20% hasil sumberdaya alam diserahkan kepada Jakarta dan 80% tetap berada di tempat asal. Pemerintah daerah memperoleh lebih banyak wewenang. Selain itu Irian Jaya diperbolehkan mengibarkan benderanya sendiri, juga menyanyikan lagu kebangsaannya sendiri, serta nama Irian Jaya sekarang secara resmi diganti menjadi Papua. Pada tahun 1963 Indonesia mengambil alih wilayah ini dari penjajah Belanda. Di Papua selama bertahun-tahun juga aktif kalangan separatis yang ingin menghendaki kemerdekaan wilayah ini. Tetapi Jakarta menganggap kemerdekaan terlalu jauh. Sementara itu kepada PBB, Timor Timur pekan lalu mengajukan permintaan supaya diakui sebagai sebuah negara merdeka pada tangal 20 Mei 2002. Diharapkan Dewan Keamanan PBB akan menyetujui permintaan ini dalam sidang akhir Oktober mendatang. Bekas wilayah jajahan Portugal ini diinvasi oleh tentara Indonesia pada tahun 1975, kemudian wilayah ini dipropinsikan oleh Jakarta. Dalam referendum tahun 1999, mayoritas penduduk wilayah ini menghendaki untuk keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. * GEMPURAN TERAHDAP INSTALASI AFGANISTAN TETAP BERLANJUT Dalam serbuan pesawat tempur Amerika Serikat yang terakhir, pihak Taliban melaporkan bahwa lebih dari 40 orang telah tewas. Sebagian besar korban tewas jatuh di kota Herat, di wilayah Barat. Sebuah mesjid terkena bom ketika umat sedang sholat. Taliban menambahkan bahwa rumah penduduk juga terkena bom. Amerika Serikat menyatakan Taliban telah melebih-lebihkan jumlah korban tewas dari kalangan sipil. Amerika Serikat misalnya menyangkal bahwa pesawat tempurnya telah membom sebuah rumah sakit. Menurut Taliban akibat serbuan Amerika ini, 100 orang telah tewas. Pesawat tempur Amerika Serikat malam Selasa ini melancarkan serbuan terhadap instalasi-instalasi Taliban di ibukota Kabul dan kota strategis lain yaitu Mazar-i-Shariff di Utara. Selain itu Kabul juga kembali dihujani bom. Serangan udara ini bertujuan supaya pihak perlawanan Afganistan yaitu Aliansi Utara bisa meningkatkan serbuannya terhadap Taliban. Menurut komandan pasukan Aliansi Utara, yaitu Jenderal Abdul Rashid Dostum, pecah pertempuran sengit melawan Taliban di wilayah Utara. Konon akibat pertempuran itu banyak prajurit Taliban yang tewas. * ISRAEL TIDAK MAU MUNDUR DARI WILAYAH PENDUDUKAN Israel menolak permintaan Amerika untuk mundur dari wilayah Palestina. Senin kemarin Amerika berseru kepada PBB supaya secepat mungkin mundur dari enam wilayah Palestina yang sejak pekan silam didudukinya. Tetapi Israel bersitegang akan terus menduduki wilayah itu selama tetap ada ancaman serangan teroris kalangan Palestina. Sesudah itu tentara Israel melancarkan serangan terhadap kota Rafah di Jalur Gaza. Dalam serangan itu rumah penduduk dirusak. Pemerintah Palestina telah meminta Dewan Keamanan PBB supaya mengeluarkan perintah terhadap Israel supaya meninggalkan wilayah pendudukan itu. Sementara itu koordinator kebijakan luar negeri Uni Eropa Javier Solana mulai mengadakan perjalanan keliling Timur Tengah dalam upaya menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina. * AFRIKA LUNCURKAN INISIATIF BARU Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki mengumumkan bahwa Selasa ini ia menghadiri KTT para pemimpin Afrika di Abuja, ibukota Nigeria. Sebelumnya seorang staf kepresidenan mengumumkan bahwa Presiden Afrika Selatan ini tidak akan hadir pada pertemuan itu. Pada KTT itu akan secara resmi diluncurkan sebuah rencana yang bertujuan untuk mengangkat Afrika dari kemacetan ekonomi. Rencana yang disebut New African Initiative atau Inisiatif Afrika Baru ini, antara lain berisi rancangan untuk meringankan beban hutang luar negeri Afrika dan pembasmian penyakit aids. Presiden Mbeki mendapat dukungan Presiden Amerika George W. Bush, Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Kanselir Jerman Gerhard Schroder dalam meluncurkan rencana yang dibandingkan dengan Marshallplan, yaitu pembangunan kembali Eropa Barat setelah perang dunia kedua. Dikhawatirkan perhatian terhadap Inisiatif Afrika Baru ini akan sangat kurang karena dunia internasional lebih memperhatikan serbuan Amerika terhadap Afganistan. * RAJA SPANYOL ADAKAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE BELANDA Raja Spanyol Juan Carlos dan istrinya Ratu Sofia hari ini tiba di Negeri Belanda untuk mengadakan kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Kedua tamu negara disambut di Bandara Valkenburg oleh Ratu Beatrix dan Putra Mahkota Belanda Pangeran Willem-Alexander. Malam ini akan berlangsung perjamuan makan malam kenegaraan di Istana De Dam di Amsterdam. Dalam jamuan makan malam ini juga akan hadir tunangan Pangeran Willem-Alexander yaitu Maxima Zorreguieta. Inilah untuk pertama kalinya Maxima menghadiri sebuah jamuan makan malam pada sebuah kunjungan kenegaraan. Seperti pada penerimaan tamu, suami Ratu Beatrix, Pangeran Claus juga tidak akan menghadiri upacara jamuan makan malam di Amsterdam. Menurut RVD, Dinas Penerangan Kerajaan Belanda, kesehatan Pangeran Claus tidak mengijinkannya mengikuti upacara dan jamuan kenegaraan. * PERINTAH PENANGKAPAN TERHADAP PEMIMPN PEMBERONTAKAN MARXIS KOLUMBIA Pihak kehakiman Kolumbia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin FARC, gerakan pemberontak marxis. Ia dituduh mendalangi pembunuhan mantan menteri kebudayaan Consuelo Araujonoguera. Mantan menteri ini adalah istri jaksa agung Kolumbia. Tubuhnya yang diberondong banyak peluru ditemukan pekan lalu, seminggu setelah Araujonoguera diculik. Enam pemimpin FARC lainnya juga dicari polisi karena pembunuhan ini. Di antara mereka juga terdapat pemimpin perundingan yang atas nama pemberontak FARC mengadakan perundingan dengan pemerintah Bogota. * UNDANG-UNDANG OTONOMI KHUSUS PAPUA Intro: Rancangan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua resmi disahkan DPR menjadi Undang-Undang. Di samping perimbangan keuangan antara daerah dengan pusat dengan ratio 80-20, Undang-Undang ini mencakup pula penggantian nama Irian menjadi Papua, bendera dan lagu kebangsaan Papua. Apakah dengan UU otonomi khusus berarti telah menyelesaikan isu kemerdekaan, dan apa dampaknya terhadap perempuan Papua? Berikut Yusan Yeblo dari Jaringan Kesehatan Perempuan Indonesia Timur. Yusan Yeblo [YY]: Yang aku sangat gembira itu adalah, nama Papua itu dikembalikan. Nama asli dikembalikan jadi Papua. Itu sangat tersentuh sekali sebagai orang Papua, yah. Saya pikir ke depan, kalau kita lihat masalah lalu, mudah-mudahan bisa menjamin untuk perempuan. Jangan terulang lagi. Sebab itu kita sudah mengalami trauma yang berkepanjangan, yang sulit untuk kita bangun pemulihan itu kembali. Ke depan, saya pikir bagaimana pun masalah perempuan diperhatikan. Masalah kesehatan, masalah pendidikan untuk perempaun dan anak itu diperhatikan betul-betul oleh undang-undang yang berlaku sekarang ini. Kemudian nanti kita lihat saja, kalau sampai bagaimana-bagaimana pasti kita harus, ini demokrasi, jadi kita harus mengatakan bahwa ini tidak benar. Yang saya khawatir kemarin itu yang masalah perbandingan keuangan. Itu yang menurut saya, saya tetap belum bisa percaya. Artinya 20:80 itu bisa terlaksana benar atau bagaimana. Karena ini betul-betul pembagian kebijakan pasti buat saya sebagai perempuan belum bisa percaya seperti itu. Radio Nederland [RN]: Undang-undang otonomi khusus ini, seperti yang Mama katakan juga mencakup penggantian nama Irian menjadi Papua. Di samping itu juga mencakup mengenai bendera dan juga lagu kebangsaan. Apakah ini berarti bahwa memang inilah yang dikehendaki sebagian besar rakyat Papua? YY: Saya pikir itu hal yang paling sangat mendasar. Itu tiga hal besar. Tetapi masih ada hal yang betul-betul menyangkut pembangunan yang lain. Nah itu yang musti kita lihat lagi sama-sama. Contohnya seperti saya bisa katakan, bahwa saya bekerja selama 20-an tahun di perbatasan. Saya masih sangat sedih, saya lihat betapa sengsaranya situasi yang membuat sampai begitu jauh anak-anak tidak bisa ikut pendidikan dengan baik. Nah masalah kesehatan bagi anak-anak dan perempuan, terus masalah lagi bagaimana pendampingan perempuan-perempuan yang korban. Jadi kita lagi pikir bagaimana untuk pendampingan pemulihan kembali orang yang sudah lari ke Papua Nugini dan kembali. Ini bagaimana untuk diperhatikan seberlanjutan hidupnya. RN: Sejauh ini dari daerah lain yang telah melaksanakan otonomi daerah, timbul kecemasan atau kekecewaan masyarakat, terutama perempuannya, karena mereka merasa tidak dilibatkan dalam pelaksanaan otonomi daerah ini. Nah bagaimana ini Papua mengantisipasi hal ini, atau terlebih kelompok-kelompok perempuan? YY: Kalau saya sendiri dari jaringan, saya sudah 4 tahun yang lalu, saya dengan kawan-kawan melakukan pendidikan-pendidikan di tingkat pasif bersama perempuan. Jadi menuatkan lembaga LSM-LSM yang betul-betul pemerhati masalah gender dan HAM. Lalu di tingkat basis seperti Timika, Asmat, sebagaimana dengan wilayah perbatasan. Bagaimana kami lihat betul. Kami yang tidak dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan tentang otonomi sendiri, kami juga kehilangan informasi. Dan saya sendiri secara pribadi ragu dengan hal ini. Saya mengimbangi keraguan saya itu, ya lebih baik saya melakukan hal yang lain. Artinya pendidikan-pendidikan praktis bersama perempuan. Jadi bagaimana posisi gender di dalam adat sendiri, bagaimana agama, bisa lihat untuk melindungi perempuan, terus bagaimana perempuan sendiri bisa pertisipasi untuk melakukan hal sesuai dengan kegiatan rutinitasnya. Jadi kami sudah membaca ini sejak 4 tahunan lalu. Kita siap saja. Dan melalui jaringan ini kami juga punya harapan ke depan, bagaimana perempuan juga bisa mengambil bagian ketika ada pemilu mendatang, itu bagaimana. RN: Jadi jaringan Mama Yusan sudah 4 tahun sebelum Otsus sudah mempersiapkan diri untuk kedatangan Otsus ini. Tetapi bagaimana dari segi aparat pemerintah daerah sendiri. Nanti justru jangan-jangan dengan adanya Otsus ini muncul masalah-masalah KKN seperti yang kini terjadi di daerah-daerah lain dengan otonomi daerah? YY: Saya pikir hal ini tidak bisa disangkal yah. Karena itu kembali kepada manusia itu secara pribadi. Saya pikir biar di manapun tetap kerakusan manusia itu nampak di mana-mana. Nah itu yang tetap menjadi perhatian kita. Tetap menjadi kekhawatiran juga. RN: Dan bagaimana masyarakat bisa lebih dilibatkan untuk bisa mengawasi agar jangan terjadi hal-hal seperti itu tadi? Korupsi dan sebagainya? YY: Misalnya di Papua yah, yang sekarang ada Dewan Presidium, punya komponen-komponnen yang ada di daerah. Kami dari LSM-LSM juga, kita ini semua yang ada ini juga saya pikir itu satu hal yang kita perlu juga harus kritik. Jadi demokrasi kita harus menyatakan hal ini. Itu tergantung kita semua. Kalau kita sepakat seperti itu yah kita bisa kritik seperti itu. RN: Jadi apakah dengan adanya Undang-undang otonomi khusus ini, maka ini telah menyelesaikan isyu kemerdekaan? YY: Saya ada dua hal saya khawatir juga. Andaikata kita di dalam perjalanan melakukan pelaksanaan ini, saya pikir saya juga harus betul-betul bertanggung-jawab, dalam arti para pemegang kebijakan ini jangan terus seenaknya. Sudah ah ... ini sudah oke. Jadi kita jalan. Sebab ada kelompok-kelompok lain yang akan mengamati itu dan siap untuk mengkritik itu, atau tidak, akan segera mendesak hal ini. * KEKERASAN SULAWESI, BENARKAH ADA UPAYA GOYANG MEGAWATI? Intro: Sulawesi bergerak, begitu di Minahasa muncul aksi menentang Usamah bin Laden, orang-orang Menado yang ada di Makassar menjadi sasaran amukan massa. Mengapa orang begitu mudah tersinggung? Benarkah ada kalangan yang memancing di air keruh? Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta: Lembaga Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menyatakan tidak bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan oleh massa dan ratusan rekannya di depan kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa kemarin. Menurut Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UMI Khusnul Pangerang kepada pers di Makassar, aksi yang dilakukan massa dan mahasiswa UMI itu adalah aksi spontanitas begitu melihat tayangan di sebuah TV swasta Selasa pagi tadi. Di situ menurut kalangan mahasiswa lain beredar selebaran yang menguraikan hasil liputan di TV itu. Di dalam selebaran itu dijelaskan, berdasar berita TV swasta itu, mahasiswa yang berdemo di Minahasa Sulawesi Utara telah menghina umat agama tertentu. Selebaran inilah yang membuat massa yang sebagian besar mahasiswa UMI melakukan penghadangan dan sweeping di depan kampusnya sendiri. Sementara itu, saat berita ini diturunkan, pukul 15.11 WIB, situasi di Jl Urip Sumoharjo, lokasi sweeping, kembali normal. Arus lalu lintas lancar kembali. Dua truk aparat dari Perintis Poltabes Makassar dipimpin langsung Wakapoltabes Makassar, Kompol Udayana, masih siaga. Salah seorang korban sweeping yang dipukuli massa yang dibawa ke RS 45 hingga saat ini belum sadar. Sedang korban yang berhasil melarikan diri masuk ke kantor Bosowa Berlian Motor bernama Wira, juga telah berhasil diselamatkan polisi. Dari Minahasa sendiri diberitakan aksi demo masyarkat Minahasa pro-Amerika Serikat yang digelar Senen lalu berawal dari keprihatinan terhadap insiden WTC 11 September lalu. Namun Kapolres Minahasa Ajun Komisaris Besar Polisi Henky Kaluara menyebutkan tidak ada unsur SARA dalam aksi unjuk rasa tersebut. Ia menganggapnya hanya sebagai spontanistas belaka yang diwujudkan masyarakat Minahasa atas peristiwa 11 September di New York. Di gedung WTC itu ada saudara mereka yang bekerja di sana, katanya. Sejumlah LSM menggelar doa bersama tetapi ada kelompok yang mendandani seorang mirip Usamah Bin Laden yang diikat pada sebuah tiang. Pers juga memberitakan soal bendera Israel, Amerika Sertikat dan Inggris yang dikibarkan massa. Para demosntran itu sebelumnya sudah meminta ijin dari pihak kepolisian. Pihak Polri pun menganggap semua kativitas tetap dipantau polisi. Mereka terdiri dari beberapa LSM dan kalangan veteran yang berkumpul di lapangan untuk memanjatkan doa. Dalam pemberitaan stasiun televisi swasta disebut bahwa para demosntran berasal dari generasi muda Permesta. Tetapi pihak ormas-ormas Permesta menyatakan tidak tahu menahu mengenai demonstrasi tersebut. Di Minahasa dewasa ini, puluhan ribu ex Permesta dikoordinasi oleh Korps Pembangunan Sulawesi Utara. Mereka dipimpin oleh pensiunan perwira Kostrad, Brigjen Suhendar. Ia sendiri mengaku kepada Radio Nederland sudah menyusun 36 satgas di seluruh Minahasa. Kekuatan riielnya sekitar dua brigade. Selain kelompok yang dipimpin perwira purnawirawan TNI ini ada juga yang dipimpin John Somba dari Laskar Rakyat. John Somba adalah mantan perwira Brigade 999 atau Tripple Nine yang dahulu dikenal sangat bengis dan menindas rakyat itu. Habib Husein Alhabsyi, Presiden Ichwanul Muslimin mencurigai ada permainan kalangan kiri di belakang gerakan-gerakan yang bermaksud mengadu domba pelbagai golongan ini. Sedangkan kalangan kiri di Jakarta justru mencium permainan Cendana di belakang pelbagai aksi di Indonesia, mulai dari Front Anti Kristen dan Pemurtadan, Front Permesta dan sebagainya. Bekas-bekas Permesta yang disebut-sebut sebagai penggerak demo pro Amerika di Sulawesi Utara tidak mungkin melakukan aksi-aksi semacam itu. Kalangan pemimpin Permesta yang menggelar Perjuangan Semesta di wilayah Indonesia Timur tahun 1957 sampai tahun 1961 menyatakan tidak tahu menahu soal aksi anti Usamah Bin Laden itu. Permesta yang memperjuangkan otonomi daerah tersebut didukung oleh warga daerah yang beragama Kristen mau pun Islam. Yang memimpin di Sulawesi Selatan dahulu ialah Saleh Lahade. Di Bolaang Mongondow, Raja Manoppo. Demikian pula di daerah-daerah seperti Gorontalo dan Maluku Utara, tokoh-tokoh Islam yang giat memperjuangkan Permesta. Bahkan kampung Arab di Mando pun ikut menyiapkan pasukannya ketika pasukan Permesta menyerbu Morotai di Maluku Utara. Para pemimpin Permesta seperti Ventje Sumual justru tidak menyenangi Amerika khususnya Partai Republik, partainya Presiden George W. Bush. Alasannya, Amerika yang tadinya mendukung perjuangan Permesta tiba-tiba berbalik arah dan mendukung pemerintahan Soekarno. Akibatnya ribuan tentara Permesta menjadi korban karena Eisenhower dan Nixon mempersenjatai tentara Jakarta dengan senjata-senjata yang moderen. Karena itu Ventje Sumual mengatakan, jangan sekali-kali percaya pada mulut manis Amerika Serikat yang pada hakekatnya berpikir sebagai pedagang-pedagang saja. Habib Husein Al Habsyi yang berasal dari Maluku, mencurigai pula orang-orang dari yayasan-yasan muslimin yang katanya digerakkan orang-orang kiri. Yang juga dipertanyakan orang, mungkinkah aksi-aksi demo akhir-akhir ini dimaksudkan untuk menggoyang pemerintahan Megawati? Seorang pemimpinj Ormas Islam yakin akan hal itu. "Jelas mereka mau menggoyang Mega", katanya. Sedangkan Husein Umar dari DPP PPP menyatakan kepada pers, memang ada juga kelompok-kelompok yang tidak begitu mendukung Megawati. Tetapi aksi-aksi dari gerakan Islam itu murni. Namun dikemukakannya, penilaian kerja Mega selama 100 hari menunjukkan belum optimal. Megawati belum memberikan harapan-harapan bagi perubahan. * PAPUA MENUNTUT REFERENDUM KALAU JAKARTA NGOTOT DENGAN NKRI - NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Intro: Rancangan Undang-Undang Papua menemui jalan buntu. Tiga pokok pelik yang tidak dicapai kesepakatan, yaitu pemekaran propinsi Papua, relokasi satuan TNI dari Papua dan sumber penerimaan daerah. Jakarta merasa berat bila 80 persen pajak nasional yang dikeruk dari Propinsi Papua akan menjadi penerimaan propinsi tersebut. Dengan jalan buntu ini, maka harus ada perundingan antara Jakarta dan rakyat Papua untuk menghindari terjadinya kekerasan dan menyelamatkan rakyat dari kepentingan politiik yang tidak transparan. Berikut keterangan salah seorang tokoh Papua, pendeta Phil Erari kepada Radio Nederland: Phil Erari (PE): Ya saya kira ini soal interest, kepentingan Jakarta dan Papua yang belum bertemu. Kalau Jakarta memaksakan kehendak dan tidak memperhatikan message (pesan-red) dari orang-orang Papua melalui UU itu, saya kira Jakarta gagal, tidak membaca peluang membaharui relasi dengan orang Papua. Radio Nederland (RN): Memang menurut anda aspirasi rakyat Papua terbanyak mengingikan otonomi luas atau dalam pengertian tertentu kemerdekaan Papua? PE: Saya kira secara meluas rakyat Papua mau merdeka. Tapi karena ditolak oleh Jakarta, lalu komprominya adalah otonomi khusus. Oleh karena itu mestinya Jakarta tidak boleh menawar tawaran Papua untuk otonomi khusus yang luas. Kalau mau mendapat simpati dari rakyat Papua, mereka harus terima rancangan yang ada. Jangan diplintir, jangan dikurangi lagi. Malah harus diberi lebih banyak daripada yang diminta rakyat, kalau tidak mau memberi kemerdekaan. RN: Mungkin salah satu kendala yang paling besar ialah sikap Megawati sendiri. Karena bagi Megawati NKRI adalah sebuah dogma yang tidak bisa ditawar-tawarkan. Dalam hal ini Papua tentu tidak akan diberi kemerdekaan. PE: Oke itu menurut Mega. Dia kan anaknya Bung Karno yang memang mau setia kepada perjuangan bapaknya. Tapi dalam dinamika sekarang ini saya kira dogma seperti itu harus diuji. Apakah rakyat masih mengakui dogma seperti itu. RN: Yang jelas sekarang ini kemungkinan akan mengalami jalan buntu. Bahwa Papua tidak akan diberi otonomi lebih luas atau katakanlah tidak akan diberi kemerdekaan. Menurut anda dampak yang paling buruk yang bisa diperkirakan? PE: Dampak paling buruk, saya bayangkan, akan diterapkan tekanan militer untuk memaksa rakyat menerima otonomi khusus. Atau rakyat akan resisten untuk tidak menerima otonomi khusus. Supaya itu tidak terjadi, jalan terakhir adalah harus ada perundingan. Perundingan antara kedua belah pihak untuk mencari jalan keluar terbaik, sehingga rakyat tidak jadi korban. Saya kira yang terakhir ini saya sangat menekankan supaya karena ada jalan buntu lalu muncul kekerasan. RN: Bukannya selama ini dialog itu sudah mulai berjalan? Tapi karena mengalami jalan buntu, maka dibentuk Pansus. Nah Pansus ini mengalamai jalan buntu lagi. Nah ini kan dari kebuntuhan ke kebuntuhan baru. PE: Ya oke. Saya coba respons dulu tentang tadi soal buntuk ya. Saya kira ini akan ada rapat khusus koordinasi tim asistensi gubernur dari Jakarta untuk melihat jalan keluarnya. Harus ada jalan keluar yang ditemukan untuk menyelamatkan rakyat dari suatu kepentingan politik yang tidak transparan. Tolong diingat saja bahwa kalau Jakarta terlalu banyak memberikan tawaran, maka mandat daripada rakyat untuk negosiasi di Jakarta akan dikembalikan. Maka rakyat akan bermusyawarah kembali sebelum ke Jakarta lagi. RN: Dalam hal ini referendum begitu? PE: Ya pada akhirnya melalui suatu negosiasi yang terbuka. Salah satu alat terbaik yang diakui dunia adalah referendum. Demikian pendeta Phil Erari. --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------