Yah sungguh, kami dari jauh juga ikut prihatin, sangat prihatin dengan
keadaan sahabat yang kena penyakit-berat, dan sedang bergulat dengan momok
kanker ganas itu. Kami dari jauh juga hanya bisa ikut merasakan betapa
penderitaan yang dihadapi mereka. Ikut merasa sakit di hati.
Namun demikian, kami dari jauh menyatakan salut dengan ketabahan
dan teguhnya mereka, terutama dr. Han yang kami kenal itu, dengan penuh harapan
bisa memenangkan pertarungan melawan penyakitnya itu. Kembali sembuh, dan
sehat-sehat.
Sayang, taraf kedokteran belum mencapai menemukan sebab-sebab timbulnya
kanker itu, masih saja berkutat pada mencari cara pengobatan yang mujarab, ...
Alangkah baiknya, seandainya sudah berhasil menemukan sebab terjadinya kanker
ditubuh manusia, tentu segera menemukan cara pencegahan yang sempurna. Dengan
demikian, kanker tidak lagi menjadi penyakit yang mematikan dan membuat
menderitaan berat bagi para penderitanya. Mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi,
ya.
Sekali lagi dengan penuh harapan bisa cepat melewati
Chemoterapi dan tetap sehat-sehat.
Salam hangat,
ChanCT
----- Original Message -----
Sent: Friday, April 29, 2005 10:49 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Fw: Han Hwie-Song: Cerita tentang
Chemoterapi di UMCU
Sdr. Sugeng yang
budiman,
Trima kasih atas atensi
anda, juga saya dapat mengikuti dan mengerti pikiran anak tercinta anda Aaron,
saya harapkan agar Aaron dapat sembuh sama sekali dengan kwalitet penghidupan
yang baik. Saya sendiripun sudah merasahkan nyeri apabila saya memikirkan
suntikan-suntikan yang saya sudah begitu banyak
menerimanya.
Semoga Aaron dapat
menikmati penghidupan dunia ini, dan dapat melalaui semua kesulitan yang
sekarang dia harus alami. Berilah kecintaan anda padanya, karena periode ini
sangat penting bagi Aaron.
Sekali lagi semoga anak
anda dapat sembuh panjang usia dengan kwalitet penghidupang yang
baik,
Salam
hangat,
Han
Hwie-Song
----- Original
Message -----
Sent:
Friday, April 29, 2005 9:35 PM
Subject: Re:
[budaya_tionghua] Fw: Han Hwie-Song: Cerita tentang Chemoterapi di
UMCU
Yth Dr Han di tempat,
Membaca cerita Dr Han
mengenai pengalaman menjalami chemoterapi di UMCU, saya turut merasakan
penderitaan yang dialami Dr Han.
Sejak Januari tahun ini, anak sulung
saya (Aaron) yang berumur 5.5 tahun didiagnosa dengan leukemia. Sejak ini,
Aaron mulai menjalani chemoterapi setelah dipasang port-a-cath di dada.
Sampai sekarang kita sudah menempuh hampir setengah jalan chemo. Menurut
jadwal, pengobatan chemo akan berakhir sekitar bulan Agustus bila semua
lancar2 dan tidak ada gangguan demam atau hal2 yang lainnya.
Kami
tinggal di Singapore. Dan pengobatan dilakukan di KK Hospital (rumah sakit
khusus wanita dan anak).
Setiap kali ke day-terapi, kami selalu bangun
jam 5.30am supaya bisa berangkat jam 7am dan bisa tiba di rumah sakit jam
8am. Chemo-nya ada yang cepat (beberapa menit suntikan) dan ada juga yang
bisa sampai 5 jam. Ada juga yang bisa berhari2.
Setiap kali nurse mau
tusuk port-a-cath, Aaron selalu protes. Setiap kali, jarum mau dicabut dari
port-a-cath, Aaron juga selalu protes. Walaupun sudah sering sekali, dia
masih takut sekali kalau melihat jarum.
Kadang2 saya tidak mengerti,
mengapa anak2 sekecil Aaron harus mengalami semua ini. Di KK Hospital, tempat
perawatannya adalah Children Cancer Center. Jadi, semua pasiennya adalah
anak2 mulai dari yang berumur 1 tahun sampai dengan remaja berumur 18 tahun.
Pertama kali masuk tempat itu, rasanya tidak bisa menerima kenyataan
hidup bahwa ada anak2 yang sudah menderita sejak kecil.
Saya merasa
senang sekali membaca pengalaman Dr Han ini. Terima kasih atas
sharing-nya.
Salam, Sugeng Sanusi dari Singapore
On
4/29/05, HKSIS <[EMAIL PROTECTED]>
wrote: > > > ----- Original Message -----
> From: Han Hwie Song > To: Chan C.
T. ; k.prawira ; Nasional-list > Sent: Friday, April 29, 2005
6:46 PM > Subject: Re: Han Hwie-Song: Cerita tentang Chemoterapi di UMCU
> > > > > Cerita tentang
Chemoterapi di UMCU > > > > Pada tanggal
26 april, hari rabu, aku dan istriku bangun jam lima pagi untuk >
bersiap-siap berangkat ke UMCU, University Medical Centre Utrecht untuk >
mendapatkan pertama kalinya chemotherapi di centre ini. Aku diharepkan >
menghadap pada jam 09.00 pagi. Sehingga istriku yang mengantar aku sudah >
menilpon taxi dan siap berangkat pada jam 07.00 pagi, karena jarak Breda >
Utrecht kira-kira 75-80
km dan lagi biasanya pagi adalah waktu yang sibuk >
dan pasti kendaraan macat. Kalau tidak macat 45-60 menit sudah bisa
sampai > tempat yang kami tujuh. Pak sopir adalah bekas ajudan pensiunan
tentara > Belanda, berpakean necis, berdasi, dan sopan. Dijalanan aku
tidak kesepian > karena pak sopir pandai bicara. > > Kami
sampai di UMCU pada jam 09.20 menit dan kami langsung masuk ke ruangan >
dag behandeling (perawatan sehari) bagi penderita-penderita oncologi.
Aku > ketemu dengan dokter B, dia serahkan semua pada perawat dan
beliau > menenangkan aku menghadapi chemoterapi ini. Penerimaan perawat
sangat > simpatik, ini umum di rumah RS-RS Belanda chususnya di
perawatan > penderita-penderita oncologi. Dimeja disediakan kopi, teh dan
bouillon untuk > penderita-penderita dan para pengantar. Kami diberi
penerangan apa yang akan > dikerjakan, obat apa yang akan di infuskan dan
jarumnya ditusukkan pada port > a cath, suatu alat yang telah dipasang
didada depanku seminggu yang lalu, > dibawah kulit. Port a cath ini
berhubungan langsung dengan pembuluh darah > yang dinamakan Vena
subclavia. Infus itu memakan waktu kira-kira dua > setengah jam lamanya.
Meskipun aku sudah mengetahui semua namun aku sekarang > bukan lagi dokter
tetapi sebgai penderita, aku harus taat dan menerimanya > dengan senang
dan rendah hati. > > Sesudah diberi keterangan aku diajak masuk
kamar sendirian bagiku dan aku > merebahkan diriku diatas ranjang, siap
menerima chemoterapi. Kamarnya bersih > modern dan terdapat segala komplit
untuk kepentingan penderita. > Perawat-perawatnya kebanyakan wanita dan
dapat berdikari, mereka mempunyai > pengetahuan yang cukup baik dan
mengerti apa yang mereka kerjakan. Aku > diminta buka pakian atasku, dan
si perawat menyediakan semua apa yang > diperlukan untuk infus bagiku.
Mereka mengecek namaku dan ditanya juga hari > lahirku jangan sampai
keliru dengan penderita lainnya. Sesudah beres masih > juga dipanggil
perawat lainnya untuk mengecek apa semuanya betul > infus-infusnya dan
komunikasinya antar obat-obatan itu! > > Aku sambil melihat
samping, perawat wanita M, namanya menusuk jarumnya ke > dadaku, tetapi
karena masih seminggu maka mencari tabung yang harus ditusuk > itu agak
susah, karena jaringannya masih keras dan menebal karena infiltrat. >
Perawat dengan baik dan berhati-hati mencoba dua kali dan tetap gagal,
aku > berasa nyeri, karena beliau mencoba menarik dan memasukkan lagi
jarumnya, > tetapi aku tidak mengeluarkan kata apa2. Aku melihat muka
istriku, beliau > menunjukkan kasihan padaku, aku hanya senyum saja
padanya. Akhirnya perawat > berkata padaku: "tunggulah sebentar aku
memanggil dokter B untuk > menusuknya". Aku kenal baik dengan dr. B,
beliau memegang tangangku > keras-keras lalu ketawa dan menusuknya sekali
saja tepat! Aku merasa lega > sekali dengan sukses penusukkannya ini.
Dengan port a cath ini perawat tidak > perlu lagi mencari pembulu darah
yang kadang kadang sangat sulit apalagi > kalau sudah menerima banyak
chemoterapi, disinilah keuntungan dari port a > cath ini. >
> Chemoterapi aku terima dengan baik tanpa ada keluhan apa-apa,
chemoterapi > ini setiap dua minggu dua hari infus dan sewaktu aku pulang
masih > mendapatkan infus yang aku bawah pulang melalui pomp, jadi
pengobatan ini > berjalan selama 48 jam lamanya. Hari ketiga aku masih
harus kemabli ke RS > UMC untuk melepaskan pomp itu. Pengobatan ini
harganya mahal sekali, taxinya > saja setiap hari mau kira-kira 300 euro,
tiga hari 900 euro, katakan 10 juta > rupiah, ini hanya ongkos taxi untuk
kuur pertama, belum kalau aku harus > membuat CT, consul ke dokter etc.
Aku tidak tahu ongkos-ongkos consul > dokter, perawatan dan harga obatnya,
jelas tidak murah. Untungnya ini semua > dibayar oleh health insurance.
Disini baiknya social wellfare dari > pemerintah Belanda, umumnya di Eropa
barat, jauh lebih baik daripada di USA. > Karena itu aku tidak kecewa
dalam pemilihanku antara Nederland dan USA > dahulu sewaktu dari Shanghai
dan Hongkong aku mau beremigrasi keluar negeri. > > Dari pengalaman
sakit ini aku tahu bahwa dukungan dari keluarga sangat > penting untuk
membesarkan hatu kita. Juga teman dapat memberi ketenangan > pada jiwa
kita. Baiklah ku ceritakan disini pengaruh seorang teman. Pada > hari rabu
sore hari aku merasakan agak nek dan sedikit lemah, aku merebahkan >
diriku diatas sofa dan tidak lama ada tilpon dari teman dari Rotterdam
Sik > Jauw. Beliau tahu kalau aku mendapatkan chemoterapi dan bertanya
padaku > bisakah aku menerima kedatangan beliau untuk kongkow-kongkow?
Tentu saja aku > gembira kalau beliau mau datang dan aku menerimanya
dengan senang hati. Sik > Jauw masih membawah oleh-oleh dari salatiga
yaitu abon dan ting-ting kacang. > Kita bicara-bicara sambil ketawa
tentang Indonesia, jaman Tempo Doeloe, > tanpah terasa aku menjadi fit
rasa nekku menghilang sama sekali. Beliau > pulang aku berkata pada
istriku itulah fungsi dari "a friend in need is a > friend in deed!"
> > Di Tiongkok jaman dahulu ada seorang teman menyambang temannya
yang sedang > sakit di kota yang jauh dari rumahnya. Sewaktu dia sampai
dirumah temannya, > kota itu sedang diserbu oleh perampok yang ganas dan
semua orang melarikan > diri, kotanya menjadi sepih. Teman yang sakit itu
berkata padanya: "Temanku > larilah kau demi keslamatanmu, jangan hiraukan
aku, karena penyakitku ini > tidak dapat disembuhkan lagi dan menunggu
kematianku." Temannya > menjawab:"aku datang dari jauh untuk menyambang
kau yang menderita sakit, > tetapi aku bukanlah seorang yang meningalkan
teman yang sedang dalam keadaan > bahaya." Para perampok masuk
kerumah dan dengan ganas mengatakan sambil > memegang pedangnya: "semua
penduduk melarikan diri karena kedatanganku, hai > mengapa kau berani
mencoba coba diam dirumah?" Aku menyambang temanku yang > sedang sakit
keras, aku bersedia memberikan jiwaku tetapi kuharap > pertolongan bapak
jangan mengganggu beliau ini." Si perampok membalikkan > dirinya dengan
sopan santun sambil berkata:" aku dan tentaraku adalah orang > yang tidak
bermoral sekarang menemui orang yang bermoral, ayoo tentaraku > pergi
semua!" > > > > Dr. Han Hwie-Song
> > Breda, 29 April 2005 The Netherlands. >
> > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan
Sejarah Tiongkok :. > > .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org
:. > > .: Untuk bergabung : > http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
:. > > .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
> > >
________________________________ > Yahoo! Groups Links >
> > To visit your group on the web, go to: > http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ >
> To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] >
> Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
-- Sugeng Sanusi +65 9863 6943 To get $1500 Bonus - http://1500bonus.referralware.com
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
Yahoo! Groups Links
|