--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "thangoubheng" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:


> ...siapapun yang diluar paham Marxis, dan dgn bangganya kemudian 
>memproklamirkan diri sebagai 
> aktivist muda Tionghoa, rasanya yang di wakilinya adalah aktivist 
> Tionghoa Marxis dan bukan aktivist Tionghoa yang nasional.
> ...
> Thangoubheng yg besar di jalanan, dan sudah bertarung to 
> hell and back di 1998 dan tahun tahun berikutnya, tetap tidak pernah 
> berani menyebut diri sebagai aktivist. Bagi kaum jalanan ada golden 
> rule yg digunakan sbg parameter aktivist. Udah pernah masuk bui 
> belum??? Udah pernah dikejar team Mawar belum? Udah ketemu Sinhay 
> belum? Atau Marsilam? 
> 


Untuk sdr. Thangoubeng (apa benar begitu?):

Saya tidak hendak berbasa-basi dengan anda. Saya selama ini memang 
tidak intens mengikuti milis BT ini karena sejumlah persoalan teknis, 
tapi saya kemudian dikejutkan oleh pernyataan anda yang menuding 
penyebutan nama saya oleh sdr. Kenken sebagai bagian dari aktifis, 
Tionghoa, marxis pula!!!

Saya tidak tahu, referensi anda dari mana? Anda pernah berkenalan 
dengan saya dan mengikuti rekam jejak saya? Pernahkah anda berdiskusi 
dengan saya atau setidaknya membaca tulisan-tulisan saya? Bagaimana 
anda mempertanggungjawabkan pernyataan anda itu? Ataukah anda hanya 
seorang yang juga hanya sekedar mencari sensasi dengan melempar isu-
isu murahan?

Saya sendiri masih mempertanyakan posisi saya sebagai seorang aktifis, 
bukan karena saya meragukan pilihan diri saya dalam kegiatan di 
lapangan. Namun karena di dalam pengertian aktifis sendiri, terbelah 
di antara mereka yang terjebak dengan aktifisme (hura-hura demonstrasi 
atau avonturir) dan mereka yang menjadi pejuang sebenarnya (bahkan 
progresif sekalipun!!!). Saya berkehendak menjadi pejuang, tidak perlu 
berkoar-koar namun bekerja. Apabila saya mempergunakan pisau bedah 
analisis kelas, apakah dengan demikian saya otomatis tidak nasionalis? 
Nasionalisme macam apa juga yang hendak anda sebutkan? Chauvinisme 
nasionalistik atau kesatuan rasa sebagai bangsa di antara lautan umat 
manusia? Apa pula kriterianya, khususnya apabila ada embel-embel 
Tionghoa sebagaimana anda sebutkan? Ataukah anda hanya sekedar 
berteriak bahwa hati dan jiwa anda demi Indonesia (atau malah nasional 
yang lain???), namun lupa terhadap persoalan yang dihadapi oleh 
masyarakat kecil, marjinal dan tertindas yang tidak pernah berteriak 
nasionalisme namun menghayati apa artinya berbangsa itu? Apakah anda 
sendiri memenuhi kriteria tersebut? Nasionalisme yang bagaimana dan 
implikasi apa yang terjadi karena pilihan anda tersebut? Di mana 
posisi anda??? Apakah progresif itu salah? Apa pula pengertian 
avonturir versi anda? Avonturirkah saya???

Saya tidak memungkiri bahwa diri saya selalu berada dalam rangkaian 
kontemplasi dan kerja-kerja tanpa batas ideologi, ras, agama, etnis, 
suku dan kelas, dan terus berada dalam rangkaian pencarian arti 
menjadi manusia. Sebagai salah seorang mahasiswa berprestasi, saya 
bukannya menerima tawaran di lembaga papan atas, malahan justru masuk 
ke dunia gerakan, saat lulus justru memilih berkiprah di LBH dengan 
gaji seadanya, saat di LBH justru mengaktifkan pengorganisasian, dan 
akhirnya mundur dari LBH karena tidak setuju dengan keberadaan 
sejumlah Dewan Penyantun yang sebenarnya adalah pembela-pembela para 
pelanggar HAM dan koruptor. Saat itu, ikut memperjuangkan hak-hak 
beragama kalangan Khonghucu di MATAKIN dengan tanpa penggajian, juga 
aktif membantu kalangan "agama" dan "kepercayaan" lainnya yang 
tidak "diakui" sebagai agama oleh negara. Saat Khonghucu mendapatkan 
pengakuannya, saya malah mundur dari MATAKIN, salah satunya juga 
karena ketidaksesuaian pandang dengan beberapa petingginya yang 
terseret dalam arus kekuasaan dan materialisme semu. Avonturir???

Meski tidak lagi memiliki organisasi tetap, saya tetap ikut melawan 
kebijakan anti masyarakat miskin, masyarakat kecil yang ada di gang-
gang becek, pinggir laut dan bedeng-bedeng. Ikut memperjuangkan nasib 
kalangan yang secara ideologis terpinggirkan secara tidak adil. Aktif 
juga menjadi dosen dengan gaji seadanya, hanya dengan harapan 
menularkan semangat belajar, mencari pengetahuan, menghargai 
kejujuran, kerja keras dan kebenaran serta mencintai kebudayaan. 
Terkadang membantu menerjemahkan buku atau membuat penelitian yang 
serius untuk mencari nafkah hidup sehari-hari (beberapa malah saya 
kirimkan ke milis BT ini), itu pun hanya mendapat penggantian ongkos 
tulis ala kadarnya. Terkadang saya bepergian ke sejumlah daerah untuk 
mempromosikan peraturan dan pelayanan publik yang tidak diskriminatif, 
sampai-sampai ada yang menuding bahwa pemikiran saya terlalu maju 
untuk masyarakat di sana yang elit-elitnya masih dipenuhi 
syakwasangka. Pernah dikeroyok sampai bonyok karena membela penumpang 
bis yang dimintai ongkos lagi padahal mereka sudah membayar. Pernah 
dihajar segerombolan brimob polisi dengan hasil rusuk patah karena 
menanyakan dasar hukum penahanan TKW korban pemerasan. Apakah artinya 
saya senang kekerasan? Jangan salah pikir dulu! Saya anti kekerasan, 
bahkan sejak mulai membangun gerakan di kampus. Saya tidak pernah 
mempergunakan kekerasan fisik ataupun ancaman hina dan tidak pernah 
menganjurkannya juga. Kalau anda menemukan data saya memukul orang 
atau mengancam-ancam semacam itu, hebat sekali!!! Tanyakan saja kepada 
seluruh rekan-rekan saya, dekat ataupun mungkin lawan-lawan pemikiran, 
dan anda akan tahu posisi humanis-etis yang selalu saya bawa. Lunyu 
adalah pegangan sehari-hari. Saya sejak kecil telah memegang Daxue dan 
Zhongyong. Lucunya, orang yang tidak dikenal seperti anda bisa-bisanya 
ikut menuding saya, baik langsung ataupun tidak, dengan tanggapan anda 
terhadap tulisan Kenken yang baru belum lama ini mengirim sms ingin 
mengajukan wawancara. Memangnya anda ini siapa???

Apa serendah itukah tindakan saya sehingga seakan-akan yang muncul 
adalah cap bahwa saya hanyalah seorang aktifis Tionghoa marxis, yang 
avonturir pula (dan karenanya tidak nasionalis???). Saya selama ini 
menahan diri untuk tidak banyak bicara lagi di hadapan media massa 
yang penuh glamour karena saya sedang berada dalam masa permenungan 
saya dan melalui jalannya proses yang selama puluhan tahun terhapus 
jejaknya. Saya tidak perlu gembar-gembor nasionalisme saya kepada 
anda. Saya hanya tahu bahwa nasionalisme terbentuk dari kesadaran akan 
nasib seluruh komponen bangsa, dan pembentukan karakter kebangsaan 
Indonesia sama sekali jauh dari selesai!!!

Sayangnya, anda membuka front yang tidak perlu!!! Saya perlu 
membersihkan nama saya karena saya sedari dulu memiliki nama yang 
bersih dan sebentar lagi menghadapi ujian berat sebagai seorang 
penjabat tugas negara. Saya bisa saja membiarkan anda menggonggong, 
sementara isu terus berlalu, namun saya kawatir pihak-pihak lain di 
milis ini jadi terdistorsi, padahal kenal saya saja tidak. Apa jadinya 
apabila saat saya menjabat tugas negara tersebut, isu kacangan yang 
anda lontarkan justru mengganggu citra saya yang sudah terbangun lama 
itu, padahal tugas negara yang saya emban adalah meluruskan sejarah 
melalui pencarian kebenaran!!!!!!!!

Perlu anda ketahui, pilihan tindakan saya amat riskan, bukan cuma 
sekedar go to hell and back seperti anda!!! Ketika banyak bagian 
bangsa ini terdiam, saya telah menjadi bagian yang ikut bersuara 
dengan lantang dan terbuka. Saya tidak hendak merendahkan anda, 
mungkin anda juga terlibat, seberapa pun kecilnya. Tapi apa peran anda 
dan di mana posisi anda, tentu menjadi pertanyaan saya. Saya menjadi 
salah seorang pimpinan tertinggi gerakan "reformasi" di tingkat 
nasional (suatu istilah yang saya sendiri juga elakkan, namun secara 
sosiologis justru diterima), menjadi pimpinan utama di sebuah 
perguruan tingi negeri di Jakarta dan ikut memberikan warna kepada 
proses transformasi Indonesia. Saya cukup bangga dengan peranan saya, 
padahal saya memiliki label triple minoritas (orang masih bisa melihat 
etnisitas saya, orang juga tahu "keagamaan" saya, dan kedekatan 
terhadap isu-isu sosial menjadi ciri pembeda yang lain), namun justru 
rekan-rekan kampus saya, rekan-rekan di tingkat lokal dan nasional 
mempercayai saya. Dominan sekali mereka adalah "bumiputera" (kembali 
istilah yang tidak pas, namun kita artikan secara netral). Ketika 
banyak orang ber-euphoria, saya malah balik tepekur, menyadari bahwa 
perubahan saat ini masih semu. Saat beberapa rekan "mengambil mangkuk" 
atau sejumlah penyamun "menduduki tanah" dan menggembar-gemborkan 
peran mereka yang besar dalam gerakan, saya memilih untuk menjauh, 
karena saya tahu betapa banyak orang yang juga terlibat aktif namun 
tidak berharap jasa, dan hati saya lebih tertuju kepada mereka.

Saya juga mempelajari sejarah kalangan yang anda sebutkan. Referensi 
saya cukup kuat, dan apabila saya tidak menyukai Shindunata, Liem Sioe 
Liong, Onghokham, Junus Jahja, Harry Tjan, Hartati Murdaya, Agi 
Tjetje, Tommy Winata, Teddy Yusuf, Lieus Sungkharisma, dsb itu 
didasari oleh rasionalitas atas pendirian atau tindakan mereka yang 
berseberangan dengan saya, meskipun saya juga akui bahwa bisa saja ada 
situasi lapangan yang menyebabkan mereka menjadi begitu. Saya 
memandang sangat hormat atas keteladanan sikap dan tindakan Yap Thiam 
Hien, Kwik Kian Gie, Siauw Giok Tjhan, Oei Tjoe Tat, Liem Koen Hian, 
Yap Tjwan Bing, Kwee Tek Hoay, Thung Liang Lee, dsb meskipun saya juga 
kritis atas beberapa pendapat mereka. Saya juga menaruh penghargaan 
yang tinggi akan David Kwa, Erik, Kenken, Ivan Wibowo dan kalangan 
yang "lebih mudaan dari yang di depan" karena mereka masih cukup aktif 
bergerak dalam lapangannya masing-masing, lepas dari kekuatan dan 
kekurangan mereka masing-masing.

Namun dengan pola seperti itu, cukupkah data yang anda miliki untuk 
melontarkan tudingan kepada diri saya? Ataukah seperti yang saya 
sinyalir tadi, anda hanya mencari sensasi? Indigo macam apa yang anda 
maui? seperempat pengkhianat, seperempat pejuang, seperempat pebisnis, 
seperempat filsuf? Itukah cara menyatukan diaspora??? Di mana patokan 
moralnya??? Hal itu bagaikan mencampurkan semua yang namanya hewan ke 
satu kandang dan berharap bahwa mereka sadar bahwa mereka semua 
hewan!!! Apa tidak saling memakan??? Mengapa tidak mencari bibit yang 
baik (tentu sukar dan lama), ketimbang bernaung di bawah nama 
mentereng namun sebenarnya tidak memiliki arti dalam diaspora. 
Bagaimana penjahat "yang kebetulan bersuku Tionghoa" hendak anda 
satukan dalam diaspora dengan kelompok "Tionghoa" yang lain? Tahukah 
anda betapa kerasnya persoalan rebutan lahan di antara mereka, sampai-
sampai pernah terjadi penculikan dan penganiayaan??? Butakah anda 
dengans ejarah nasional negeri ini??? Saya baru dengar chauvinisme 
munafik semacam itu. Catat: Kenken saja saya baru kenal belum lama. 
Menjadi komplotan? Sebaiknya anda ngaca dulu. Apakah bukannya anda 
yang justru menjadi komplotan besar yang sebaliknya telah mencoba 
menghancurkan nama baik saya?

Dengan melihat bagian kecil yang saya ceritakan kepada anda, sekali 
lagi saya bertanya, premis apa yang menyebabkan anda mencederai nama 
saya seperti itu? Bahkan surat kabar saja memiliki hak jawab dan 
kewajiban cover both side untuk meningkatkan akurasinya, bagaimana 
bisa, seseorang seperti anda melontarkan pernyataan berbisa semacam 
itu? Tahu apa anda? Sekedar bertemu Sinhai atau Marsilam, sudah jadi  
parameter patokan aktifis??? Dibui jadi patokan??? dikejar tim 
mawar??? 

Nih, di sini yang ngomong adalah orang yang tidak ada perlunya ketemu 
mereka, tidak pernah dibui, belum sempat kenal Tim Mawar (dan tidak 
mau kenal juga) namun sudah ketemu orang-orang pembaharu lainnya, kena 
dianiaya aparat, jadi Target Operasi level 1 dari BIA, went to hell 
dan sampai sekarang belum kembali.  

Setelah selesai  berefleksi, silakan anda menjawab pertanyaan-
pertanyaan saya tersebut. Apabila anda memang khilaf, saya cuma 
menuntut anda minta maaf dalam milis ini atas pernyataan sembrono 
anda, dan saya tidak hendak memperpanjang kasus ini. Bacalah kembali 
Lunyu. Saya rasa itu juga berguna bagi anda.







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke