Relax...
 
 
                                                 JENAKA POLITIKANTA
 
   (reaksi bangsa yang sudah beradab terhadap dongeng-dongeng absurd)
 
Seorang pelarian politik Indonesia di Belanda (vluchteling)  menceritakan berita yang didengarnya sekitar peristiwa G30S-65 kepada seorang petani Belanda kenalannya.
Pelarian Politiki(PP):  Wanita-wanita Gerwani dituduh telah memotong kemaluan 7 Jendral yang sudah jadi mayat. Sungguh mengerikan.
Petani Belanda(PB): Apakah kepunyaan para Jendral itu lebih panjang untuk dicangkokkan pada
                                       suami-suami mereka ? Mengapa tidak mengimport  dari Belanda saja.
 
 
Di kamar tunggu sebuah rumah sakit mata, seorang PP menceritakan berita yang dibacanya di koran Indonesia  kepada teman Belandanya yang  ikut mengantarkannya, katanya, telah ditemukan alat pencungkil mata di sebuah rumah orang PKI yang dituduh melakukan pencungkilan mata terhadap mayat 7 jendral yang mereka bunuh.
Reaksi teman PP: Tentu alat itu mereka curi dari sebuah kamar operasi di rumah sakit mata.
PP: Tidak, mereka buat sendiri
Teman Belanda: Untuk apa?
PP: Barangkali untuk bikin telor mata sapi
Teman Belanda: Saya tidak mengerti
PP: Saya juga tidak mengerti
 
 
Seorang PP yang lain menceritakan cerita  yang lain lagi pada seorang teman Belanda-nya  ketika mereka sedang mengunjungi Kebun Binatang "Artis"di Amsterdam.
PP: 7 Jendral Indonesia dibunuh secara kejam di Lubang buaya, lalu PKI yang disalahkan.
Teman Belanda: Rupanya bangsa kalian juga bangsa penghemat seperti bangsa Belanda. Buaya lapar lebih hemat dari rentetan peluru.
PP: Lubang buaya itu nama tempat bukan...
Teman Belanda: Buaya lapar tidak pandang tempat atau pangkat, dari Jendral hingga prajurit semua dia makan. Tapi siapa pemilik peternakan buaya itu?
PP: eee...Suharto!
Teman Belanda: Sudah saya duga sejak mula.
 
 
Dan ketika dalam suatu acara mengantarkan jenazah seorang teman senasib, sambil minum kopi di ruang tunggu, seorang PP menceritakan cerita lama yang didengarnya sekitar perbuatan GERWANI yang menyanyikan dan menarikan "TARI HARUM BUNGA" di sekitar 7 mayat para Jendral yang telah dibunuh yang sudah tak karuan tubuhnya akibat disayati dengan pisau silet oleh wanita-wanita GERWANI.
PP: sungguh tak bisa saya bayangkan, wanita-wanita Indonesia yang terkenal ramah tamah dan lemah lembut itu bisa berbuat sadis sedemikian rupa.
Teman Belanda: Saya juga tidak. Tapi apakah mereka tahan bau mayat yang sudah begitu rusak, apakah tehnik pengawetan di negeri kalian sudah begitu majunya.
 
 
 
Seorang teman Belanda bertanya pada seorang PP sahabatnya.
Teman Belanda: Kapan kamu akan pulang ke Indonesia
PP: Kalau ajaran Marxis sudah benar-benar hilang dari dari otak seluruh orang Indonnesia
Teman Berlanda: Kapan itu akan terjadi
PP: Kalau hari sudah kiamat
Teman Belanda: Saya tidak mengeti
PP: Apa kamu kira saya juga mengerti
 
Kiriman asahan aidit.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke