Rekan-rekan, Pernah ada teman berkomentar di depan saya, ia mengatakan: "Untuk apa ribut masalah Yasukuni, biarkan saja, biar saja Jepang memuja-muja penjahat perang, asalkan kita tidak. Sejarah sudah lewat, jangan membuang-buang energi mempermasalahkannya!" Meskipun itu hanya pendapat seorang, tapi saya kira banyak orang berpendapat sama. Hal ini terjadi karena mereka tidak menguasai masalah. Penghormatan terhadap penjahat perang di Jepang oleh Perdana Menteri Koizumi mempunyai maksuk politik dan mempunyai pengaruh yang luas di Jepang. Menghormati penjahat perang, berarti membenarkan tindakan Jepang pada saat Perang Dunia II. Semua pimpinan negara Asia Tenggara mengerti ini. Hanya karena Jepang sekarang adalah raksasa ekonomi, bahkan raksasa militer, meskipun belum diekspose, maka kebanyakan pemimpin tidak berani ngomong. Mereka mencari selamat daripada bertentangan dengan raksasa Jepang yang sekarang dibacking oleh raksasa Amerika. Lain halnya Korea dan Tiongkok, dua negara paling menderita oleh Jepang dalam awal abad ini. Korea diduduki Jepang, Tiongkok diporak porandakan Jepang, sekitar 30 juta korban rakyat yang mati oleh Jepang selama perang, di Nanjing saja 300000 penduduk sipil dibantai, laki-laki dibunuh, anak-anak dibunuh, wanita diperkosa. Belum terhitung banyaknya wanita muda yang dipaksa jagi pelacur bagi tentara Jepang. Jepang bahkan menggunakan senjata kimia dan biologi di Tiongkok, sampai sekarang korban masih berjatuhan. Buruh bangunan yang menggali fondasi di Tiongkok Timur Laut sering mati keracunan karena di bawah tanah ada zat kimia beracun yang ditinggalkan Jepang, sampai sekarang Jepang tidak mau memberi peta letak zat-zat beracun itu di tanam. Tapi itu sudah lewat, sejarah! Yah, jangan lupa, bahwa Koizumi dan golongan ultra kanan Jepang sedang membuat opini masyarakat. Agresor Jepang dalam perang dunia yll. dikatakan korban perang, penjahat perang dikunjungi tiap tahun untuk diberi hormat. Taiwan yang dijajah Jepang dan harus dikembalikan lagi ke Tiongkok setelah Jepang kalah perang, sekarang mulai dikutik-kutik lagi, bahkan Jepang siap membela Taiwan kalau terjadi perang. Kemenangan pemilu untuk Koizumi, menunjukkan bahwa membangkitkan semangat militerisme Jepang, dengan dimulai memasyarakatkan pandangan bahwa Jepang hanya korban dalam Perang Dunia II sudah menunjukkan hasil. Hal ini jelas menunjukkan bahwa beberapa tokoh ultra kanan Jepang sedang dalam persiapan untuh menguasai Asia lagi. Sekali ini memang dapat angin karena Amerika mendukungnya. Bayangkan betapa berbahayanya kalau dua raksasa dunia Amerika dan Jepang bahu membahu mencoba menguasai dunia dengan tindakan pertama menguasai Tiongkok dan Korea! Menentang penghormatan Koizumi kepada penjahat perang akan menyebabkan sebagian orang Jepang sadar akan bahaya ini, dan mereka akan bangkit menentang arus balas dendam ini. Mengapa Jerman tidak demikian? Bukankah Jerman sekutu Jepang pada perang dunia kedua? Basis fasis Jerman habis waktu perang dunia II, pemerintah baru berjanji tak akan mengulangi hal itu lagi, dengan tulus melarang semua yang berbau aliran fasisme. Jepang sebaliknya, panglima tertinggi angkatan perang Jepang pada perang dunia II adalah kaisar. Setelah perang kaisar tak diapa-apakan. Hanya berapa belas penjahat perang kelas kakap yang dihukum mati, sisanya dihukum sebentar dan semua dibebaskan, bahkan banyak yang diangkat menjadi menteri. Mereka berkuasa kembali meskipun tidak berani terang-terangan ingin mengembalikan militerisme Jepang, tapi mereka bekerja terus. Mereka sudah tua dan banyak sudah tak ada lagi, tapi pengikutnya makin banyak dan kebetulan sekarang memegang tampuk pemerintahan. Ini yang berbahaya. Mudah-mudahan sesuatu yang mengerikan tidak terjadi lagi. Salam
--- Pierre Huang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Minggu, 23 Oktober 2005 > Yasukuni, Kerikil Tajam dalam Diplomasi Jepang > Budi Suwarna > > Untuk kelima kalinya, Perdana Menteri Junichiro > Koizumi berkunjung ke > Kuil Yasukuni, Senin (17/10). Seperti yang > sudah-sudah, kunjungan itu > menuai kemarahan di China dan Korea Selatan. > Hubungan diplomatik > Jepang dengan kedua negara itu pun berada di ujung > tanduk. > > Kuil Yasukuni yang berarti "negeri yang damai" itu > memang menyimpan > luka lama. Di kuil yang dibangun tahun 1869 itu > dimakamkan sekitar > 2,5 juta orang Jepang yang tewas selama perang. > Mereka terdiri atas > prajurit, perawat, dan pelajar yang maju ke medan > perang. Bagi > sebagian besar orang Jepang, mereka yang dikuburkan > di kuil itu > adalah pahlawan sehingga patut didoakan dan > dihormati. > > Namun, bagi rakyat China dan Korea Selatan, Kuil > Yasukuni dipandang > tak lebih sebagai simbol kekejaman Jepang. Pasalnya, > di kuil itu > dimakamkan juga 14 penjahat perang Kelas A, seperti > Perdana Menteri > Jenderal Hideki Tojo yang bertanggung jawab atas > kekejaman Jepang > selama Perang Dunia II. Karena itu, kunjungan para > pejabat Jepang, > termasuk Koizumi seakan membangkitkan luka lama dan > kenangan pahit > bangsa China dan Korea Selatan. > > Rakyat China, misalnya, segera teringat kembali > peristiwa pembantaian > ribuan orang di Nanjing antara Desember 1937 dan > Maret 1938 yang > diperkirakan memakan korban 250.000 hingga 300.000 > jiwa. Sebagian di > antara korban adalah anak-anak dan perempuan. > Seorang koresponden > surat kabar Jepang melihat barisan orang-orang China > yang akan > dieksekusi di tepi Sungai Yangtze. Selanjutnya, dia > menyaksikan > tumpukan mayat-mayat yang dibakar. Peristiwa ini > dicatat sebagai > salah satu pembantaian paling mengerikan di abad > modern. > > Tidak hanya itu, penjarahan dan pemerkosaan pun > dilakukan secara > massal. Sekitar 20.000 orang menjadi korban. Inilah > salah satu masa > paling gelap yang dampaknya dirasakan hingga kini di > China. > > Rakyat Korea (dulu belum terpecah menjadi dua) juga > merasakan > kekejaman Jepang selama masa pendudukan dari tahun > 1910-1945. Ratusan > ribu perempuan Korea dinistakan sebagai budak seks > tentara Jepang > sejak tahun 1932. Sebagian dari mereka dibunuh. Hal > yang sama juga > terjadi di Indonesia dan beberapa negara lain di > Asia Tenggara. > > Luka lama itulah yang menyebabkan setiap kunjungan > Koizumi di Kuil > Yasukuni ditanggapi secara sangat keras oleh Korea > dan China. Mereka > menganggap kunjungan tersebut sebagai simbol tidak > adanya penyesalan > Pemerintah Jepang atas kekejaman militernya di masa > lalu. > > Mengherankan > > Agak mengherankan mengapa Koizumi "nekad" > mengunjungi Yasukuni meski > dengan taruhan hancurnya hubungan diplomatik Jepang > dengan negara > tetangganya. Bethan Jinkinson dalam analisisnya yang > dimuat di BBC > NEWS Agustus 2005 mengatakan, banyak orang Jepang > masih terobsesi > dengan sentimen nasionalisme yang diwariskan > kelompok garis keras > nasionalis Jepang. Hal ini mungkin dapat menjelaskan > mengapa sejumlah > politisi Jepang, termasuk Koizumi, merasa perlu > memberikan > penghormatan di Kuil Yasukuni. > > Sentimen itu pula yang diduga membuat Jepang tidak > serius mengadakan > rekonsiliasi dengan China dan Korea Selatan. Jepang > memang sudah > menyatakan maaf dan penyesalan dalam Konferensi > Tingkat Tinggi Asia > Afrika 2005 di Jakarta. Namun, permintaan maaf itu > dianggap tidak > ikhlas. Hal ini terlihat dari masih adanya upaya > mengaburkan > kekejaman militer Jepang dalam buku-buku pelajaran > sejarah yang > diajarkan di sekolah-sekolah Jepang. > > Bisa ditebak upaya rekonsiliasi setengah hati ini > tidak berhasil. Di > China dan Korea Selatan, unjuk rasa anti-Jepang > bahkan muncul lebih > dahsyat, April lalu, ketika mereka mengetahui > praktik pengaburan > sejarah kembali dilakukan Jepang. > > Apa yang dilakukan Jepang memang berbeda dengan > Jerman yang mengakui > kekejaman Adolf Hitler dan memaparkan tragedi > holocaust secara detail > di sekolah-sekolah agar peristiwa serupa tidak > terjadi lagi. > Pemerintah Jerman juga meminta maaf sehingga proses > rekonsiliasi > dengan bekas musuhnya berjalan mulus. Saat ini > Jerman sudah bisa > bersekutu dengan musuh-musuh lamanya. > > Pemerintah Jepang dianggap tidak memiliki pendekatan > politik yang > nyata untuk rekonsiliasi. Pemerintah dan kalangan > bisnis hanya > melakukan pendekatan dengan menginvestasikan uang > dalam jumlah besar > di negara-negara Asia Timur. Dengan cara itu, > negara-negara Asia > Timur akan bergantung dan tidak lagi mengungkit masa > lalu. > > Saling balas > > Konflik akibat sejarah masa lalu yang berlarut-larut > seperti ini > tentu saja membahayakan hubungan diplomatik Jepang > dengan negara > tetangganya. Menyusul kunjungan Koizumi ke Kuil > Yasukuni, Pemerintah > China dan Korea Selatan langsung mengajukan protes > keras. China > membalas tindakan Koizumi dengan membatalkan > kunjungan Menlu Jepang > Nobutaka Machimura ke Beijing. China juga menegaskan > kunjungan > Koizumi ke Kuil Yasukuni merupakan provokasi > terhadap rakyat China. > > Pemerintah Korea Selatan tak kalah kerasnya > bersikap. Pemerintah > Korea Selatan membatalkan kunjungan Menlu Ban > Ki-moon ke Jepang dan > mungkin akan membatalkan kunjungan Presiden Roh > Moo-hyun ke Jepang, > Desember nanti. Belakangan, Pemerintah Korea Utara > turut mengkritik > keras kunjungan Koizumi dan menganggapnya sebagai > sebagai tindakan > yang tidak bijaksana. > > Kunjungan Koizumi ke Yasukuni tampaknya memang > membuat situasi > politik di Asia Timur yang sudah panas menjadi > bertambah panas. > Sejumlah pengamat politik internasional mengatakan, > gesekan antara > Jepang-China dan Jepang- Korea Selatan akan > mempertajam persaingan > sengit di Asia Timur. > > Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketiga negara itu > memang bersaing > untuk mendapatkan pengaruh yang besar di Asia Timur. > Persaingan > paling sengit tentu saja antara Jepang dan China. > Masahiro > Wakabayashi, profesor politik internasional dan > hubungan Asia Timur > di Tokyo University, mengatakan, "Kedua negara tidak > akan mundur satu > inci pun ketika mereka berlomba untuk memimpin > Asia." > > Di bidang ekonomi, misalnya, pertumbuhan ekonomi > China yang luar > === message truncated === __________________________________ Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click. http://farechase.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/