Bukankah hio adalah salah satu sarana terapi aroma yang digunakan 
untuk menenangkan pikiran saat beribadah. Ternyata kakek-moyang 
orang Tionghoa (dan India---konon hio berasal dari India, yang 
diimpor ke Tiongkok. PCMIIW!) berabad-abad lalu sudah mengetahui 
manfaat terapi aroma, suatu hal yang baru menjadi populer di mana-
mana sekarang ini.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Andy:
> 
> Terima kasih atas tanggapannya.  Saya melihat beberapa teman saya 
suka 
> menyalakan hio ketika melakukan meditasi dan ketika saya tanya 
tidak 
> satu pun di antara mereka bisa memberikan alasan 'logis' atau 
memberi 
> latar belakang sejarahnya.  Itulah sebabnya saya mengira bahwa ada 
suatu 
> alasan mistis di balik penyalaan hio dan saya melemparkan di milis 
para 
> ahli budaya Tionghoa ini, barangkali aja ada yang berkenan 
menjawabnya.
> 
> 
> Rinto Jiang:
> 
> Ini pertanyaan bagus dan juga memberikan kesempatan kepada saya 
untuk 
> menjelaskan bahwa hio tidak lekat dengan unsur religius, hio bukan 
> sebuah produk agama, melainkan sebuah produk budaya.
> 
> Hio sebagai wangi2an saya ketahui pertama kali tercatat dalam 
sejarah 
> adalah di zaman Konfusius, di zaman tersebut kelas2 menggunakan 
harum2an 
> untuk mengusir rasa kantuk dan menambah semangat belajar serta 
> konsentrasi. Jadi itu semacam terapi aroma. Waktu itu tentu 
bentuknya 
> bukan hio batangan seperti sekarang ini. Pernah lihat film2 serial 
kuno 
> zaman Qin atau Han atau bahkan Samkok? Di sana sering kita lihat 
ada 
> sebuah tempat untuk membakar bubuk untuk pengharum ruangan. 
Deskripsi 
> film2 tersebut adalah sangat mendekati keadaan yang sebenarnya.
> 
> Untuk kemudian dikarenakan hio telah erat berkaitan dengan 
kehidupan 
> sehari2 leluhur orang Tionghoa di zaman tersebut, kaum agamawan 
dan 
> penganut kepercayaan tradisional juga mengadopsi produk budaya ini 
ke 
> dalam ritual keagamaan mereka. Hio dianggap cocok sebagai simbol 
> penghormatan pernah dijelaskan sebelumnya di sini adalah karena 
asap 
> yang mengepul selalu mengarah ke atas dan menandakan niat 
penghormatan 
> kita akan terbawa bersama asap ke atas.
> 
> OOT, Hong Kong mendapat namanya "Hong Kong" karena kaitannya 
dengan hio 
> juga. Di zaman Ming, Hong Kong itu adalah penghasil kayu gaharu 
yang 
> digunakan untuk membuat hio. Kayu2 gaharu tadi diangkut dengan 
kapal 
> dari pelabuhan Hong Kong ke pelabuhan Guangzhou, lalu diangkut ke 
> seluruh pelosok Tiongkok. Untuk itu daerah Hong Kong saat itu 
kemudian 
> mendapat nama "Xiang Jiang", lalu "Xiang Gang" yang 
artinya "Pelabuhan 
> Harum". Dalam dialek Kanton, lafalnya adalah "Hoeng Kong". Orang 
Inggris 
> kemudian mengambil lafal tadi dan menjadikannya sebagai nama 
> internasional Hong Kong.
> 
> Saya sering mendapat pertanyaan dari teman2 Tionghoa yang beragama 
> Kristen apakah setelah menganut agama Kristen masih boleh memegang 
hio 
> atau tidak. Saya jawab dari sudut sejarah sih tidak ada alasan 
logis 
> untuk mengharamkan pemakaian hio, semuanya tergantung dari 
persepsi dan 
> pemahaman kita sendiri. Setahu saya sih, kitab suci tidak pernah 
> melarang dan mengatur2 masalah ini.
> 
> Dulu, di zaman Qing di Tiongkok, seluruh orang Tionghoa penganut 
Kristen 
> maupun Katolik tidak punya sedikit masalahpun akan hio. Waktu itu, 
di 
> zaman pemerintahan Kangxi, kaum Yesuit adalah kelompok misionaris 
yang 
> paling berpengaruh karena Kangxi sangat mempercayai mereka. Kangxi 
juga 
> meminta mereka mengajarkan teknologi2 yang dianggap baru bagi 
Tiongkok. 
> Misionaris terkenal pada waktu itu semisal Ferdinand Verbiest, 
Antoine 
> Thomas dan Thomas Pereira. Mereka dapat keluar masuk istana sesuka 
hati.
> 
> Namun, kemudian Paus di Roma mengeluarkan "fatwa" supaya para 
misionaris 
> jangan sampai membiarkan "racun2" budaya Tionghoa memasuki ritual2 
> keagamaan Kristen di Tiongkok. Dalam pada ini salah satu yang 
paling 
> penting adalah larangan memegang hio. Kangxi marah dan mengusir 
seluruh 
> misionaris yang ada di Beijing dan mengeluarkan ultimatum hanya 
> misionaris2 yang menghormati dan menerima Konfusianisme dapat 
meneruskan 
> misi mereka di Tiongkok. Sikap Paus kemudian melunak dan mencabut 
> larangan tersebut.
> 
> Nah, dari sini sudah sangat jelas bahwa yang memutuskan segalanya 
tetap 
> hanyalah manusia2 yang kebetulan kita anggap sebagai manusia yang 
punya 
> kedudukan lebih tinggi di mata Tuhan. Bagaimanapun mereka tetap 
manusia, 
> bukan Tuhan atau agama itu sendiri. Saya sering mengatakan bahwa 
ada 2 
> macam umat beragama, yang "rasional skeptis" dan yang "seperti 
kerbau 
> dicucuk hidungnya". Beragama adalah sebuah hak, bukan kewajiban 
dan 
> untuk itu kita berhak memilih apakah akan menjadi seorang agamis 
yang 
> rasional skeptis, atau yang seperti kerbau dicucuk hidung yang 
menelan 
> mentah2 apa yang dikatakan oleh orang2 yang kita tinggikan.
> 
> Saya jamin, kalau Yesus Kristus dan agama Kristen itu asalnya dari 
> Tiongkok, sekarang di gereja2 di seluruh dunia akan penuh dengan 
asap 
> dari hio. Karena sebuah agama lahir dari kebudayaan yang 
> melatar-belakangi-nya serta akan mengadopsi ritual budaya yang 
lebih 
> lanjut akan menjadi identik dengan ritual keagamaan agama tersebut.
> 
> 
> Rinto Jiang
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/O4u7KD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke