Dedi menulis:

kalo dalam huruf han, apakah ada patokan tertentu? misalnya yajiada,
mengapa 'ya'-nya harus 'ya' = benar/indah, kenapa bukan 'ya'= tekan,
juga 'jia' mengapa 'jia'=tambah, bukan 'jia'= rumah dsb, dan seterusnya.



Rinto Jiang:

Peran media massa sangat penting di sini. Pada awal pengenalan sinifikasi (pen-mandarin-an) nama2 tempat, nama orang dari bahasa asalnya pasti ada banyak versi yang muncul. Tentunya nama tempat atau nama orang yang di-sinifikasi harus mengambil karakter2 yang khusus, tidak terlalu common (pasaran) dan bermakna indah/positif.

Jakarta sendiri masih ada 2 versi karakter Tionghoa-nya, umumnya memang dipakai versi Yajiada, namun di HK masih dipakai versi lain Yejiada. "Ye" di sini bermakna kelapa, sesuai dengan nama kuno Yecheng yang diambil dari Sunda Kelapa. Coba baca koran HK, tidak ada Yajiada di sana, melainkan Yejiada.

Untuk karakter "jia" = tambah ini sangat umum digunakan untuk nama tempat atau negara. Rata2 nama negara atau tempat yang bunyi suku katanya adalah ka, kar, gha, ga menggunakan "jia" untuk karakter sinifikasinya.

Misalnya:
Ma-da-ga-s-kar = Ma-da-jia-si-jia
Gha-na = Jia-na
Ka-na-da = Jia-na-da

Pengecualian bagi Sukarno yang disinifikasi sebagai Su-ka-nuo dan bukan Su-jia-nuo.


Rinto Jiang


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke