Kalau di keluarga gue pecahin semangka pada waktu peti mati berangkat ke kubur/tempat kremasi itu kalau yang meninggalnya hari sabtu, sambil mecahin sambil bilang apa yah lupa….errr semacam pokoknya sampai disini aja seperti semangka yang pecah ini ngga akan balik lagi utuh ngga ada kelanjutannya semacam itulah, mantranya lupa :P

Selain itu buat keluarga yang meninggal hari sabtu juga bisa dikias dengan pelepasan sepasang merpati sebelum peti masuk ke lubang kubur atau masuk ke tempat kremasi. Sambil bilang, bebas sampai disini jangan balik lagi, atau semacamnya.

Maksudnya supaya ngga nyambung, sebab katanya kalau meninggalnya hari sabtu pan nanti bawa keluarga tea, jadi ada yang menyusul meinggal untuk menemani atau semacam itulah. Tapi kalu ngga salah urusan meninggal hari sabtu itu sudah tercampur sama kepercayaan kejawen deh.

 

-----Original Message-----
From: Min Hui [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 21, 2005 11:58 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Tradisi Memecah Semangka dan pembakaran mercon dalam Penguburan Tionghoa

 

 

Benar kata Pak Rinto, di Medan dan daerah sumut, ada kacang, bonbon, roti dan makanan untuk pelayat demikian juga kopi dan teh. Mengenai semangka, yang pernah saya dengar dari family saya yang sudah sepuh adalah untuk keselamatan keluarga yang ditinggalkan, terutama misalnya kalau yang meninggal itu dikarenakan hal-hal yang mengenaskan seperti tabrakan, dll.

 

 

Regards,

Min Hui

 

 


From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ANDREAS MIHARDJA
Sent: Thursday, July 21, 2005 11:52 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tradisi Memecah Semangka dan pembakaran mercon dalam Penguburan Tionghoa

 

Mungkin kalau diTaiwan kalau kita kunjungi yg meninggal kita diberikan angpau untuk jangan membawa malapetaka kerumah tamu. - True every area everyones tradition.

Andreas

Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Itu cuma satu bentuk tata krama, berbeda pula di setiap daerah. Di Medan, disediakan kacang dan bonbon untuk pelayat. Minuman ada kopi ada teh.


Rinto Jiang



Novianto Sutardi wrote:

Mengenai penyajian kuaci (untuk para pelayat), alasannya apa yah? Apakah ada kaitannya dengan semangka?

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com]On Behalf Of ANDREAS MIHARDJA
Sent: Thursday, July 21, 2005 5:27 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Tradisi Memecah Semangka dan pembakaran mercon dalam Penguburan Tionghoa

Ada tambahan yg ingin saya berikan.

 

Petasan atau Mercon ada 2 macem. Satu yg dipakai untuk merayakan umpamanya tahun baru atau hari ulang tahun. Mercon ini harus 100% dibikin dari kertas merah dari dalam sampai keluar. Mercon yg dipakai untuk kematian - dari luar memang merah tetapi dibawah kertas merah ini kertas putih dipakai. Harap kalau membeli mercon kalian memperhatikan.

 

Semangka kalau menurut dongeng yg dulu saya dengar dan baca - katanya waktu kaiser Lie SieBin [dari cerita See JinKwie] waktu dia tidur - suka diganggu iblis. Karena itu dia suruh dua jendral dia jendral Lie dan Oei utk jaga pintu. Hasilnya kita ada dua dewa pintu. Sewaktu dia diganggu oleh iblis - emperor ini juga pergi keacherat dan katanya raja acherat ingin makan semangka yg dingin. Karena itu setiap penguburan ada semangka ini.

 

Jaman sekarang bagaimana?    Ini semua indah dan logic untuk kepercayaan - tetapi mungkin jaman sekarang ini hanya dipakai sebagai tradisi. Sama dengan pembakaran uang acherat, uang emas etc dan boneka2 dari kertas yg ditempatkan disebelah peti. Waktu kakek saya meninggal jaman 40-50'an biasanya boneka2 kertas ini dipecut setiap pagi agar mereka melayanani arwah.  Jaman dahulu malah segala macem benda penghidupan sehari2 dari kertas atau dari ceramic dibakar atau dihancurkan waktu penguburan. Saya kira ini hanya dipakai untuk memperlihatkan cinta kita kepada yg meninggal.  Kalau jaman sekarang kita  pun agak sulit  utk memutuskan  ===   tidak dipakai bisa salah / dipakai juga salah [buang ongkos utk nothing]

Tidak dipakai ada peer pressure yg mengatakan tidak cinta.

Didalam keadaan berduka pun  = yg dibilang Misin/Tachayul/Aberglaube/Bijgeloof - biasanya keluar didalam perasaan kita.

Jadi my advice use a mortuary service and let them do it.

 

Andreas

 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to