Setujuuuuuu Kang Sur, kebudayaan itu sekarang bukan hak milik suku-etnis
tertentu saja, tapi bisa oleh siapa saja yang mau memeliharanya. 

Tapi ada setujunya juga sih sama indoguoye, hehehe. 

Maksudnya begini lhoh, sementara gue tahunya tarian barongsay itu
disakralkan dan dianggap kesenian bermutu, sampai ada kejuaraannya
segala, agak miris lah hati ini sewaktu melihat barongsay yang joget di
jalanan depan rumah, lompat pun hanya sekenanya, gerakan cuman megal
megol semaunya, sama sekali enggak ada hati yang memainkannya, asal
goyang, tidak menjiwai 'sandiwara' jadi binatang itu, asal dapat
angpaunya saja. 

Papi gue ngomel panjang pendek melihatnya, katanya jaman dulu itu
barongsay malahan diwariskan, dipelihara hati-hati, bahkan bisa sampe
babak belur membelanya (gue percaya sebab udah nonton pelem si Jet lee)
sekarang kok dianggap mainan anak-anak, di goyang tanpa penghayatan,
sedih donk. 

Tapi terus si papi juga melanjutkan dengan ketawa, tapi masih lebih
bagus boleh berlari lari di jalan, daripada itu barongsay terkurung lesu
di dalam gudang saja, hihihi. 

Sama seperti gue yang pernah dikuliahin sedikiiiiiiiit tentang talempong
(itu tuh gamelan padang) begitu melihat pertunjukan talempong di luar
negeri, sempat mengomel karena jauuuuhhhh dari keindahan talempong yang
di tanah air. Tapi ada sedikit bangganya juga, sebab yang samasekali
enggak ngerti sih tetap saja manggut-manggut bilang "bagus! bagus!"
hihihihi.  

{Sementara gue ngomel dalam hati, 
talempong kok kayak gending jawa, lambretttaaaa bo!<= padahal baru
ngerti sedikit aja udah berani komentar kayak gini, hihihi}



-----Original Message-----
From: Suryana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 14, 2006 10:44 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: memo moderator - Komersialisasi
budaya Tionghua


From: "indoguoyue" <[EMAIL PROTECTED]>


> Menanggapi komentar saudara Lie tentang komersialisasi budaya
> tionghua:
>
> Saya turut prihatin dengan tindakan komersialisasi budaya Tionghua 
> oleh oknum-oknum yang hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri.
>
> Bisa kita lihat Barongsai yang dulu hanya muncul pada hari2 tertentu, 
> sekarang ini bisa muncul setiap saat tergantung bayaran atau bahkan 
> mereka mengamen dari rumah ke rumah dan ironisnya, seringkali para 
> "oknum" penari barongsai tersebut bukanlah orang Tionghua.
++++
Sejak dahulu dijaman saya kicit ( Cianjur ) barongsay juga dimainkan
tidak semua oleh orang dari etnis Tionghoa, dengan kata lain itulah
universalnya budaya Tionghoa. Sedang komersialisasi tidak bisa lagi
dihindari karena dengan hanya mempertunjukan Barongsay/naga di even
tertentu malah akan menimbulkan lagi kesan eksklusivismenya Tionghoa
yang jelas-jelas hal ini tidak akan pernah ada didalam kamus Tionghoa
terutama Tionghoa perantauan..
>
> Belum lagi kursus-kursus seperti musik tradisional, ada oknum-oknum 
> yang membuka kursus musik tradisional dengan harga mahal atau dengan 
> menggunakan guru-guru kelas karbitan yang tidak qualified.
>
> Sementara di sisi yang lain dari musik tradisional China, banyak jenis

> musik tradisional yang sudah berada di ambang kepunahan tidak 
> diperdulikan lagi karena jenis musik tersebut tidak laku untuk 
> dikomersilkan (lihat tulisan saya terdahulu tentang Musik tradisional 
> Hakka yang hampir punah di kota Bandung)
++++
Kita malah harus berterima kasih dengan adanya kursus-kursus yang
biarpun pengajarnya karbitan, karena seni baru akan bisa berkembang
disaat orang tersebut memaham-i musik tersebut, yang selama ini sulit di
dapat. Mengenai musik tradisional Hakka yang hampir punah di Bandung,
janganlah kaget, karena yang 'bisa' punah bukan saja musik Hakka, juga
musik sunda lho...dan ini salah dampak dari terjangan musik luar dan
menjadi wajar karena 'kita' tidak mau membela diri dengan tetap
memperdengarkan/mempertunjukan kesenian asli nya.
>
> Hal yang hampir sama terjadi pula terhadap wushu, wushu yang jaman 
> dulunya hanya diajarkan kepada orang-orang yang diseleksi mungkin dari

> budi pekertinya atau berdasarkan garis keturunan, jaman sekarang 
> banyak oknum-oknum yang mengajarkan wushu secara obral kepada siapa 
> saja yang sanggup membayar.
++++
Sewaktu aku kicit aku ikut kelompok Kuntaw ( wushu bukan seh ? ), dan
setelah kena breidel aku ikut belajar meditasi, lalu silat tenaga dalam
( maklum mimpinya aku bisa punya lwekang serta ginkang yang hebat, jadi
bisa terbang ke cipanas tanpa perlu naik opelet lagi ), dan semua itu
tetap bayar iuran lho. ( kecuali meditasi, aku hanya belajar dari buku
alhasil nafasku jadi kagak karuan sd usia 40-an........kayaknya salah
aliran darah ngkali yah )
>
> Menurut saya tindakan komersialisasi ini akan merusak budaya tionghua 
> secara perlahan-lahan tanpa kita sadari.
++++
Jangan khawatir budaya sebuah bangsa tidak akan pernah bisa benar-benar
punah, yang terjadi hanyalah kompilasi budaya koq.......

sur ( di Jakjazz kemarin pemain top di tantang untuk berkolaborasi
dengan peralatan musik Tionghoa, hasilnya ok banget tuh )



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke