Saya baru sempat reply topik ini, saking banyaknya kerjaan jadi ndak sempat2
baca semua email di milis
*mulai kewalahan hahaha

Sebenarnya tanggapan saya sudah keluar sedikit demi sedikit di beberapa
thread tapi ada baiknya reply di thread benerannya hehehe..

Blogger narsis? Salahkah..?
Eh eh.. Budi Putra, seorang Blogger Professional, Full Time Blogger pun
adalah seorang blogger yang narsis lho! Ini kesan saya selama lebih dari 12
jam bersama Budi Putra kemarin tanggal 23 Nopember 2007. Kenapa saya bilang
narsis? Karena tingkah lakunya sama dengan blogger-blogger narsis pada
umumnya. Ke mana kamera mengarah, di situ dia bergaya hahaha.. Sebagai
seorang seleblog, seorang BP itu adalah seleblog yang sama sekali tidak jaim
dan tidak takut turun pamor atau apalah hanya karena menjadi narsis :D

BP selalu mengambil skrinsyut di mana saja :D benar.. tanpa skrinsyut adalah
basi hahaha..

Oke kembali ke thread hahaha..
Saya mengerti K Ly sebagai seorang jurnalis, sedih melihat blogger-blogger
yang tidak dapat menulis dengan baik dan benar (versi jurnalis). Nah ini
yang saya bilang, kita tidak dapat melihat sesuatu hanya dari satu
perspektif. Kalau hanya dari satu perspektif, maka sempitlah pemahamannya.
Kalau dari kacamata jurnalis, jelas sedikit sekali blogger yang bisa
dikatakan blogger yang layak untuk dibaca.

Tapi, menurut saya sebagai seorang blogger, blogger yang rajin mengupdate
tulisannya walau tidak-layak-baca-oleh-beberapa-orang, perlu kita
appreciate! Kenapa? Karena bagi blogger pemula khususnya, untuk memulai satu
posting itu susah. "Apa yang saya mau tulis?", "Mau mulai dari mana saya
menulis?", dll adalah pertanyaan-pertanyaan bagi para blogger pemula yang
ingin terus posting. Umumnya, kalau sudah stuck, maka blogger-blogger pemula
ini akan berhenti sampai di situ. Kemudian apa? Dia berhenti blogging.

Jadi kalau ada yang bisa update kesianG blognya walau tulisannya cuma "Saya
pergi ke blablabla jam blabla mengadakan blabla", itu sudah merupakan satu
prestasi bagi seorang blogger pemula. Boro-boro mau bicara kualitas
penulisan, kalau mulai posting saja susahnya kodonG. Nah, kalau seorang
blogger sudah lama jam tayangnya, barulah dia bisa berpikir untuk mengasah
kualitas penulisannya. Satu titik di mana blogger pemula tadi sudah mulai
enjoy ngeblog, terutama kalau mendapat traffic yg lumayan dan punya
komentator2 untuk blog-nya, mau tidak mau pasti blogger tadi akan berpikir
untuk mulai mengasah kualitas tulisannya.

Guru saya juga Aan Mansyur. Dia pernah berkata, "Mulailah menulis secara
sederhana dari tentang apa yang kita alami, kemudian tentang apa yang
sekitar kita, lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan juga." Semalam saya
sempat tanya pendapat mas Budi Putra tentang ini, dia juga berpendapat sama,
dan menambahkan, "Blogging itu tulis saja apa adanya, tidak perlu kata-kata
se-kaliber media-media mainstream yang sudah ada. Di situlah kekuatan blog,
menulis apa adanya, sesuai dengan kata-kata sehari-hari, yang enak dicerna
dan dibaca bagi pengunjungnya." Dan beliau juga menambahkan, "jadilah
blogger yang apa adanya.".

Waktu Pesta Blogger 2007 kemarin, ada sesi Personal Blog. Saya tertarik di
situ karena saya merasa blog saya adalah blog yang benar-benar personal.
Bukan blog yang menulis tentang current issues, dan blog saya adalah blog
yang non-jurnalis. Di situ kami curhat tentang blog kategori personal, di
mana blog-blog tersebut postingnya 90% tidak lepas dari bloggernya sendiri
(untuk beberapa orang mengatakan ini "narsis" haha). Tapi ya itu, bagaimana
kita bisa posting sesuatu tentang kita yang dapat diambil hikmahnya oleh
para pembaca blog kita. Tidak harus melulu bercerita tentang sosial dan
budaya serta kemasyarakatan bla bla atau topik2 yang suka diangkat2 oleh
beberapa media atau situs jurnalis. Bercerita tentang "saya ke pasar" pun
bisa menjadi posting. Hanya bagaimana mengembangkan kejadian tentang ke
pasar itu menjadi posting yang menarik. Misalnya:
- Saya ke pasar dan ada kecelakaan mobil di depan pasar, blablabla
- Saya ke pasar kemudian kaki saya masuk dalam kubangan kecil, dan luka pada
kaki saya jadi basah, blablabla
- Saya ke pasar dan memperhatikan ternyata ibu-ibu elit di sebelah rumah
juga belanjanya di pasar, blablabla
- Saya ke pasar dan menemukan tempat jual jajanan tradisional yang
enak-enak, blablabla
Nah, banyak kan?

Kembali lagi, jangan memandang sesuatu dari satu perspektif saja, sebab jika
demikian pandangan mata kita hanya pada satu sudut lainnya. Karebosi saja
punya empat sudut. Kalau kita memandang dari satu sudut, tentu pandangan
kita akan berbeda jika kita melihat dari sudut lainnya.

Pernah saya tulis di thread lainnya, blog itu bukan hanya sekedar tempat
untuk menulis saja. Blog itu adalah tempat atau media yang bebas di mana
kita bisa bebas berekspresi sebebas-bebasnya. Kata bebas ini jangan langsung
diartikan ke arah yang negatif. Kata bebas lebih condong ke arah ekspresi.
Jadi kita bisa buat apa saja di blog kita masing-masing.
Yang tidak bisa menulis, bisa berekspresi lewat foto (fotoblog), video
(vlog), dll.
Semalam saya bersama teman2 blogger serta Budi Putra di tempat minum Sara'ba
itu, juga berdiskusi tentang ini. Dan menurutnya, dunia blog itu sangat
luas, tidak hanya dari satu sudut saja. Dan dari blog seseorang itu bisa
terlihat bagaimana awalnya sampai blogger tersebut nge-blog.

Saya sendiri sebagai blogger selama ini, tidak pernah memandang blog itu
sebagai tempat menulis. Tetapi tempat saya berekspresi dan bereksperimen.
Kenapa? Karena saya nge-blog dari awal itu bukan karena influence tulisan
seseorang. Tapi blog saya merupakan pengembangan dari website personal yang
sudah saya buat sejak 1998 dengan pindah2 hosting (geocities, brinkster,
f2s, netfirms). Jadi saya lebih tertarik tentang teknis mengembangkan blog
saya. Tidak hanya melalui tulisan/foto/video saya bisa ekspresi, tapi saya
bisa berekspresi melalui template, themes, dan bereksperimen bagaimana
membangun blog saya dengan tampilan yang menarik tapi tetap dengan gaya
saya, dan juga terus mencari supaya blog saya user-friendly. Dalam artian,
blog saya tidak berat diakses, dan mampu diakses dari mana saya, sekalipun
dari komputer yang masih processor 486.

Nah, beda-beda kan?

Saya setuju dengan Yaya..
"Tergantung siapa yang membaca dan dia mau mencari apa dengan blogging, yaaa
balik lg siih ke tujuan awal blogging. :))"
Yup, balik lagi.. "KENAPA ANDA MAU NGE-BLOG?".

Saya membuat sedikit perkiraan pemikiran..

Blog di mata jurnalis = "bagaimana saya bisa melaporkan issue ini ke blog?"
Blog di mata penulis = "bagaimana saya bisa menjadi penulis yang baik?"
Blog di mata fotografer = "bagaimana untuk memajang karya saya agar dapat
dilihat oleh orang banyak?"
Blog di mata penggila IT = "bagaimana untuk mengembangkan suatu blog?"
Blog di mata marketing = "bagaimana saya bisa mendatangkan uang dari blog
saya?"
Blog di mata dokter = "bagaimana saya bisa share tentang kesehatan dan
tips-tips kesehatan di blog saya?"
..dan masih banyak lagi..

Hehehe jadi panjang :D


-- 
Peace, Love and Smile :)
Rara
-=[God bless you!]=-
--
BLOG: Voice of Freedom
http://www.i-rara.com/2007/11/21/blog-voice-of-freedom/


On Store, 'Teen World : Ortu Kenapa Sih?' - Juni 2006, Penerbit Cinta
http://preview-teenworld.blogspot.com/

Kirim email ke