Aq gak lo Ra.
Jangan digeneralisasi dong.
Ntar ta' panggil mas Roy.
Xixixixixixixixi™ 

Piiiiiiiissssss,
-DM-
Kamus Bhs Daerah: http://kamusitas.com
Blog PremanG: http://premang.catatanku.com 
Sent from my BlackBerry® wireless device

-----Original Message-----
From: "Irayani Queencyputri" <rar...@gmail.com>
Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com
Date: Sat, 12 Jun 2010 06:07:21 
To: <blogger_makassar@yahoogroups.com>
Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com
Subject: Re: [blogger_makassar] Mereka Yang Meninggalkan Aib: Episode 
Ariel-Luna Maya Plus Cut Tary

Err kayaknya terlalu naif deh. Emang jaman sekarang masih ada gitu orang yang 
ga nonton yg gitu2an?

Ga perlu liat luna - ariel - cut tari juga, banyak juga yang suka download 
film2 x-rated :)

Belum lagi majalah2 lampu merah yg ga jelas, forum2 di internet yang khusus 
membahas soal seks bebas. 



--
RaRa
it's me http://i-rara.com

-----Original Message-----
From: haerulsohibkamu <haerulso...@gmail.com>
Sender: blogger_makassar@yahoogroups.com
Date: Fri, 11 Jun 2010 19:46:16 
To: <blogger_makassar@yahoogroups.com>
Reply-To: blogger_makassar@yahoogroups.com
Subject: Re: [blogger_makassar] Mereka Yang Meninggalkan Aib: Episode 
        Ariel-Luna Maya Plus Cut Tary

betul sekali, ini bisa menjadi racun bagi masyarakat, khususnya anak2 sampai
ibu2, anak2 abg yang tadinya tidak pernah nonton adegan2 hot2 seperti itu
juga ikut nonton. aparat dan semua komponen masyarakat harus segera
bertindak dengan bijaksana, jangan sampai menimbulkan efek psikologis yang
kronis...:)

salam and piss

Pada 11 Juni 2010 05:25, bujang kumbang <bujangkumb...@yahoo.co.id> menulis:

>
>
>
>
> *Mereka Yang Meninggalkan Aib*
>
> *            *
>
> *            *Ibarat pepatah *semakin tinggi 
> pu’un[1]<#12923c1512aa8e4a__ftn1>semakin keras tiupan anginnya.
> *
>
>
> **
>
> *            *Mungkin perumpaan ini cocok untuk seleb atau *public 
> figure*yang—sekarang ini menjadi buah bibir. Atas beredarnya video mesum yang 
> mirip
> mereka. Baik di media massa, televisi maupun masyarakat luas. Karena
> tersandung kasus tindak yang sangat—maaf—menjijikan. Ber-aha-ihi di sebuah
> ruang *privacy *[baca; kamar tidur]. Membuat sontak seluruh masyarakat
> heboh dengan pemberitaan tersebut. Sehingga membuat masyarakat dengan suka
> rela membuang rupiah ke warung internet [warnet] hanya sekedar ingin melihat
> kebenarannya. Apakah idolanya tersebut melakukan tersebut atau tidak?
> Sebegitunya…
>
>
>             Namun sayangnya padahal peristiwa semacam ini pernah [sudah]
> terjadi empat tahun silam ketika terkuaknya kasus video hotnya yang tersebar
> luas ke masyarakat. Adegan aduhai antara penyanyi dangdut dengan salah satu
> pejabat tinggi. Sepasang manusia berlainan jenis ini melakukan adegan yang
> tidak pantas ditonton apalagi ditiru oleh anak-anak. Entah hal ini siapa
> yang harus dipersalahkan. Publik figur tersebut atau oknum yang menyebarkan
> aib publik figur? Entahlah.
>
>
>             Tetapi ketika saya melihat disebuah stasiun televisi
> swasta—yang disiarkan pada Rabu malam [09/06] saya sungguh terkejut ketika
> nara sumber tersebut adalah bekas “pelakon” adegan syur pula. Penyanyi
> dangdut itu didapuk menjadi narasumber saat itu. Entah saya heran kenapa
> penyanyi dangdut tersebut begitu antusiasnya menceritakan peristiwa yang
> saat itu membuat heboh di seluruh media massa dan televisi, khususnya
> dijagad hiburan. *Infotainment*.
>
>
>             Ya, tanpa memakai topeng—seperti apa yang dilantunkan *single
> hits* oleh public figure—sesama menghebohkan jagad hiburan dengan cara
> yang sangat merusak moral anak bangsa. Beredarnya video hot. Entah apakah
> sebagai orang yang pernah mengalaminya tak menyadarinya dalam hal ini
> penyanyi dangdut tersebut. Tersandung kasus beredar kasus yang sama. Video
> beradegan syur. Entah ini euphoria atau semacam penyakit masyarakat yang
> sudah terkandung di badan. Atau, jangan-jangan untuk mendongkrak
> kepopularitasan?Entah! Tetapi mereka tidak malu-malu lagi untuk
> mengungkapkan dan menampakan diri. Tanpa ada sedikit malu yang tersisa.
> Atau, memang tidak punya kemaluan sehingga membuat bangga atas apa yang
> sudah dilakukan. Sungguh menyedihkan!
>
>
>             Kalau sudah terjadi hal seperti ini siapa yang harus
> bertanggung jawab? Pelaku, oknum atau hukum? Tetapi bagi mereka
> yang—melakukan hal seperti itu menganggap sebagai sebagai bumbu penyedap
> rasa terlebih dikalangan dunia hiburan. Tanpa ada rasa manis, asin dan pedas
> layaknya rasa permen nano-nano bukanlah hal yang menarik!
>
>
>             Pondok Aren Utara-Tangerang Selatan, 11 Juni 2010
>
>             Indonesia yang sedang berduka!
>
> ------------------------------
>
> [1] <#12923c1512aa8e4a__ftnref1> Dialek Betawi sehari-hari
>
>
>
> Email/FB:fiyanar...@gmail.com <fb%3afiyanar...@gmail.com>
> YM:paman_sam2
> Blogg:http://sebuahrisalah.multiply.com
>
>
>  
>



-- 
http://haerulsohib.blogdetik.com
http://haerulsohib.blogspot.com

Senyum manis, senyum cerah, senyum bahagia, senyum keihklasan, & PISS
Yaw...:)

Kirim email ke