Sebenarnya Tuhan pintar matematika, tapi saking sayangnya pada manusia, dan ke 
Maha Kayanya Dia, Dia tak pernah memberlakukan hukum matematika ketika memberi. 
Dengan skenarioNya selalu tiba-tiba muncul angka yang tidak kita sangka-sangka 
asalnya dari mana tiba-tiba datang dan memenuhi kebutuhan kita.

percaya cakep <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             ya, , 
betul sekali,, sebenarnya hal ini bisa dijelaskan dengan logika,,
jadi misalnya apabila kita punya 5buah dan kemudian dibagikan pada  5 orang 
masing2 satu buah maka sisa buah kita menjadi = 0 + (10*5) = 50. begitulah 
perhitungannya,, mengapa tidak menjadi 0 atau habis itu tergantung keikhlasan 
memberi.. dan itu semua ada faktor x nya..
seperti dalam ilmu matematika lanjutan apabila kita melakukan penelitian 
tentunya harus ada faktor koreksi,,,

dalam kehidupan nyata faktor koreksi itu adalah faktor x yang mana dalam hal 
cerita anda,,, uang anda tidak habis padahal menurut logika manusia seharusnya 
habis... itulah yg disebut berkah...

sebenarnya dalam islam hal ini dijelaskan lebih dalam,, namun saya sedang 
terburu2 jadi tidak bisa menjelaskan secara detail...

terimakasih,,,

Arif Rahman Hakim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
                          
Pak Made,
  dalam Agama saya Islam, hal ini sudah disebutkan sejak dahulu kala oleh Nabi 
Muhammad saw dan di dalam Kitab Suci Al Qur'an.
  sayangnya sebagian besar umat islam sendiri enggan memahaminya dan 
meyakininya.
  saya berharap bisa mengirim pada bapak beberapa artikel soal Rezeki yang 
merupakan hak prerogatif Tuhan tersebut, namun tidak bisa hari ini.
   
  Salam kenal buat bapak sekeluarga.
   
  Arif Rahman Hakim
  Yogyakarta

Made Teddy Artiana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
        Tuhan Tidak Pintar Matematika   Posted by: "Nh1nY Taulangi" [EMAIL 
PROTECTED]   Thu Apr 3, 2008 3:31 am (PDT)   
TUHAN TIDAK PINTAR MATEMATIKA

Dari pengamatan saya terhadap keseharian yang saya temui, saya dapat 
menyimpulkan satu hal:
Tuhan memang serba bisa, tapi Dia tidak pintar matematika. 
Kesimpulan ini bukan tanpa dasar lho.
Banyak bukti empiris yang mendukung kesimpulan saya ini.
Sebagai seorang "fresh graduate", saya tak mungkin mengharapkan  penghasilan 
tinggi  dalam waktu sekejap.
Terlebih karena saya memegang prinsip bahwa hal yang terpenting dalam bekerja 
adalah kepuasan hati.
Saya lebih memilih pekerjaan yang mungkin tak segemerlap pekerjaan yang dipilih 
teman-teman seangkatan saya, tapi mampu "memuaskan" idealisme saya.

Saya memang sangat mencintai dan menikmati pekerjaan saya saat ini. Tapi saat 
saya berbincang dengan seorang teman yang bekerja di ibukota, ia mulai 
membandingkan penghasilan kami (dari sisi finansial tentunya). Jelas saja saya 
kalah telak darinya.

Saya sempat jengkel sebentar.
Bagaimana tidak.
Selama bermahasiswa, sepertinya prestasi kami sejajar, bahkan saya lebih dahulu 
lulus ketimbang dia.
Tapi kenapa Tuhan tidak menitipkan rejeki yang sama besarnya dengan yang 
dititipkan pada teman saya ini?

Tapi, begitu saya merenungkan kembali segala kebaikan Tuhan saya menemukan satu 
hal yang luar biasa.
Ternyata penghasilan saya yang tak seberapa itu cukup  untuk memenuhi  
kebutuhan sehari-hari saya, bahkan untuk mengirim adik ke bangku kuliah.
Padahal logikanya pengeluaran saya per bulannya bisa sampai dua kali lipat 
penghasilan saya.
Lalu darimana sisa uang yang saya dapat untuk menutupi kesemuanya itu?
wah, ya dari berbagai sumber.
Tapi saya percaya tanpa campur tangan-Nya, itu semua tidak mungkin.
Nah, ini salah satu alasan mengapa Tuhan tidak pintar matematika.
Lha wong seharusnya neraca saya sudah njomplang kok masih bisa terus hidup.

Bukti kedua adalah kesaksian seorang teman.
Ia mengaku kalau semenjak lajang, penghasilannya tidak jauh berbeda dengan 
sekarang.
Anehnya, pada saat ia masih membujang, penghasilannya selalu pas. 
Maksudnya, pas akhir bulan pas uangnya habis.
Anehnya, begitu ia berkeluarga dan memiliki anak, dengan penghasilan yang 
relatif sama, ia masih bisa menyisihkan uang untuk menabung.

Aneh bukan?
Berarti kalau bagi manusia 1 juta dibagi satu sama dengan  1 juta dan 1  juta 
dibagi dua sama dengan 500 ribu, tidak demikian bagi Tuhan.
Dari kesaksian teman saya, satu juta dibagi 3 sama dengan satu juta dan masih 
sisa.
Betul kan bahwa Tuhan itu tidak pintar matematika?

Ah, saya cuma bercanda kok.
Buat saya, kalau dilihat dari logika manusia
Dia memang tidak pintar matematika.
Mungkin murid saya yang kelas 2 SD lebih pintar dari Dia.
Tapi satu hal yang harus digarisbawahi:
MATEMATIKA TUHAN BEDA DENGAN MATEMATIKA MANUSIA.
Saya tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah sanggup mengetahui persamaan apa 
yang digunakan Tuhan.
Tapi kalau boleh saya menggambarkan, ya kira-kira demikian:

X= Y
dimana
X = pemberian Tuhan
Y = kebutuhan

Ya, Tuhan selalu mencukupkan apapun kebutuhan kita.
Tanpa kita minta pun, Dia sudah "menghitung" kebutuhan kita dan menyediakan 
semua lewat jalan-jalan- Nya yang terkadang begitu ajaib dan tak terduga.

Menyadari hal itu, saya bisa menanggapi  cerita  teman-teman yang "sukses" 
dengan penghasilan tinggi di luar kota dengan senyum manis. Soal penghasilan 
Tuhan yang mengatur.
Untuk apa saya memusingkan diri dengan berbagai kekhawatiran sementara Dia 
telah menghidangkan rejeki di hadapan
saya.
Yang perlu saya lakukan hanyalah melakukan bagian saya yang tak seberapa ini 
sebaik mungkin, dan Ia yang akan mencukupkan segala kebutuhan saya.


***
  om santi..santi..santi
 
  MTA
IT & fotografer & grafik desainer
www.orang-bali.com
    http://prewedding.multiply.com
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://candidwedding.multiply.com

   
   
   
    
    
   
   
  



           

---------------------------------
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.
     
              
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 
     
                                       

       
---------------------------------
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.

Kirim email ke