---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 16 Januari 2002 14:50 UTC



** AKSI MOGOK TIGA HARI DI ACEH DIMULAI DENGAN KERUSUHAN

** MENLU AS COLIN POWELL MULAI KUNJUNGAN KELILING DI ASIA SELATAN

** TOPIK GEMA WARTA: PEMOGOKAN MASSAL TIGA HARI DI ACEH DIMULAI

** TOPIK GEMA WARTA: PAPUA DAN ACEH TELAH TIBA DI TITIK JENUH

** TOPIK GEMA WARTA: MEGAWATI SUDAH BUKAN LAGI PEMIMPIN KALANGAN
BURUH



* AKSI MOGOK TIGA HARI DI ACEH DIMULAI DENGAN KERUSUHAN

Aksi mogok massal tiga hari di Aceh dimulai dengan berbagai
kerusuhan. Sepuluh orang tewas akibat insiden tembak menembak di
sebuah kompleks industri di Lhokseumawe dan sejumlah ledakan di ibu
kota Banda Aceh. Toko-toko dan sekolah-sekolah tutup, dan di banyak
tempat angkutan umum terhenti. Pasukan TNI berpatroli di jalan-jalan
Banda Aceh. Gerakan Atjeh Merdeka menyatakan aksi mogok massal tiga
hari sejak Rabu ini, untuk mencari perhatian internasional atas kasus
Aceh dan memprotes rencana pemerintah Jakarta menghidupkan kembali
Kodam Iskandar Muda.


* MENLU AS COLIN POWELL MULAI KUNJUNGAN KELILING DIA ASIA SELATAN

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell tiba di Pakistan,
negara pertama yang disinggahinya sehubungan kunjungan keliling di
Asia Selatan. Powell disambut oleh Presiden Pakistan Pervez
Musharraf. Kunjungan menlu AS di Islamabad sepenuhnya bertujuan
membahas krisis antara Pakistan dengan negara tetangga India. Powell
juga akan berkunjung ke India minggu ini. Pemerintah India telah
mengirim beberapa ratus ribu tentara ke wilayah perbatasan dengan
Pakistan, setelah insiden pembunuhan di gedung parlemen di New Delhi
bulan lalu. Sebelum memulai kunjungan Menteri Powell memuji
langkah-langkah yang diambil pemerintah Islamabad, untuk memberantas
kelompok-kelompok ekstremis-muslim. Pakistan mengumumkan telah
menahan sekitar 2000 orang yang dituduh anggota kelompok
ekstremis-muslim. Diperkirakan Powell akan meminta India mengambil
langkah-langkah positif untuk mengurangi ketegangan antara kedua
negara. Akhir pekan ini Menlu Powell akan tiba di Nepal, yang dilanda
pertikaian dengan para pemberontak aliran Mao.


* PECAH PERTIKAIAN BARU DI JOLO, FILIPINA

Lima orang tentara Filipina tewas dalam pertikaian baru di Pulau
Jolo. Dua hari terakhir 37 orang tewas akibat kerusuhan terbaru yang
dimulai Selasa kemarin, sewaktu demonstrasi mendukung pemimpin
separatis Islam Nur Misuari. Misuari ditahan November tahun lalu di
Malaysia setelah sebelumnya pecah pemberontakan di Jolo. Setelah
diekstradisi ke Filipina Januari lalu, ia dipindahkan ke sebuah kamp
tahanan di selatan ibukota Manila.


* API KEBAKARAN DI AUSTRALIA SEBAGIAN BESAR TELAH PADAM

Kebakaran hutan terbesar di negara bagian New South Wales Australia
berhasil dipadamkan. Sebagian besar api padam akibat angin kencang
dan hujan deras yang jatuh di wilayah pantai selatan dan di sekitar
kota Sydney. Selasa kemarin diberitakan 15 pusat kebakaran baru, yang
kemungkinan besar, seperti api kebakaran lainnya, disengaja.
Kebakaran hutan terbesar di Australia yang dimulai hari Natal tahun
lalu, telah menghanguskan 650.000 hektar tanah dan 150 rumah tinggal.
Kerugian yang diderita flora dan fauna dilaporkan luar biasa.


* PALESTINA TAHAN PEMIMPIN FRONT PEMBEBASAN RAKYAT

Polisi Palestina menahan pemimpin Front Pembebasan Rakyat, Ahmed
Saadat di Ramallah. Kelompok radikal ini dituduh bertanggung jawab
atas pembunuhan Menteri Pariwisata Israel Rehavam Ze'evi, tiga bulan
lalu. Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dalam reaksinya mengatakan,
penahanan palsu merupakan bagian dari berbagai kebohongan yang
diperbuat Pemimpin Palestina Yasser Arafat. Sharon sebelumnya
menyatakan, Arafat baru dapat meninggalkan Ramallah apabila ia
menahan Saadat dan para pembunuh Ze'evi. Sejak satu bulan lalu
pemimpin Palestina ini tidak dapat keluar dari Ramallah, dan tidak
diperbolehkan bepergian di wilayah Israel. Sementrara itu di wilayah
Tepi Barat dan Jalur Gaza ratusan warga Palestina turun ke jalan
menuntut pembebasan Saadat. Demo ini juga dilakukan di depan kantor
Arafat di Ramallah.


* KEDUA PEMIMPIN SIPRUS MEMULAI PERUNDINGAN PERDAMAIAN

Presiden Siprus-Yunani Glafcos Klerides dan Pemimpin Siprus-Turki
Rauf Denktash mulai Senin mendatang, akan bertemu tiga kali seminggu
untuk mencari jalan keluar bagi konflik antara kedua wilayah Siprus.
Demikian disetujui Rabu ini, sewaktu pertemuan di bandara Nicosia
yang diawasi oleh PBB. Rabu ini untuk pertama kali dalam 25 tahun,
kedua pemimpin memulai pembicaraan resmi mengenai kemungkinan
penyatuan kembali kedua wilayah. Baik Glafkos Klerides maupun Rauf
Denktash memulai perundingan tanpa penentuan persyaratan atau agenda
pembicaraan terlebih dulu. Kesediaan untuk berunding ini juga ada
hubungannya dengan keinginan Siprus untuk menjadi anggota Uni Eropa.
Apabila perundingan berjalan positif, maka menurut rencana akan
ditetapkan kerangka perdamaian bulan Juni mendatang. Tetapi saat ini
kedua belah pihak terlebih dulu harus menyelesaikan berbagai
perbedaan pendapat. Misalnya Denktash ingin agar bentuk negara baru
sebuah federasi dengan dua negara bagian, sementara Siprus Yunani
ingin satu negara.


* PRESIDEN RUSIA TIBA DI POLANDIA

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Polandia dalam rangka kunjungan
resmi dua hari. Untuk pertama kali setelah delapan tahun, seorang
pemimpin Rusia datang di Polandia. Pemerintah progresif Polandia
mengharapkan kunjungan tersebut dapat memperbaiki hubungan dengan
Rusia. Kedua negara selalu bersitegang sehubungan pembunuhan massal
yang dilakukan sebelum dan sewaktu Perang Dunia II, dan masuknya
Polandia sebagai anggota Pakta Warsawa. Pemerintah Polandia
mempersiapkan kunjungan Putin ini secara terperinci. Penampilan
presiden Rusia di muka umum sangat dibatasi untuk mencegah
konfrontasi dengan para demonstran.


* AMERIKA SERIKAT ANCAM KELUARKAN SANKSI TERHADAP ZIMBABWE

Amerika Serikat mengancam akan mengeluarkan sanksi terhadap Zimbabwe
apabila Presine Robert Mugabe tidak dapat menjamin pemilu yang akan
dilangsungkan Maret mendatang, berjalan dengan jujur. Selain itu
harus ada perbaikan ekonomi dan sosial di negara tersebut, yang
menurut Washington telah dihancurkan oleh Mugabe. Pemerintah Amerika
mengatakan telah berbicara dengan sejumlah negara mengenai jenis
sanksi yang akan diberlakukan terhadap Mugabe dan sejumlah pemimpin
Zimbabwe lainnya. Misalnya juga akan dikeluarkan larangan untuk
bepergian. Selasa kemarin Mugabe menjanjikan pemilu yang jujur,
walaupun parlemen negara tersebut menyetujui dua undang-undang yang
sangat ditentang minggu lalu. Di dalamnya ditetapkan pemerintah
sekarang mempunyai wewenang besar untuk menindak para demonstran dan
kritikus pemerintah lainnya. Selain itu ditetapkan untuk menolak
semua pengamat selama pemilu, dan lebih dari satu juta warga Zimbabwe
yang berada di luar negeri dilarang untuk memberikan suara.


* PEJUANG TALIBAN ASAL AMERIKA AKAN DIADILI LEWAT PENGADILAN FEDERAL

John Walker-Lindh, pejuang Taliban asal Amerika Serikat akan disidang
di depan pengadilan federal dan bukannya pengadilan militer. Karena
itu kemungkinan besar ia tidak mendapat hukuman mati. Warga
California yang berusia 20 tahun ini dituduh mengkhianati negara
karena berniat membunuh sebanyak mungkin warga Amerika di luar
negeri. Selain itu ia juga dituduh anggota organisasi teror. Apabila
Walker dinyatakan bersalah, maka ia dapat dijatuhi hukuman penjara
seumur hidup. Pejuang Taliban tersebut ditahan tentara Amerika
sewaktu pertikaian berdarah di kota Mazar-i-Sharif di Afganistan.
Saat ini ia masih ditahan di sebuah kapal marinir Amerika yang
bertugas di Laut Arab.


* PEMOGOKAN MASSAL TIGA HARI DI ACEH DIMULAI

Gerakan Aceh Merdeka menyerukan pemogokan massal selama tiga hari
mulai hari Rabu ini sebagai protes akan tindak kekerasan TNI di Aceh
dan rencana penghidupan kembali Kodam Iskandar Syah. Pada hari
pertama ini diberitakan paling kurang 6 orang tewas akibat ledakan
dan tembakan. Di Lhokseumawe diberitakan terjadi beberapa ledakan,
seperti juga pada pagi hari terdengar sebuah ledakan di Banda Aceh.
Kehadiran aparat keamanan di jalan-jalan mencolok. Dengan corong
pengeras suara polisi mengajak penduduk melakukan kegiatan mereka
sehari-hari. Tapi apakah kehidupan di Aceh berlangsung sebagaimana
biasa pada hari pertama pemogokan tiga hari ini. Kami tanyakan pada
Iskandar Syah, wartawan harian Waspada di Banda Aceh:

Iskandar Syah [IS]: Hari pertama aksi mogok berlangsung tertib,
meskipun sejumlah aparat keamanan dikerahkan untuk mengantisipasi
kemungkinan hal yang tidak diinginkan. Sementara di kota Banda Atjeh,
arus lalu lintas berlangsung normal kecuali sejumlah angkutan umum
dalam kota tidak beroperasi. Hanya beberapa saja umumnya sebagai
antisipasi aparat keamanan, khususnya dari satuan lalu lintas itu
mengerahkan sejumlah armada yang mereka miliki, termasuk Damri dan
beberapa truk untuk mengangkut warga yang hendak bepergian. Dan
dikemudikan oleh aparat kepolisian sendiri.

Radio Nederland [RN]: Apakah sekolah-sekolah buka, toko-toko buka
atau tutup semua?

IS: Ada sebagian kecil yang buka. Toko-toko di Banda Atjeh khususnya
di pusat-pusat perbelanjaan itu umumnya pada tutup, begitu juga
dengan sekolah-sekolah. Memang pada pagi hari para guru dan beberapa
murid datang ke sekolah, namun akhirnya mereka kembali karena banyak
diantara murid yang tidak bersekolah.

RN: Demikian juga kantor-kantor?

IS: Ya. Di kantor pemerintah sama halnya, hanya sebagian kecil yang
masuk kantor pada hari ini.

RN: Pemogokan ini direncanakan akan berlangsung selama tiga hari?

IS: Tiga hari, dari 16 sampai dengan 18.

RN: Hari pertama ini berlangsung tertib menurut perkiraan anda?
Apakah akan dipatuhi selama tiga hari?

IS: Saya melihat pada hari ini banyak diantara warga yang tutup dan
khawatir untuk membukanya. Karena memang ada seruan yang
mengatas-namakan Tengku Abdullah Syafe'i untuk melakukan mogok.
Kayaknya untuk besok kita belum bisa memastikan, mengingat pada hari
inijuga meskipun dikatakan mogok total, tetapi juga banyak kendaraan
yang lalu lalang khususnya kendaraan pribadi dan kendaraan roda dua.
Itu banyak yang lalu lalang di Banda Atjeh.

RN: Anda sebagai wartawan bisa bekerja normal?

IS: Ya. Kita bisa beraktivitas sebagaimana biasanya dan malah
memantau sampai ke pelosok-pelosok.

RN: Tujuan pemogokan ini adalah memprotes tindak kekerasan di Atjeh.
Menurut pengamatan anda pemogokan ini senjata yang ampuh?

IS: Saya tidak bisa memastikan. Tetapi yang kita dapat informasi
terutama dari pihak GAM, mereka memprotes aksi kekerasan yang diduga
dilakukan oleh aparat keamanan dengan harapan internasional untuk
melihat Atjeh lebih konkrit.

RN: Jadi ini tujuannya adalah mendapatkan perhatian dunia
internasional?

IS: Ya benar.

RN: Tapi mengapa saat pemogokan itu dipilih sekarang ini?

IS: Ada beberapa sumber di Banda Atjeh menyebutkan bahwa ini
berkaitan juga dengan rencana kunjungan Wakil Presiden Hamzah Haz ke
Banda Atjeh. Namun sejauh ini, Wakil Presiden sendiri belum ada satu
keputusan yang konkrit bahwa akan berkunjung pada hari ini di Banda
Atjeh. Tetapi yang jelas, beliau sudah tiba di Atjeh Singkil dan
Semelu pada hari ini, untuk membuka seminar internasional mengenai
Hamzah Fansuri.

RN: Lalu menurut anda bagaimana pemilihan saatnya?

IS: Saya tidak tahu barometer apa yang mereka gunakan sampai memilih
waktu pada hari ini. Tetapi yang jelas dalam hampir seluruh
pemberitaan Tengku Abdullah Syafe'i mengatakan bahwa aksi mogok
massal itu berlangsung mulai tanggal 16 hingga 18 Januari.

RN: Kalau anda katakan mogok massal, tapi melihat lalu lintas di
Banda Atjeh tampaknya kecuali kendaraan umum hampir dikatakan normal,
berartu tidak begitu sukses yah pemogokan massal ini?

IS: Ya, untuk hari pertama kalau dikatakan tidak begitu sukses. Tapi
kenyataannya di lapangan bahwa banyak toko-toko yang tutup dan
pusat-pusat perbelanjaan itu yang tutup, kecuali aktivitas
transportasi, dan itu pun banyak diantisipasi oleh aparat keamanan.



* PAPUA DAN ACEH TELAH TIBA DI TITIK JENUH

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Made Mangku Pastika, akhirnya sulit
pula untuk mengelak bahwa anggota satuan Kopassus besar kemungkinan
terlibat dalam pembunuhan pemimpin Papua Theys Hiyo Eluay, November
yang lalu. Sementara itu ada pertanda bahwa pemerintah pusat kini
harus melangkah mundur, dan mengalah pada tuntutan-tuntutan Papua.
Sedangkan di beberapa kabupaten Aceh, ketegangan meningkat berkenaan
dengan aksi mogok total yang memprotes keputusan pembentukan Kodam
Aceh. Semua itu menunjukkan bahwa kedua daerah konflik itu, Papua dan
Aceh, telah mencapai titik jenuh yang menuntut perhatian serius
Jakarta. Ulasan redaksi di Hilversum:

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Made Mangku Pastika, sejak mula,
memang tidak pernah menutup kemungkinan keterlibatan Kopassus dalam
pembunuhan Theys Eluay. Tetapi setelah polisi setempat dan tim
penyelidik Komnas HAM bulan lalu gagal mengusut, pihak aparat di
Jakarta terpaksa mendatangkan tim polisi militer Puspom, yang
mempunyai wewenang untuk memeriksa anggota TNI. Tetapi tim Puspom ini
pun rupanya menemui kealotan dalam upaya pemeriksaan, sehingga harus
mendatangkan sejumlah anggota penyidik baru dari korps yang sama.
Dengan demikian Kapolda Mangku Pastika pun sulit untuk mengelak bahwa
Kopassus terlibat pembunuhan. Pernyataannya, sebagaimana dikutip
beberapa harian ibukota, sebenarnya menunjukkan dia nyaris mengakui
keterlibatan Kopassus itu, tetapi harus berhati-hati untuk tidak
serta merta mencapnya sebagai tersangka.

Sejak mula kejadian, Kopassuss memang sudah tersudut. Pihak
Kopassuslah yang mengundang Theys Eluay pada jamuan makan malam dalam
rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2001, kemudian Kopassus
pulalah yang menjemput dan menghantar pulang almarhum Theys. Theys
sendiri kemudian ditemukan tewas dalam mobil Kijang yang berada di
wilayah dekat markas Kopassus Tribuana. Supir Theys, Aristoteles,
saksi kunci pembunuhan, akhirnya lari, masuk ke dalam markas Kopassus
dan sampai kini belum ditemukan. Baru-baru ini, Ismail Nally, seorang
saksi kunci peristiwa raibnya Aristoteles, dipanggil Kopassus untuk
diperiksa dan terpaksa meminta perlindungan polisi.

Seluruh rangkaian itu mau tak mau menyudutkan Kopassus dan Jakarta
pun kini harus mengakui kenyataan ini, dan melakukan penyidikan yang
lebih terandal. Pernyataan Mensesneg Bambang Kesowo malah sudah
mengesankan sebuah konsesi politik dengan ajakan untuk menyertakan
pihak Dewan Presidium Papua ke dalam tim penyidik nasional, dan tidak
melibatkan unsur-unsur pemerintah ke dalam penyidikan nasional
tersebut. Yang terakhir ini, tentu saja, untuk mengelak desakan
sejumlah LSM HAM Papua, Elsham dan LBH, yang menuntut penyidikan
internasional. Sejumlah LSM memang beranggapan, seluruh lembaga
negara, sampai termasuk Presiden Megawati Soekarnoputri sendiri,
adalah pihak yang terlibat dalam kejahatan negara, karena LSM LSM
tadi memandang kasus Theys sebagai pelanggaran berat hak-hak asasi
manusia.

Jakarta, tentu, tidak akan mengabulkan tuntutan ini, akan tetapi
dampak peristiwa Theys Eluay, dan kemarahan rakyat Papua telah
menunjukkan bahwa pemerintah pusat mengalami kekalahan politik dan
mulai mengambil langkah baru. Kekalahan terbesar Jakarta adalah
pembatalan kunjungan Kepala Negara pada Hari Natal yang lalu, yang
sedianya sekaligus dimaksud untuk menyerahkan paket otonomi khusus
kepada propinsi Papua. Sekarang, dengan merayu gerakan
pro-kemerdekaan Dewan Presidium Papua agar ikut dalam tim penyidik
nasional yang ditolak oleh lembaga lembaga HAM, Jakarta tampaknya
justru berupaya menyebar benih perpecahan.

Pada minggu yang sama, perkembangan di daerah konflik yang lain,
yaitu Aceh, juga menunjukkan bahwa Jakarta mulai mengambil langkah
baru karena terdesak, yaitu dengan memutuskan membentuk Kodam
tersendiri bagi Aceh. Selain itu sejumlah kabupaten Aceh akan ditata
kembali, kawasan Leuser-Antara akan dijadikan propinsi tersendiri dan
Jakarta menyiapkan Aceh-Desk, yang diketuai oleh Menteri Agama.
Dengan berakhirnya Inpres nomor tujuh Februari yang akan datang, yang
merupakan perpanjangan Inpres nomor empat April lalu, pemerintah
pusat tampaknya akan menggantikan solusi-ad-hoc semacam Kolakops,
dengan memaksakan solusi dari Jakarta yang tuntas dan menyeluruh.

Akan tetapi, menjadi tanda tanya besar, baik bagi Aceh maupun Papua,
apakah solusi-solusi yang sedang disiapkan Jakarta dapat memacu
perdamaian, rekonsiliasi dan memenuhi aspirasi rakyat setempat.
Perundingan dengan GAM, Gerakan Atjeh Merdeka, pembentukan otonomi
khusus Naggroe Aceh Darussalam dan pemberlakuan Syariah Islam,
rupanya, belum merupakan jawaban yang memuaskan. Kalau Jenderal
Wiranto dulu, menyusul pecahnya konflik di Maluku tahun 1999,
berhasil menggolkan gagasan pembentukan Kodam Pattimura, maka tidak
mengherankan Jakarta kini memaksakan Kodam baru bagi Aceh. Menarik
bahwa KSAD Jenderal Endriartono mengaku tidak tahu menahu tentang
Kodam Aceh. Jadi para petinggi TNIAD sendiri rupanya menyadari
konsekuensi Kodam baru yang ditolak rakyat Aceh itu, dan karenanya,
menggeser tanggungjawab politiknya kepada Menteri Pertahanan Matori
sebagai pihak yang dianggap melaksanakan kodam baru tersebut. Tidak
hanya kalangan pengamat, tapi juga kalangan rakyat setempat kini
khawatir, kodam baru itu hanya akan menyalakan api konflik dan
meningkatkan pelanggaran hak-hak asasi manusia di Aceh.

Sebaliknya, di Papua, tim penyidik nasional yang menyertakan Dewan
Presidium Papua pun belum tentu akan mampu memuaskan aspirasi
setempat. Berbeda dengan Aceh, Papua tidak mempunyai perlawanan
bersenjata yang serius, akan tetapi, sejak Konggres Rakyat Papua
kedua Juni 2000, apalagi setelah pembunuhan Theys Eluay, boleh jadi,
legitimasi dan dukungan rakyat bagi gerakan pro-kemerdekaan di Papua,
lebih kuat dan meluas, ketimbang di Aceh. Yang terang, perkembangan
pekan belakangan menunjukkan kedua daerah konflik tersebut sudah
mencapai titik jenuh terhadap aparat aparat pusat. Tapi, akan
mampukah Presiden Megawati yang bekerjasama erat dengan kalangan
tentara ini, membuka inistiaf baru untuk mengendalikan
aparat-aparatnya?


* MEGAWATI SUDAH BUKAN LAGI PEMIMPIN KALANGAN BURUH

Intro: Harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat paling telak
memukul kalangan buruh. Padahal kaum buruh ini dulu sempat merupakan
tulang punggung kemenangan PDIP. Bagaimana sebenarnya sikap Megawati
terhadap gerakan buruh? Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut
dari Jakarta:

Menginjak permulaan tahun 2002 ini, Pemerintahan Megawati mesti
pasang kuda-kuda. Kalangan buruh dan miskin kota mulai protes naiknya
harga-harga. Demonstrasi mulai terlihat di jalan-jalan protokol
ibukota. Misal yang dilakukan oleh Liga Mahasiswa Nasional untuk
Demokrasi (LMND) di Jakarta, Lampung dan Medan. Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia yang tampak akomodatif dengan Menteri Perburuhan
Jacob Nuwawea pun mulai melancarkan protes ke Mega. Berarti dukungan
politik dari rakyat kecil kepada Megawati Soekarnoputri sudah mulai
berkurang.

Apalagi sekitar 2 juta rakyat miskin di Jakarta utamanya di Teluk
Gong kini mulai digusur oleh pemerintahan Megawati, lewat Gubernur
Sutiyoso. Kalangan LSM melihat kegalauan buruh saat ini antara lain
disebabkan akumulasi beberapa hal. Di antaranya penundaan upah hingga
akhir Desember oleh PTUN. Lalu penggusuran para pekerja informal di
Jakarta. Di samping itu kembalinya Liem Soei Liong ke BCA juga
menjengkelkan para pemimpin buruh dan LSM radikal. Umumnya para
pemimpin buruh sudah mendesak Megawati mengganti kabinetnya yang
berbau Orba.

Megawati dalam hal ini tidak banyak berbeda dengan Gus Dur yang sejak
awal pemerintahannya telah merangkul kelompok Orde Baru. Mega pun
akan jatuh karena ketergantungannya pada Orde Baru, kata seorang
pemimpin buruh. Dan yang membuat kesal para pemimpin Serikat Buruh
seperti Muchtar Pakpahan dan Dita Sari Indah bahwa hinga saat ini
Megawati tidak pernah pidato dan membuat pernyataan-pernyataan
politik mengenai nasib kaum buruh. Memang berbeda dengan bapaknya,
Mega itu lebih senang bergaul dengan para pemilik modal seperti Peter
Sondak, Sinivasan, Prayogo, William Suryajaya dan sejenisnya.
Orang-orang ini sempat membiayai kampanye Megawati. Ketua Umum
PDI-Perjuangan itu oleh karenanya tidak pernah menyebut-nyebut kata
buruh selama berkampanye pada Pemilu tahun 1999.

Kini para pemimpin serikat buruh kecewa dengan  kinerja
menteri-menteri Kabinet Presiden Megawati. Karena lamban melakukan
antisipasi, dalam waktu empat bulan bekerja, mereka telah menambah
sekitar empat juta pengangguran. Menambah hutang. Dan harga
bahan-bahan kebutuhan pokok semakin mencekik. Pendek kata, kabinet
Megawati dinilai tidak memiliki kepekaan terhadap krisis. Buktinya,
dalam situasi yang sedemikian sulit, atas nama pengurangan subsidi,
pemerintahan Megawati justru menaikkan harga BBM, Listrik dan
Telepon.

Dalam hal ini Megawati dinilai sama seperti Gus Dur dan Habibie
sangat loyal pada kebijakan IMF yang sudah jelas terbukti gagal di
Argentina. Padahal IMF itu ibarat institusi keuangan sperti bank
selalu menekankan pada penghematan. Sedang kondisi riil yang dihadapi
pemerintah ialah untuk menggerakkan ekonomi perlu diberi penekanan
pada spending atau perbesaran pengeluaran. Karena sektor swasta yang
diharapkan sudah mati suri.

Menurut Muchtar Pakpahan, pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia,
di satu sisi saat ini memang ada kebebasan-kebebasan. Namun saran
yang dipenuhi dalam kebebasan-kebebasan itu tidak menyentuh rakyat
kecil. Memang, rakyat kecil bisa bicara tapi tidak didengar untuk
menjadi dasar kebijakan. Kalangan lain mengemukakan contoh missal
Gubernur DKI Sutiyoso. Mana pernah dia mendengar rakyat kecil. Tukang
becak, gubug-gubug, tukang dagang asongan, semua disikat habis.

Sementara strategi pemerintah untuk menampung tenaga kerja belum ada,
sehingga kebijakannya menambah panjang daftar pengangguran. Padahal
mereka merupakan pendukung setia PDI-Perjuang. Tidak mengherankan
jika mereka kini mereka ramai-ramai mengembalikan kartu tanda anggota
PDI-Perjuangan. Sekarang ini bagi dua juta rakyat miskin Jakarta,
Wardah Hafidz merupakan tokoh idola. Wardah sudah sudah mengambil
alih symbol kepemimpinan wong cilik mengingat Mega sekarang lebih
sibuk mengurus bunga-bunga di Istana di samping acara-acara ritual
yang tak ada sangkut pautnya dengan kepentingan rakyat. Tidak
mengherankan bila tanda-tanda kemarahan rakyat mulai terlihat.

Akankah tanda-tanda ini merupakan isyarat jatuhnya pemerintahan Mega?
Muchtar Pakpahan mengatakan, ternyata dia bukan putri Sukarno.

Muchtar Pakpahan: Argumentasi saya juga di mana-mana, karena begini:
dia kan putri presiden, mestilah lebih hebat dia dari bapaknya.
Karena bapaknya sendiri tidak putra presiden bisa hebat. Begitu kan?
Itu argumentasi genetika, saya buat dulu. Ternyata setelah dia
menjadi presiden, dari sudut praktek kepemerintahan, politik dan
bermasyarakat dia tidak putri Soekarno. Visi, strategi, kecintaan
kepada rakyat kecil, kebersamaan, solidaritas, dia tidak putrinya
Soekarno.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke