Fakta 1 : 1642 Rembrandt melukis Night Watch (atau The Night Watch).

Fakta 1 di atas, apakah sama jika seorang Pelukis (katakanlah namanya
Kandacong:) melukis ½Paronda½ ditahun 2005? Coba bedeng kita
kutu-kutui...:-)

Fakta 2. Night Watch = Penjaga Malam = Peronda = Paronda!

Jika Fakta 1 diajarkan kepada anak yg hidup diabad 2005, yang
berdomisili di pinggiran kota, maka text-nya akan berbunyi demikian:

Yang namanya Night Watch (Paronda) itu adalah sekumpulan orang yang
menjaga keamanan dimalam hari dengan pakaian arombe-rombe ri kallonna,
pake topi koboi dgn ada bulu balangkoa taccapi, dan bawa bedil (kamma
anjo kutaenk)... Text ini tidak salah, dan benar PADA JAMANNYA! Yang
lalu dikanvaskan oleh Rembrandt. Dan, Rembrandt disini adalah penerima
informasi tangan pertama, tentang apa dan bagaimana itu Night Watch.)

Jika anak yang menerima informasi textual itu, menghafalkan mati-matian
bahwa yang dinamakan itu penjaga malam sesuai tulisan bertinta hijau di
atas. Lalu anak ini -kamase- keluar malam hari ke pos ronda dekat
gadde-gaddena daeng damang, di panyingkul, kompleks di mana anak itu
tinggal... Apa yang akan dia temui?

Yg dia temui kira-kira kamma anne:... Sekumpulan orang bagadang, bawa
gitar dan akkalepa sarung...:-)... Tena nia pestolna, mingka mereka bawa
badik areka kalewang... Tena ammake topi koboi nia bulu balangkoa-na...

Maka, disini apa yang ditulis dgn tinta hijau di atas berubah menjadi
´Fakta´ (pake tanda kutip)... Dan, jika tulisan bertinta hijau di
atas diperlakukan sebagai ukuran skala kebenaran universal tentang apa
dan bagaimana itu jaga malam/paronda/night watch... Maka text (yg
bertinta hijau) tersebut akan KEHILANGAN PERSPEKTIF... Sekalipun materi
pembicaraannya adalah sama: Paronda...

Di atas itu hanya contoh... Tetapi, inilah -umumnya- yg berlaku dalam
-so called- INDUSTRI PENDIDIKAN (khususnya yg bertopik tentang
manusia)... Kita menerima fakta-fakta bertanda kutip... Padahal di luar
(kehidupan nyata) kita berhadapan dengan fakta-fakta (yg tdk bertanda
kutip) yang setiap saat harus mampu (individualy, collectively) dan
-creatively- kita terjemahkan sesuai konteks -kondisional dan
situasional- yg teyuuusss... berubah-ubah...

Kita bisa menerima informasi yg materinya berbeda ruang dan waktu,
untuk/ sebagai penghargaan dan penghormatan atas keberagaman dan
perbedaan-perbedaan. Ini, tidak salah dan tenaja masalah kutaenG...
Tetapi tidak bisa dimutlak-mutlakkan sebagai ukuran ( penentuan ) pada
skala dan tingkat kebenaran yang maha patent... Sekalipun penentuan
kemutlakan itu datang dari -yang merasa berhak sebagai- anu... Komanda
ronda... Hehehehe...

Tabe Lompo

Warkop Institute

http://warkop-institute.blogspot.com
<http://warkop-institute.blogspot.com>






--- In blogger_makassar@yahoogroups.com, "galileo_la_galigo"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Quote:... iye, bisaki kasi contoh eksperimen fun itu?...End of quote.
>
> Warkop: ...
>
> 1. Cobaki Dg. Ruslee (Atau Dg. Ruslee yg meminta teman lain) untuk
> menyebut satu saja benda yang umum atau sederhana saja, atau apa yang
> menurut kita biasa-biasaji... Terus kita tanya apa yang menyebabkan
> mereka menyebut benda itu... Dari situ baru selanjutnya, mengalir...
>
> 2. Ada contoh lain yang nanti saya lanjutkan, yaitu berupa gambar, dan
> kita bisa cermati tanggapan yg muncul atas gambar tersebut...
>
> Tabe Lompo
>
> Warkop Institute
>
> http://hole-spirit.blogspot.com <http://hole-spirit.blogspot.com>
>
>
>
> --- In blogger_makassar@yahoogroups.com, drusle daengrusle@ wrote:
> >
> > Iye, trims daeng Iggy!
> >
> > iye, bisaki kasi contoh eksperimen fun itu?
> >
> > --
> > salama'
> >
> > daengrusle
> > http://daengrusle.com
> >
>


Reply via email to