namanya jg pebisnis, pasti mikirin untung dan rugi..
indonesia yg seharusnya berbenah diri kalo ga mau ketinggalan.
ya gak???



----- Original Message ----
From: Amril Taufik Gobel <[EMAIL PROTECTED]>
To: blogger_makassar@yahoogroups.com
Sent: Monday, July 7, 2008 1:29:54 PM
Subject: [blogger_makassar] Fwd: [CikarangBaru] Investor Jepang Ancam Hengkang


Hmm..mudah-mudahan investor yang lain tidak berpikiran serupa..


ATG


---------- Forwarded message ----------
From: anantö/ <ananto.email@ gmail.com>
Date: Mon, Jul 7, 2008 at 11:14 AM
Subject: [CikarangBaru] Investor Jepang Ancam Hengkang
To: CikarangBaru@ yahoogroups. com, cikarang_baru@ yahoogroups. com, 
lippocikarang@ yahoogroups. com



http://cetak. fajar.co. id/news.php? newsid=69761
 
Investor Jepang Ancam Hengkang
Merugi Rp48 M Akibat Pemadaman Bergilir

JAKARTA – Krisis listrik yang melanda Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, 
tidak hanya merisaukan masyarakat dalam negeri.Investor asing yang menanamkan 
investasinya jutaan dolar AS di tanah air, juga mulai resah. Investor Jepang 
malah sudah berancang-ancang mengalihkan investasinya ke Tiongkok. 

Rencana dan niatan investor asing untuk hengkang tersebut membuat pemerintah 
jadi kelimpungan. Maklum, jika satu investor asing saja berhenti beroperasi di 
tanah air, seperti saat salah satu produsen alat dan perlengkapan sport 
merelokasi pabriknya ke Vietnam beberapa tahun lalu, dipastikan akan 
mendongkrak angka pengangguran. 

Ancaman penutupan bisnis para investor Jepang yang tergabung dalam Jakarta 
Japan Club (JJC), itu terungkap dalam surat keluhan sekaligus protes kepada 
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) atas pemadaman listrik yang kerap terjadi 
yang dikirimkan Kamis, 3 Juli 2008. 

Dalam suratnya itu, terungkap bahwa anggota JJC sudah mempersiapkan pengalihan 
sejumlah investasinya ke Tiongkok.

Surat keluhan senada juga diikirimkan Duta Besar Jepang untuk Indonesia. 
"Suratnya kami terima 3 Juli lalu," ungkap Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri 
(Kadin) MS Hidayat, Minggu, 6 Juli 2008. 

Ketua Asosiasi Industri Perlampuan dan Listrik Indonesia, John Manoppo 
menambahkan, dalam kurun waktu dua bulan terakhir (Mei-Juni, red) tidak kurang 
dari 400 perusahaan Jepang di Indonesia merugi lebih dari Rp48 miliar akibat 
krisis listrik. "Makanya mereka mengancam akan merelokasi bisnisnya ke Tiongkok 
bila kondisi tersebut tidak segera ditangani," sebut John Manoppo.

Dari perusahaan sebanyak itu, sebagian besar di antaranya bergerak di sektor 
industri makanan, minuman, perlampuan listrik, dan pertekstilan. Salah satunya 
PT Panasonic Lighting Indonesia di Pasuruan yang merugi Rp4 miliar karena 
kehilangan pasokan listrik selama delapan (8) jam sehari. 

Kerugian yang tidak sedikit itu berasal dari kesulitan memenuhi order ekspor 
akibat jam kerja yang menurun drastis. "Mereka bilang, lebih baik memilih 
Tiongkok yang pasokan listriknya lancar plus infrastrukturnya bagus," ungkap 
John Manoppo.

Mendapat ancaman serius dari JJC itu, pemerintah melalui Wakil Presiden HM 
Jusuf Kalla, meminta agar investor Jepang bersabar menunggu pasokan listrik 
dari pembangkit listrik proyek-proyek 10.000 MW pada Juni 2009. 

"Sabar dulu. Ini lagi diatur agar krisis listrik selesai tahun depan. Ini bukan 
omong kosong, karena Juni 2009 sudah masuk 1.000 MW dari pembangkit di Banten 
dan Indramayu," ujar Kalla di sela-sela kunjungan kerjanya ke Palembang, 
Minggu, 6 Juni 2008. 

Lagipula, lanjut JK, opsi merelokasi industri ke Tiongkok tidak akan 
menyelesaikan masalah. Pasalnya, Tiongkok juga tengah mengalami krisis energi 
yang tidak kalah besar dibandingkan Indonesia. 

"Harga BBM dan listrik di sana (Tiongkok, red) juga sama mahalnya. Kalau mau 
sabar setahun lagi, kebutuhan listrik akan terpenuhi dari pembangkit-pembangk 
it yang sedang kita bangun," katanya.

Untuk menghindari pemadaman, pemerintah dalam waktu dekat akan menerbitkan 
surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang penghematan konsumsi 
listrik. Salah satu keputusannya adalah memindahkan hari kerja industri ke 
Sabtu-Minggu.

"Kita minta mereka (investor Jepang) ikut memeratakan pemakaian listrik dengan 
mengoptimalkan Sabtu-Minggu, karena dua hari itu ada penurunan beban puncak 
konsumsi listrik 1.000 MW. Pada saat itu (Sabtu-Minggu, red) kantor-kantor kan 
tutup sehingga AC tidak jalan," tutur JK.

Wapres mengakui bahwa pemerintah tengah mengkaji tarif dan cost produksi 
listrik swasta (independen power producer) akibat kenaikan harga komoditas 
batu-bara internasional. 

"Kita evaluasi kalau harga batu-bara naik begini. Tarif kita separuh 
dibandingkan India. Kalau listrik swasta, ya bisa USD4 sen. Geothermal dan 
hidro juga kita naikkan," katanya lagi. 

Masalah Serius

Dari Makassar dilaporkan, pengamat ekonomi yang juga mantan Rektor Universitas 
Negeri Makassar (UNM) Prof Dr HM Idris Arief, MS meminta pemerintah agar tidak 
menganggap enteng ancaman investor asing. "Ini masalah yang sangat serius yang 
harus disikapi dengan serius pula," tandasnya.

Menurut Idris Arief, pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencari jalan keluar 
secepatnya, sebelum para investor asal Jepang itu benar-benar merelokasi 
usahanya ke negara lain. 

"Pemerintah jangan memandang enteng hal ini, karena sangat merugikan negara. 
Kalau mereka lari, susah relokasi kembali. Pokoknya, harus diatasi sebelum 
mereka hengkang," ungkapnya saat dihubungi, Minggu 6 Juli, malam tadi. 

Lebih lanjut Idris menjelaskan, pemadaman listrik pada dasarnya sangat 
berbahaya bagi dunia industri. Sebab, bila terjadi pemadaman, maka proses 
produksi akan mengalami penundaan. Hasilnya, kata dia, bisa menyebabkan 
kerugian bagi industri. 

Dia kemudian mencontohkan sejumlah pabrik di Pulau Jawa yang ditutup akibat 
minimnya pasokan listrik. "Kan kalau proses produksi tertunda, maka perencanaan 
produksi juga tidak nyambung. Kondisi itu sangat riskan, dan tentu menyebabkan 
kerugian," jelasnya. (syn/jpnn)


-- 
www.daengbattala. com
--update : "Kartu Pos dari Liberia"
Visit my short poem mini site at:
www.daengbattala. tumblr.com
 


      

Reply via email to