getir dalam kerinduan

*halah*

2008/9/24 Muhammad Ruslailang <[EMAIL PROTECTED]>

>  *dalam waktu dekat, di sebuah 
> peron<http://daengrusle.com/2008/09/24/dalam-waktu-dekat-di-sebuah-peron/>
> *
> **
> *::gerbong riuh*
> saya, yang hanya berbekal mungkin, tersamar pada gundah selasar peron
> setasiun tua. cemas menerka gumam dari lintas kereta dan gerbong yang riuh
> itu.
>
> *::diatap nasib*
> di atas atap yang bertelingkup pada kabel listrik bertegangan, kujumpai
> wajah-wajah nanar menanti nasib. hendak sampaikah menjejak pulang, atau
> terpapar kematian yang bodoh. berselimut tangan, menekuk lutut, mereka
> mungkin sedang asyik membincangkan sinetron yang sedang tayang di kala
> primetime, tapi nasib juga sedang bergerak mendekat mengais petaka diantara
> jeda hidup atau mati, milik mereka. sedetik saja angin menggoyang badannya,
> atau tempias hujan iseng menyiramnya dari sekelebat pancaran listrik itu,
> maka nasib menjadi pantas dijejalkan.
>
> *::di gerbong sesak*
> mereka, yang megap mencari ruang selapang dua lubang hidung, terserak
> diantara pengab dan sesak, dan bau dari semua jenis peluh. dalam mana norma
> persentuhan sudah nihil adanya, ruang dan antara menjadi barang mahal, dan
> keluh kesah jadi niaga yang murah. tangan-tangan gelisah mencari dinding
> atau apa saja yang bisa disangkutkan, mencoba selamat dari lembam gerbong
> berderak. sejatinya semua menjadi mahfum, itu demokrasi dimana nasib kaya
> miskin tergencet oleh buta-ruang. sempit, bahasa umumnya.
>
> *::di pintu masuk*
> tak ada yang bisa diceritakan, selain bahwa pintu masuk menjadi semacam
> khayalan semua orang, di kereta yang sesak, dan rindu pulang ke rumah biar
> lega mendekap dan napas tak perlu memburu.
>
>
> --
> salama'
>
> daengrusle
> http://daengrusle.com
>
> "Which is it, of the favors of your Lord, that ye deny?"
> (QS. Ar-Rahmaan) 
>



-- 
http://hasant.wordpress.com
siddi laleng tenriola, wirinna bittarae

Reply via email to