---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Jumat 08 Februari 2002 14:40 UTC



** LIMA TENTARA FILIPINA TEWAS DIHADANG PEMBERONTAK MUSLIM

** AMERIKA SERIKAT TETAP DESAK ARAFAT HENTIKAN KEKERASAN ANTI-ISRAEL

** KOREA UTARA BERSEDIA LAKUKAN DIALOG DENGAN AMERIKA SERIKAT

** TOPIK GEMA WARTA: DEMO FPI DI DEPAN KEDUBES AMERIKA DI JAKARTA

** TOPIK GEMA WARTA: TEMU RAYA X-TANAPOL



* LIMA TENTARA FILIPINA TEWAS DIHADANG PEMBERONTAK MUSLIM

Di Filipina Selatan dipastikan lima tentara Filipina tewas akibat
penghadangan oleh pemberontak muslim. Manila menduga pengahadangan
itu dilakukan oleh para pengikut pemberontak muslim Nur Misuari.
Misuari adalah mantan gubernur Daerah Otonomi Mindanao. Akhir tahun
lalu ia ditangkap, setelah mengorganisir pemberontakan. Ia bermaksud
menghalangi dilangsungkannya pemilihan lokal, yang bisa mengancam
kedudukannya sebagai gubernur. Para pengikut Misuari yang bersenjata
masih tetap aktif di kawasan Pulau Jolo.


* AMERIKA SERIKAT TETAP DESAK ARAFAT HENTIKAN KEKERASAN ANTI-ISRAEL

Amerika Serikat tetap mendesak Presiden Palestina Yasser Arafat untuk
menhentikan tindak kekerasan anti-Israel, tetapi tidak berniat
memutuskan hubungan dengan Arafat. Demikian ditandaskan Presiden
George W Bush dalam perundingannya dengan Perdana Menteri Israel
Ariel Sharon. Israel berpendapat Amerika harus lebih keras menekan
Palestina, dan Sharon menganggap Arafat sebagai kendala  bagi
langkah-langkah perdamaian. Presiden Bush mengatakan, Washington
mendukung berdirinya negara Palestina, tetapi hal itu tidak akan
terjadi, selama belum ada pelaksanaan langkah-langkah perdamaian yang
sudah dicapai. Bush sudah  empat kali menerima Perdana Menteri Israel
itu di Gedung Putih, sedang Arafat belum pernah mengunjungi Bush.


* KOREA UTARA BERSEDIA LAKUKAN DIALOG DENGAN AMERIKA SEIRIKAT

Korea utara membuka kemungkinan dialog dengan Amerika Serikat.
Demikian diungkapkan utusan Korea Utara untuk PBB, Pak Gil Yon. Pekan
lalu Presiden George W Bush mencap Korea Utara, Iran dan Irak sebagai
'poros kejahatan', walaupun demikian Pyongyang menyatakan bersedia
melakukan dialog. Amerika Serikat menuduh Korea Utara memproduk dan
mengekpor senjata-senjata pemusnah massal. Bush mengancam, perang
melawan terorisme juga bisa menyasar Korea Utara, kalau negeri itu
membantu terorisme. Sementara itu Korea Selatan yang sedang
pengupayakan pendekatan dengan Korea Utara, mengkritik Bush atas
pernyataan-pernyataan kerasnya terhadap Korea Utara. Selang dua pekan
mendatang Bush akan melakukan kunjungan ke Seoul.


* KEPUTUSAN BUSH MENYULUT KRITIK ORGANISASI-ORGANISASI HAM

Organisasi-organisasi HAM mengkritik tajam terhadap keputusan
Presiden Amerika Serikat George W Bush, bahwa Konvensi Jenewa hanya
akan dikenakan terhadap tawanan tentara Taliban, dan tidak terhadap
para anggota jaringan teroris al-Qaeda. Para pengritik  berpendapat,
para tawanan al-Qaeda juga harus   diperlakukan sebagai tawanan
perang. Keputusan Washington memberlakukan Konvensi Jenewa terhadap
anggota tentara Taliban berarti antara lain para tawanan itu punya
hak untuk tidak berbicara dalam pemeriksaan. Berarti juga mereka
harus segera dikirim kembali, setelah bentrokan-bentrokan di
Afganistan berakhir. Dalam pekan-pekan belakangan Amerika Serikat
dihujani kritik atas perlakuannya terhadap para tawanan dari
Afganistan yang ditahan di basis marine  Guantanamo, Kuba. Di
pangkalan Amerika di Kuba itu terdapat 180 tawanan yang kebanyakan
berasal dari Saudi Arabia. Di Afganistan masih ditahan sekitar 300
tawanan.


* 400 ORANG DISELAMATKAN DARI TEROWONGAN SALANG DI AFGANISTAN

Para pekerja pertolongan di Afganistan  membebaskan lebih dari 400
orang dari terowongan Salang. Mereka terjerambab dalam terowongan itu
akibat terjadinya tanah longsor dan menutup kedua pintu masuk
terowongan. Lima orang  tewas akibat kedinginan dan tidak bisa
bernapas. Di dalam terowongan tersbut tidak  terdapat sistem
ventilasi. Pekerjaan pertolongan terhalang oleh cuaca buruk, badai
salju dengan suhu 20 derajat di bawah nol. Terowongan Salang terletak
ketinggian 4.100 meter, dan merupakan lintasan penguhubung terpenting
antara ibukota Kabul dan kota Mazar-i-Sharif  di Utara.


* IRAN TOLAK DUBES BARU iNGGRIS UNTUK TEHERAN

Iran  menolak Duta Besar baru Inggris di Teheran. Sebagai tanggapan
atas penolakan itu, London melakukan pembatasan terhadap kegiatan
Dubes Iran di London. Diplomat Inggris, David Raddaway di akhir tahun
tujuhpuluhan juga pernah ditempatkan di Iran sebagai Kuasa Usaha
Inggris di Teheran semasa krisis kaus penulis Slaman Ryshdie.
Setelah dipulihkannya hubungan diplomatik di tahun 1999, London
berniat  menempatkan  Reddaway di Teheran sebagai Duta Besar.
Pemerintah Inggris menyatakan, tidak berniat menunjuk Dubes yang
lain.


* BANK DUNIA SEDIAKAN 500 JUTA BAGI PROYEK ANTI-AIDS DI AFRIKA

Bank Dunia menyediakan dana pinjaman 500 juta dolar bagi proyek
anti-Aids di Afrika.  Akhir tahun lalu bank tersebut juga menyediakan
dana yang sama besarnya bagi proyek itu. Dana tersebut untuk
membeayai  kampanye pencegahan seperti pengurusan dan perawatan di 15
negara sebelah Selatan Sahara. Presiden Bank Dunia, James Wilfensohn
tahun lalu, ketika berlangsung KTT 22 kepala negara Afrika, berjanji
akan meningkatkan bantuan keuangan untuk kampanye anti-Aids itu.


* DEMO FPI DI DEPAN KEDUBES AMERIKA DI JAKARTA

Terik matahari yang menyengat siang itu tak mengganggu sama sekali
sekelompok orang yang   berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar
Amerika Serikat di Jakarta.

Suasana demonstrasi FPI

Mereka, Front Pembela Islam, menghujat serangan Amerika ke
Afghanistan bulan Oktober lalu.

Front Pembela Islam atau FPI dikenal sebagai salah satu kelompok
Islam garis keras di Indonesia. Kelompok Islam seperti inilah yang
belakangan diincar pemerintah Amerika Serikat akibat tragedi
ambruknya menara WTC New York September lalu. Pemerintahan George W.
Bush menuduh jaringan Al Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin berada di
balik tragedi itu. Sejak itulah berbagai kelompok Islam di dunia yang
dituduh terkait Al Qaeda menjadi sasaran kampanye Amerika untuk
dibasmi.

Di Indonesia, Amerika juga mencurigai adanya kelompok Islam yang
terkait Usamah. Meski tak terang-terang menyebut nama, Amerika
meminta Presiden Megawati Soekarnoputri supaya menekan
kelompok-kelompok yang dimaksud. Amerika juga minta Indonesia ikut
serta dalam kampanye anti terorisme sedunia. Namun pengamat politik
Arief Budiman menilai Mega tak akan menindak tegas kelompok ini.
Sebab pemerintah justru memanfaatkan kelompok-kelompok ini.

Arief Budiman : Kampanye anti terorisme dunia yang dilancarkan oleh
AS itu dimanfaatkan secara terbatas oleh kelompok Megawati sekarang.
Tampaknya juga memang kelompok garis keras Islam ini ada kerjasama
dengan militer kalau melihat kasus di Ambon di Poso waktu  zaman
Abdurrahman Wahid. Dengan demikian ada keseganan dan militer juga
membutuhkan kelompok-kelompok seperti itu untuk memberikan perannya.
Karena kalau Indonesianya aman sekali militer makin tersingkir dari
forum politik.

Namun pemerintah Amerika Serikat nampaknya membiarkan sikap lunak
Megawati. Sebab, demikian Arief Budiman, Amerika juga berhitung, jika
pemerintahan Mega jatuh, kelompok Islam garis keras justru akan
diuntungkan.

Namun, negara-negara tetangga Indonesia justru memanfaatkan isu
terorisme untuk menggebuk lawan-lawan politik pemerintah yang
berkuasa. Di Malaysia para aktivis Islam garis keras ditangkapi oleh
Perdana Menteri Mahathir Mohammad. Sekolah-sekolah yang diduga
sebagai tempat pengkaderan kelompok Islam garis keras ditutup.
Menurut cendekiawan muslim Imadudin Abdurrohim, Mahathir menggunakan
kampanye global ini untuk menghancurkan lawan-lawan politiknya.

Imadudin Abdurrohim : Dia bisa saja memanfaatkan kekhawatiran Amerika
sekarang. Diakan mau menjatuhkan Anwar Ibrahim lawan politiknya.
Mahathir itukan lebih munafik dari Soeharto. Tujuannya supaya ia
tetap berkuasa, sama dengan Soeharto. Apalagi Mahathir itukan watak
super. Mati baru diganti. Sama dengan Soeharto, Soekarno juga begitu.

Di Filipina, Presiden Gloria Macapagal Arroyo juga mendapat
keuntungan dari isu terorisme. Dengan bantuan Amerika Serikat, Arroyo
memborbardir kelompok Abu Sayyaf, pemimpin gerilyawan Moro, Filipina
Selatan. Di mata Arroyo dan Amerika Serikat, Abu Sayyaf merupakan
kaki tangan Al Qaeda.

Goh Chok Tong, Perdana Menteri Singapura, tak ketinggalan menyambut
gaung anti terorisme global untuk menekan kelompok Islam garis keras.
Setelah menangkapi 13 aktivis muslim, dengan dalih mencegah
pertentangan etnis dan agama, pemerintah Singapura melarang siswi
muslim memakai jilbab. Tindakan ini mengundang protes Organisasi Non
Pemerintah di Singapura Think Centre seperti disampaikan juru
bicaranya Zulfikar Mohamad Shariff.

Zulfikar Shariff : Menurut konstitusi Singapura article 15 mengatakan
bahwa setiap orang boleh mengamalkan agama mereka sendiri. Dan
article 4 mengatakan bahwa setiap undang-undang yang contrary pada
constitution (article ini) setiap undang-undang atau policy itu akan
dikira kosong, tidak boleh digunakan. Dan mungkin juga akan ke
mahkamah untuk mendapatkan judicial review agar siapa yang ingin
menggunakan akan dibenarkan.

Pengamat politik Ariel Heryanto juga mengatakan pemerintah Singapura
memanfaatkan isu terorisme internasional untuk tetap mendapatkan
dukungan Amerika Serikat.

Ariel Heryanto : Bukan bantuan dalam bentuk bantuan ekonomi atau apa
tapi misalnya hubungan kerjasama ekonomi. Jadi investoring, juga
hubungan diplomatik. Anda harus pahami Singapura adalah negara yang
sangat kecil, bukan hanya dalam segi ukuran geografis saja tapi juga
dalam hal diplomatik. Jadi sangat cemas sekali pemerintah dan bangsa
Singapura itu menghadapi tetangga-tetangga yang begitu besar di
sekitarnya.

Ariel menilai, kondisi di Singapura sama dengan Indonesia di zaman
Soeharto. Pemerintah yang berkuasa tidak ingin ada kekuatan lain
selain People Action Party, PAP, partai yang berkuasa di Singapura.
Kelompok mana pun yang ingin menandingi PAP pasti akan dihabisi.

Terorisme memang harus dilenyapkan, di manapun. Namun membasmi
terorisme jelas tidak sama dengan memberangus aspirasi rakyat. Kalau
toh keduanya dipukul rata saja, aspirasi rakyat dianggap teror
belaka, maka sang pemukul rata itu pasti akan terlindas aspirasi
rakyat yang menerornya, seperti dialami oleh Marcos dan Soeharto.
Oleh karena itu membedakan aspirasi rakyat dari terorisme merupakan
pekerjaan rumah yang tidak gampang bagi Megawati, Mahathir, Goh Chok
Tong dan Arroyo.

Tim Liputan 68H JakartaRta




* TEMU RAYA X-TANAPOL

Intro: Bulan depan dilangsungkan Temu Raya Eks Tapol Napol se
Indonesia untuk mencari kebenaran yang pada masa rejim Orde Baru
ditindas. Temu Raya ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan
pemerintah, bahwa beda pendapat perlu dihormati. Lebih lantu rekan
Syahrir melaporkan dari Jakarta:

Pada tanggal 15 NULL 17 Februari akan diadakan Temu Raya dari ex
tapol dan
napol seluruh Indonesia. Temu Raya ini merupakan bagian dari proses
para
pencari kebenaran yang pada masa rezim Suharto telah ditindas,
disiksa,
dipenjara, dan terancam nyawanya oleh penculikan yang dilakukan
tentara.
Mereka mendapat perlakuan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan

penegakan hukum, melainkan semata-mata karena berbeda pendapat dan
dianggap
mengancam kekuasaan para tiran. Mereka terkadang hanya menjadi korban

kebencian penguasa saja.

Untuk itu, sejumlah eks Tahanan Narapidana Politik NULLantara lain
Habib Husein
Al Habsyi, Hariman Siregar, Chris Siner Key-Timu, Judil Herry Justam,

Beathor Suryadi, Nuku Soleman, Taufik Kiemas, Indro Tjahjono,
Hardoyo,
Markus Giroth, Panda Nababan, memprakarsai Temu Raya Eks Tahanan dan
Narapidana Politik Temu Raya ini untuk mengingatkan pemerintah dan
para
elite politik lainnya, bahwa perbedaan pendapat tidak perlu disikapi
dengan
perampasan hak-hak warga negara sebagaiman dilakukan oleh pemeritahan
dan
elite politik sebelumnya. Dalam hal ini, sebagaimana dilakukan oleh
pemerintah dan elite politiksebelumnya. Dalam hal ini, sebagaimana
amanah
pada pembukaan UUD'45, negara (yang dimanifestasikan dalam bentuk
penyelenggara negara dan aparatusnya) berkewajiban melindungi segenap
warga
negara dan tumpah darah Indonnesia, bukan justru menyengsarakannya.

Adapun bentuk kegiatan Temu Raya ini meliputi :Seminar yang
menghadirkan
pakar politik, hukum, ekonomi, dan Hak Azasi Manusia sebagai pembaha,
juga
menghadirkan para ekx tahan dan narapidana poliktik sebagai presenter
dalam
mengemukakan pokok-pokok persoalan. Dan Temu Raya Eks Tahanan dan
Narapidan
Politik yang membahas rekomendasi dan pembentukan komite-komite yang
diperlukan dalam upaya pemulihan hak para eks tahanan dan narapidan
politik
serta mencari solusi bagi upaya pemberdayaan keluarga eks tahanan dan

narapidana politik.

Sebagaaimana kita ketahui, ribuan ex tanapol dan napol Indonesia
sudah
penindasan selama 32 tahun. Mereka telah menjadi korban dari abuse of
power
yang tak mengenal peri kemanusiaan. Mereka yang akan hadir dalam Temu
Raya
ex tanapol tersebut, karenanya akan menjadi saksi hidup dari sekian
bentuk
kekejaman yang tak boleh terulang lagi dimasa depan.  Mereka akan
berkumpul
untuk mencari kebenaran dan menegakkan keadilan dengan, mencatat
bobot
kejahatan hukum dan hak azasi manusi yang telah dilakukan penguasa
selama
lebih dari 30 tahun, serta menunjuk siapa yang bertanggung-jawab
terhadap
itu semuanya.

Reformasi total hanya mungkin terlaksana jika kejahatan masa lalu
telah
dikalkulasikan dan dibuka lembaran baru untuk meletakkan nilai-nilai
dan
struktur masyarakat baru, tanpa ada lagi ketegangan laten di
mmasyarakat.
Melalui penindakan terhadap pelangaran hokum dan hak azasi manusia
yang
didahului pengungkapan kebenaran, maka berbagai kejahatan di era orde
baru
juga diharapkan tidak terulang lagi.  Oleh karenanya reformasi harus
memilik
kemampuan distingtif untuk membedakan mana yang salah dan mana yang
benar.
Temu Raya eks tanapol ini juga akan membahas format reformasi total
disegala
bidang seperti hak azasi manusia, peranan militer, hukum politik,
sosial,
hak warganegara, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Yudil Herry
seoarang
mantan tapol mengatakan:

Yudil Herry: Selama masa Orba ini, semasa pemerintahan Suharto,  kan
banyak orang-orang yang mendapat perlakuan secara tidak adil.
Termasuk mereka yang ditahan maupun yang mendapat hukuman penjara
tanpa suatu dasar hukum yang jelas. Kalau toh melalui pengadilan, itu
menggunakan undang-undang yang sangat karet, undang-undang subversif,
kalau tidak hanya ditahan begitu rupa tanpa ada proses hukum.

Nah, sementara itu banyak di antara mereka ini yang kehilangan
hak-hak sipilnya, kehilangan  hak azasinya,. Dengan begitu kan perlu
dipulihkan kembali. Banyak dari mereka yang sampai sekarang yang
secara kehidupannya, secara ekonomi, saya juga pernah ditahan pada
waktu malari., beberapa tahanan yang kesekian tahun, sepuluh tahun,
limabelas tahun itupun keluarganya sudah berantakan. Ada juga seorang
pegawai negeri, sipil, militer yang dituduh, tanpa kejelasan terlibat
G-30-S, misalnya. Atau juga yang belakangan, yang terkait dengan
gerakan-gerakan yang dianggap menentang pemerintah, itu kan perlu
direhabilitir hak-haknya. Perlu dikembalikan kepentingannya.

Setelah format reformasi dirumuskan, pada bagian akhir dari Temu Raya
akan
dibahas mengenai upaya pengungkapan kebenaran, penegakan keadilan,
dan
mewujudkan rekonsiliasi melalui pemberian sangsi politik dan hukum
bagi yang
salah. Pihak-pihak yang bersalah harus bersedia mendapat sangsi hukum
dan
politik, serta memberi konpensasi atas korban kejahatannya.
Pengungkapan
kebenaran dan rekonsiliasi selama ini merupakan pra-syarat dalam
melakukan
transformasi, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, Korea, Amerika
Latin,
dan Timor Timur.  Dengan demikian maka reformasi/transformasi selalu
berkaitan dengan upaya pengungkapan kebenaran dan rekonsiliasi.

Demikian rekan Syahrir melaporkan.

_________________________________________________________________
MSN Photos is the easiest way to share and print your photos:
http://photos.msn.com/support/worldwide.aspx


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke