Kalau tahu kedua-duanya malah lebih
baik.
----- Original Message -----
Sent: Wednesday, January 18, 2006 4:11
AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Bangsa
Tionghoa Selamanya Jangan Sampai Melupakan Peristiwa-Peristiwa Sejarah
Boleh-boleh saja tahu tentang sejarah China,
namun kita Warga Negara Indonesia seharusnya harus lebih tahu tentang sejarah
Indonesia, bukan sebaliknya.
Wassalam
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, January 17, 2006 10:53
PM
Subject: [budaya_tionghua] Bangsa
Tionghoa Selamanya Jangan Sampai Melupakan Peristiwa-Peristiwa Sejarah
Bangsa Tionghoa Selamanya Jangan Sampai Melupakan
Peristiwa-Peristiwa Sejarah.
Selama beratus-ratus tahun bangsa
Tionghoa mengalami begitu banyak kesulitan, bencana, tragedi maupun
pelecehan / penghinaan, semua ini telah tercatat dalam sejarah perjalanan
hidup bangsa Tionghoa; setelah menginjak abad ke 20, bangsa Tionghoa
mulai bangkit, terutama dalam kurun waktu 50 tahun kemudian, Tiongkok
telah mengalami perkembangan yang luar biasa pesat sehingga mencengangkan
dunia, sehingga saat ini telah menjadi bangsa yang tak bisa dihina atau
direndahkan martabatnya oleh siapapun juga. Sekarang cobalah kita
membolak-balik buku sejarah, berbagai tragedi sejarah yang berurai darah
dan air mata akan meninggalkan jejak-jejak rasa malu dan kebencian yang
sangat dalam; sedangkan sejarah yang mencatat kebesaran dan kemakmuran,
juga selamanya akan menjadi kebanggaan kita. Marilah kita mencatat
perjalanan sejarah, membimbing generasi penerus, kita harus memahami
bagaimana para leluhur kita melewati perjalanan kehidupan
ini.
1. Perang Candu. Tanggal 5
Januari 1840, pemerintah Dinasti Qing memerintahkan Gubernur provinsi
Canton (Guangdong) Lin Zexu guna memberantas peredaran candu, dia lantas
menginstruksikan untuk memusnahkan dengan cara membakar habis candu
sitaan sebanyak 20 ribu kotak di pelabuhan Hu Men di kota Guangzhou,
inilah yang menjadi pemicu awal dimulainya perang candu tanggal 28 Juni
1840. Dibawah gencarnya tembakan peluru meriam (bombardemen) dari armada
kapal perang Inggris, pasukan Qing mengalami kekalahan besar, akhirnya
pada tanggal 29 Agustus 1842 oleh pemerintah Inggris dipaksa
menanda-tangani "Perjanjian Nanjing"dimana isinya Tiongkok harus
menyerahkan kota pelabuhan Hongkong kepada pihak Inggris ditambah dengan
ganti rugi kepada pihak Inggris sebesar 20 ribu tail perak. Ini adalah
merupakan penghinaan paling besar yang dialami bangsa Tionghoa, setelah
menginjak abad ke 20 tepatnya dasawarsa 90-an, yaitu tanggal 1 Juli 1997,
dibawah tekanan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang besar dan kuat,
Hongkong akhirnya bisa kembali ke pangkuan negeri
leluhur.
2. Pemberontakan Boxer (Tinju
Keadilan) Tanggal 6 Oktober 1860, di masyarakat timbul gerakan-gerakan
/ pemberontakan bersenjata seperti "Gerakan Tinju Keadilan"
yang mengusung slogan atau kebijakan seperti "Jatuhkan Qing
Pulihkan Ming", ada juga yang lain dengan slogan "Bantu Qing Hancurkan
Barat", mereka melancarkan serangan ke kantor-kantor kedutaan /
perwakilan negara-negara asing, menyerang semua
kepentingan-kepentingan negara-negara Barat. Sehingga akhirnya
negara-negara Barat tersebut membentuk aliansi "Pasukan Gabungan 8
Negara" dengan menyerang ibu kota Beijing, tanggal 18-20 September 1860
mereka membakar dan menghancur-leburkan kompleks bangunan istana "Yuan
Ming Yuan", disini pasukan 8 negara Barat ini melakukan aksi pembakaran,
pembantaian, penjarahan dan perampokan, sehingga Tiongkok mengalami
kerugian yang tak terhitung banyaknya dengan hilangnya benda-benda pusaka
warisan berbagai dinasti serta harta kekayaan kekaisaran yang
bernilai historis sangat tinggi. Perang ini, selamanya akan menjadi noda
hitam dalam sejarah yang tak mungkin bisa dihapuskan oleh
mereka negara-negara imperialis tersebut.
3. Insiden 18 September. Tanggal 18
September 1931, militer Jepang yang fasis mengirim bala-tentaranya untuk
menyerbu dan menduduki 3 provinsi di wilayah Timur Laut Tiongkok, dengan
maksud untuk merampas dan menguasai kekayaan sumber alam di wilayah
tersebut, ini menimbulkan kemarahan dan kebencian luar biasa rakyat
Tiongkok, selanjutnya, Jepang masih tak puas dan semakin serakah, tanggal
7 Juli 1937 Jepang memprovokasi "Insiden Lu Gou Qiao / Insiden Jembatan
Lu Gou". Dengan alasan inilah Jepang menginvasi Tiongkok. Ini
akhirnya membangkitkan gelombang perlawanan melawan fasisme Jepang di
seluruh negeri Tiongkok. Tahun ini yaitu pada tanggal 18 September 2006
adalah tepat 75 tahun peringatan "Insiden 18 September", siapapun dia
orangnya yang masih berdarah Tionghoa, wajib untuk tidak
melupakan insiden sejarah yang merendahkan negara ini, wajib untuk
tidak melupakan pelajaran yang bisa dipetik dari sejarah kebangsaan
ini.
4. Pembantaian Nanjing. Tanggal
12 Desember 1939, tentara fasis imperialis Jepang menyerang dan menduduki
kota Nanjing, hari berikutnya tanggal 13, dengan
tidak berperi-kemanusiaan alias biadab tentara fasis Jepang membantai
rakyat yang tidak berdosa, melaksanakan aksi yang kemudian hari dikenal
dunia sebagai "Pembantaian Nanjing", tercatat sekitar 300 ribu
rakyat Tiongkok menjadi korban keganasan tentara fasis Jepang
! Meskipun kaum militer fasis Jepang sekuat tenaga memungkiri atau
tidak mengakui kejahatan terhadap kemanusiaan ini, namun sejarah tetap
tak bisa dihapus, terlalu banyak fakta maupun saksi yang tak
bisa dibantah, saat ini pemerintah Jepang maupun sisa-sisa kekuatan
militer fasis Jepang berusaha untuk melepaskan diri dari tanggung jawab
atas kejahatan kemanusiaan ini, namun tujuan mereka tidak mungkin
tercapai. Kita harus mengingat dalam-dalam pelajaran dari sejarah ini,
suatu hari nanti, mereka pasti dan harus mempertanggung-jawabkan
semua kejahatannya di hadapan segenap rakyat
Tiongkok!
5. Kemenangan perang melawan
Jepang Tanggal 15 September 1945, perang dunia ke 2 resmi berakhir,
setelah melalui perang rakyat yang berkepanjangan hingga 8 tahun
lamanya akhirnya Tiongkok bisa mengalahkan tentara fasis Jepang, seluruh
dunia ikut bersuka-cita. Ini adalah persembahan terbesar rakyat
Tiongkok untuk perdamaian dan demokrasi di dunia, kemenangan ini diraih
tidak dengan mudah, kita selamanya harus mengingat tanggal kemenangan
ini.
6. Kelahiran Republik Rakyat
Tiongkok Tanggal 1 Oktober 1949, rakyat Tiongkok dipimpin oleh Ketua
Partai Komunis Tiongkok Mao Zedong , setelah melalui perang pembebasan
4 tahun lamanya, akhirnya bisa mengalahkan tentara nasionalis
yang didukung Amerika Serikat, menggulingkan pemerintahan
Republik Tiongkok, di lapangan Tiananmen Beijing resmi diumumkan
berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT), rakyat Tiongkok selamanya akan
tegak berdiri! Ini adalah titik tolak sejarah, sejak saat itu
Tiongkok seperti seorang raksasa yang berdiri di barisan bangsa-bangsa
dunia.
7. Era keterbukaan dan
reformasi Pada tahun 1987, dibawah pimpinan pusat Partai Komunis Tiongkok
dan Deng Xiaoping, Tiongkok mulai melaksanakan kebijakan pintu terbuka
dan reformasi, melaksanakan kebijakan pembangunan
ekonomi berkesinambungan, sejak saat itulah, ekonomi Tiongkok melesat
laksana roket terbang ke angkasa, mulailah perubahan Tiongkok yang miskin
dan terbelakang menjadi negara besar yang sedang giat
membangun.
8. Sukses memperoleh hak
menyelenggarakan pesta Olympiade Tanggal 13 Juli 2001, adalah satu
tanggal yang dirasa paling membanggakan oleh rakyat Tiongkok. Pada hari
itu di Moskow, Tiongkok memperoleh hak untuk menyelenggarakan pesta oleh
raga sejagat Olympiade tahun 2008 di Beijing, ini merupakan simbol
pengakuan atas kebesaran Tiongkok, ini juga kebanggaan 1,3 miliar jiwa
rakyat Tiongkok. Kita percaya, Olympiade 2008 ini, pasti menjadi pesta
olah raga sejagat paling sukses, paling semarak dan paling
meriah, atlet-atlet Tiongkok pasti mencatat prestasi yang lebih
membanggakan, menunjukkan kebesaran Tiongkok kepada dunia, Tiongkok
adalah negara yang tak lagi menerima penghinaan atau pelecehan di dunia
ini. Rakyat Tiongkok harus giat bekerja keras, membangun perdamaian
dunia, sehingga dunia selamanya akan
damai.
9. Kapsul Antariksa "Shenzhou 6"
(Kapal Dewa) sukses meluncur ke angkasa luar. Tanggal 12 Oktober 2005
adalah hari yang dirasa paling membanggakan bagi putra-putri bangsa
Tionghoa di seluruh dunia. Pada hari itu, wahana antariksa berawak
"Shenzhou 6" sukses meluncur ke angkasa luar, lantas mengorbit bumi
selama beberapa hari, kemudian suskes pulang kembali ke bumi dengan
selamat, dua orang antariksawan Tiongkok (Taikonot) yaitu Nie Haisheng
dan Fei Junlong mendarat dengan selamat. Ini adalah kelanjutan program
ruang angkasa Tiongkok sebelumnya yaitu "Shenzhou 5" yang juga sukses
membawa Taikonot Yang Liwei mengorbit di angkasa luar. Ini sekali lagi
membuktikan, besarnya potensi dan kekuatan Tiongkok. Sukses
Tiongkok dalam misi luar angkasa ini, digunakan untuk tujuan-tujuan
damai, tidak ditujukan untuk mengancam negara lain atau individu siapapun
juga, Tiongkok mengalami kemajuan pesat dalam iptek, dibarengi dengan
kebijakan damai, ini bukan hanya menjadi kebanggaan rakyat Tiongkok,
namun juga suatu kontribusi signifikan bagi dunia ilmu pengetahuan,
teknologi serta perdamaian dunia.
10.
Sambutan tahun baru Presiden Hu Jintao Tanggal 31Desember 2005, Presiden
Tiongkok Hu Jintao dalam pidatonya menyongsong tahun baru 2006 mengambil
tema (Bergandeng-Tangan Untuk Membangun Dan Menjaga Perdamaian,
Bersama-Sama Memakmurkan Dunia Yang Harmonis). Tema ini menerangkan
pandangan Tiongkok demi membangun dunia yang harmonis. Para pengamat
mengatakan disebut-sebutnya pemikiran untuk mewujudkan "Dunia Harmonis"
adalah kebijakan inti yang paling jelas dari politik luar negeri
Tiongkok. Tiongkok mengatakan bahwa setiap negara berhak untuk memilih
jalan untuk mengembangkan taraf kehidupan masyarakatnya masing-masing,
saling meminjam referensi serta meniadakan diskriminasi, belajar dari
kekuatan yang lain untuk mengatasi kelemahan dalam negeri, mendorong
setiap negara untuk bangkit dan berkembang sesuai dengan kondisi
masing-masing negara tersebut, harus memperkuat hubungan dan komunikasi
diantara berbagai peradaban dan kebudayaan. Kata sambutan dari Presiden
Hu Jintao ini dipandang para pengamat Internasional sebagai kontribusi
pemikiran yang sangat berharga bagi
dunia.
11. Memanfaatkan kemajuan iptek
untuk menyatukan perkembangan masyarakat di segala aspek. Tiongkok
tetap akan memanfaatkan kemajuan iptek untuk menyatukan perkembangan
ekonomi dan masyarakat di segala aspek, sekuat tenaga mempercepat
reformasi dan keterbukaan, sekuat tenaga memperkuat kemampuan inovatif
dalam negeri, sekuat tenaga mendorong reformasi birokrasi badan / lembaga
ekonomi serta perubahan untuk metode pertumbuhan ekonomi, sekuat tenaga
mempertinggi kualitas pertumbuhan ekonomi serta keuntungan yang bisa
diraih, bekerja keras mendorong perkembangan ekonomi masyarakat yang
semakin hari semakin cepat. Sehingga seluruh rakyat dapat menikmati buah
perkembangan reformasi.
12. Bersatu secara damai, satu negara dua
sistim. Menghadapi masalah di selat Taiwan, Presiden Hu Jintao menegaskan
akan tetap mengambil prinsip dasar kebijakan "Bersatu Secara Damai,
Satu Negara Dua Sistim", mempertahankan kebijakan "Satu Tiongkok" tak
akan pernah berubah, tidak akan membuang kebijakan bekerja keras
untuk bersatu secara damai, tidak merubah kebijakan
untuk mengimplementasikan harapan rakyat Taiwan, menentang keras
segala upaya untuk mencoba-coba memisahkan diri yang menuju ke arah
"Taiwan Merdeka", menyelesaikan dan mendorong hubungan kerja-sama di
selat, melindungi perdamaian di selat Taiwan, mendorong usaha besar
untuk persatuan Tiongkok secara damai.
Huang Bingkang (Ditulis
awal tahun 2006 di Jakarta)
Dikutip dan diterjemahkan dari Harian
Qian Dao Ri Bao terbitan Surabaya edisi 14 Januari
2006.
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
SPONSORED LINKS
YAHOO! GROUPS LINKS
|