Pak Jimmy....maksud dari message ini apa pak??? saya
ngak ngerti nich??? jelasin donk....   :)
thanks yach...
--- Jimmy Okberto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Pembelot Dewi Kwan Im
> Mantan taipak dan guru Yoga
> Kesaksian : Eddy Tatimu
>  
> 
>   _____  
> 
> 
> 
> Berhubungan dengan roh
> Pada tingkat ilmu tertentu, saya sudah dapat
> berkomunikasi dengan
> roh-roh. Tidak hanya sekedar komunikasi, bahkan
> roh-roh itu ada dalam
> kuasa saya. Saya dapat mengendalikan mereka.
> Saya suruh satu-dua roh untuk pergi bergelantungan
> di tubuh seseorang,
> sampai orang itu merasakan kesakitan. Kalau saya mau
> sampai ia jatuh
> sakit, bahkan mati. Tapi sampai tingkat jatuh sakit
> tidak pernah saya
> lakukan. Melihat roh-roh itu bisa tunduk sudah
> merupakan suatu
> kebanggaan. Jadi berhubungan dengan dunia roh itu
> adalah hal biasa. Dan
> saya kira setiap taipak atau paranormal, berhubungan
> dengan dunia
> roh/gaib adalah kegiatan sehari-hari.
>  
> Berjalan diatas bara api
> Untuk masa kini, melihat orang berjalan di atas bara
> api, bukan lagi
> tontonan baru. Tapi pada tahun-tahun 70-an sampai
> 80-an, melihat orang
> berjalan diatas bara api masih merupakan tontonan
> yang mendebarkan.
> Itulah yang saya lakukan. Apa yang saya baca
> dibuku-buku silat Cina
> dulu, kini saya mempraktekan sendiri. Saya
> berjalan-jalan dengan bebas
> di atas bara api.
> Bara itu ditaruh di wadah sepanjang 5 meter dengan
> ketebalan bara
> kira-kira 20 cm. Kalau diinjak, pergelangan kaki
> akan masuk seluruhnya.
> Bagaimana saya bisa melakukannya tanpa merasa
> kepanasan? Itulah
> ke-saktiannya. Roh-roh itu sangat berperan di sini.
> Sebelum bara di
> injak, saya cabut kekuatan api atau panasnya api.
> Ini berkat bantuan
> roh-roh tadi.
> Di hari-hari raya China, biasanya pertunjukan
> seperti ini diadakan 25
> tahun sekali. Tapi saya dan teman-teman dapat
> melakukannya tiap hari.
> Kami anggap itu adalah main-main saja, seperti
> anak-anak bermain petak
> umpet.
>  
> Disiram minyak mendidih
> Hampir sama seperti berjalan di atas api. Disiram
> minyak mendidih, badan
> saya tidak melepuh. Dihadapan orang, memang nampak
> minyak itu panas.
> Tapi mereka tidak tahu, sebelum minyak panas
> disiramkan, panasnya minyak
> sudah saya cabut.
> Memang ngeri bagi orang lain. Tapi ini merupakan
> permainan yang
> menyenangkan.
> Apalagi pengalaman saya dalam 20 tahun menjadi
> pengikut Dewi Kwan Im?
> Masih ada. Saya bisa raib. Orang tidak dapat melihat
> saya, meskipun saya
> ada di antara mereka. Selain itu, saya juga bisa
> memanggil seseorang
> secara diam-diam dan orang itu akan datang pada saya
> secara diam-diam
> pula. Kalau saya berdiri 50 meter di belakang Anda
> dan Anda tiba-tiba
> menoleh pada saya, ketahuilah, saya telah menyuruh
> satu roh untuk
> "menarik" kuping Anda ke samping, agar bisa melihat
> saya.
>  
> Im Yang
> Inilah ilmu terakhir yang saya pelajari, bahkan saya
> "ciptakan" sendiri,
> yaitu Im Yang. Ilmu ini dapat dikatakan sangat
> berbahaya, kalau kita
> sengaja memanfaatkannya secara keliru. Im Yang bisa
> menolong orang, bisa
> juga membunuh orang.
> Untuk menguasai Im Yang, saya harus mengumpulkan 12
> tengkorak kepala
> anak kecil, 6 laki-laki dan 6 perempuan. Dan itu
> artinya saya harus
> menyantet 12 anak-anak, untuk memperoleh tengkorak
> mereka. Tetapi belum
> lagi ilmu itu terwujud, saya mengalami sesuatu yang
> mengubah seluruh
> sisa hidupku.
>  
> Dewa orang Kristen
> Dalam sebuah buku Meditasi, disebutkan bahwa agama
> To, yaitu agama saya,
> memiliki banyak dewa. Selain Dewi Kwan Im, ada dewa
> yang bernama Goan
> Shie Thian Chun, Thai Sang Lo Khun dan Yo Ong Po
> Sat. Dewa-dewa ini
> adalah raja dibidangnya masing-masing.
> Dalam buku meditasi itu ternyata ada nama Yesus.
> Yesus disana ditulis
> sebagai dewanya agama Kristen. Tidak banyak yang
> ditulis tentang Yesus,
> itu sebabnya saya menganggap Yesus itu tidak lebih
> hebat dari Dewi Kwan
> Im atau dewa-dewa lain tersebut diatas. Bahkan
> ketika saya membaca
> Alkitab, saya menjadi sangat benci dengan nama Yesus
> itu.
> Dikatakan dalam buku Meditasi itu, kalau orang
> beragama Budha, Khong Hu
> Cu atau To, mereka boleh memanggil dewa-dewa
> tersebut diatas untuk
> meminta pertolongan. Tapi bagi yang beragama
> Kristen, dapat memanggil
> nama Yesus.
>  
> Papa sakit jantung
> Tanggal 30 Nopember 1987, Papa saya mendadak sakit
> jantung dan segera
> dibawa ke Rumah Sakit Gunung Wenang Manado, langsung
> dimasukan ke Ruang
> Gawat Darurat (ICU) karena kondisinya sudah koma.
> Kalau orang normal,
> detakan jantungnya 70, tapi Papa 140.
> Ada dua dokter yang menangani penyakit Papa. Begitu
> melihat angka 140 di
> layar monitor, dokter yang satu berkata, Papa tidak
> ada lagi harapan.
> Saya mulai takut, tapi saya tidak putus asa karena
> saya belum memanggil
> dewa-dewaku.
> Dari 140, tiba-tiba naik secara mendadak menjadi
> 172. Dokter yang lain
> datang dan berkata, Papa dibawa pulang saja, apa
> saja yang Papa minta
> dituruti saja.
> Tidak! Masih ada waktu bagiku untuk memanggil
> dewa-dewaku. Saya mundur
> beberapa langkah ke belakang dan bersemedi. Saya
> mengucapkan
> mantra-mantra, memanggil dewa Goan Shie Thian Chun.
> Dalam ilmu Cina yang
> saya pelajari, Goan Shie Thian Chun adalah raja
> ilmu. Saya minta dia,
> dengan segala ilmu yang kumiliki, agar dapat
> menolongku untuk
> menyembuhkan Papa. Tapi tiada jawaban.
> Saya panggil dewa yang lain, yaitu Thai Sang Lo Kun.
> Dia adalah raja
> doa. Saya minta supaya dia menjawab doaku, yaitu
> menyembuhkan Papa. Tapi
> tidak ada tanggapan. Papa terkapar tak berdaya.
> Dewa Yo Ong Po Sat adalah raja obat. Saya panggil
> nama Yo Ong Po Sat
> agar bertindak segera. Papa sedang gawat. Saya
> meditasi dengan
> berkeringat. Saya ucapkan mantra-mantra, tapi dewa
> yang kusanjung hanya
> membisu.
> Terakhir saya panggil Dewi Kwan Im. Ini dewa
> terakhir yang menjadi
> tumpuan harapan. Setelah ini tidak ada lagi dewa
> yang saya miliki. Tapi
> sama saja dengan yang lain. Tidak ada reaksi.
> Detakan jantung Papa di
> layar mo-nitor masih tetap 172.
> Saya heran. Ke mana perginya segala ilmu yang
> kupelajari selama 20 tahun
> menjadi pengikut Dewi Kwan Im? Mengapa dulu saya
> begitu sakti, namun
> kini kesaktian itu hilang?
> Saya menangis. Saya kecewa, untuk apa 20 tahun saya
> menghabiskan banyak
> waktu di Klenteng untuk bersemedi, bertapa dan
> belajar bermacam-macam
> ilmu sakti? Bukankah dalam buku Bersemedi, kita
> boleh memanggil dewa
> yang sesuai dengan agama kita bila membutuhkan
> pertolongan?
> Rasanya saya ingin memanggil nama Yesus, tapi Dia
> bukan dewa saya. Dia
> dewanya orang Kristen, lagi pula Yesus adalah dewa
> yang paling ku benci.
> Tidak mungkin aku memanggilNya, selain itu Yesus
> belum tentu lebih hebat
> dari Dewi Kwan Im.
> 
=== message truncated ===



                
Yahoo! Mail
Stay connected, organized, and protected. Take the tour:
http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to