Sdr. Steeve, Saya sependapat dengan Anda. Kita harus bisa menghargai para pendahulu kita, tentunya termasuk peninggalan2 mereka. Banyak barang2 peninggalan orang Tionghoa Indonesia di masa lalu yang kurang mendapat perhatian, termasuk dari kalangan Tionghoa Indonesia sendiri. Salah satu contoh adalah gedung Candra Naya di Jl. Gajahmada, yang pernah menjadi rumah kediaman Majoor Tionghoa Terakhir di Batavia: Khouw Kim An, yang akan dibongkar oleh salah satu pengusaha (yang juga keturunan Tionghoa). Untungnya rencana ini terhambat krismon, dan juga mendapat banyak penolakan. Sebagian bangunan telah dibongkar, dan bangunannya 'dikolongi' oleh bangunan baru yang terhenti pembangunannya. Banyak bangunan tua lain yang bernasib lebih tragis daripada gedung Candra Naya. Kondisi makam tua lebih menyedihkan lagi, banyak makam2 yang dibongkar begitu saja. Saya ingat waktu SD, di dekat rumah orang tua saya di Bogor, ada makam seorang kapitan(?) Tionghoa. Kemudian makam tsb dibongkar dan dijadikan rumah sarang walet. Selain itu, banyak barang2 Tionghoa Peranakan terutama di Jawa-Sumatra (funiture, pakaian, asesori rumah) yang diborong oleh orang2 Singapura. Di sini barang2 tsb tidak dianggap berharga, tetapi sangat dihargai di sana. Sekitar Juli 2005, pernah ada postingan di milis ini dari keturunan Souw Beng Kong, yang menceritakan sedikit ttg SBK. http://community.webshots.com/photo/395560693/1395564509074013621yebfNQ Di koran Kompas hari ini ada berita tentang rencana pemugaran makam Souw Beng Kong. salam, KH saya copy paste berita dari Kompas hari ini: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0604/03/metro/2553799.htm Senin, 03 April 2006 kota tua Makam Souw Beng Kong Akan Dipugar jakarta, kompas - Makam Souw Beng Kong (juga sering disebut So Beng Koen), kapiten China pertama di Batavia yang selama ini telantar, akan segera dipugar. Tahap awal pemugaran salah satu peninggalan bersejarah di kawasan Kota Tua Jakarta itu dilakukan dengan membongkar sebuah bangunan rumah yang berdiri di atasnya. Basir (51), Ketua RT 02 RW 07, Mangga Dua Selatan, Minggu (2/4), mengatakan, makam China yang sudah tidak utuh lagi itu sudah lama dipakai bekas ketua RT 02 sebelumnya sebagai tempat tinggal. Meski tersembunyi di antara permukiman warga yang padat dengan gang sempit, makam ini sebenarnya cukup banyak dikunjungi mahasiswa, peneliti, atau wisatawan asing. Dari penjelasan Rai Pranata, aktivis Kota Tua Jakarta, keturunan Souw Beng Kong akan membangun perkumpulan dan merevitalisasi kawasan makam itu. Wilayah itu pada abad ke-17 adalah taman dari kediaman Beng Kong (Kompas, 29/3). Dalam rencana pemugaran itu, kata Basir, ada enam rumah warga yang akan dibebaskan. Tujuannya supaya area makam luas dan bisa menjadi tempat tujuan wisata. Basir mengatakan, rencana tersebut disambut positif warga di sekitar makam. Mereka saat ini masih membahas besarnya nilai ganti rugi tanah dan bangunan yang akan dibeli oleh ahli waris Souw Beng Kong. Alwi Shahab, penulis dan pemerhati sejarah, menyambut baik rencana pemugaran makam Souw Beng Kong yang berjasa mendatangkan komunitas Tionghoa dari Banten ke Batavia. Menurut dia, telantarnya makam ini hanyalah salah satu contoh dari belum seriusnya penataan kawasan Kota Tua Jakarta. "Sampai sekarang kawasan Kota Tua masih kumuh dan macet. Kawasan ini menggiurkan dari sisi ekonomi. Tetapi sejarah di sini juga sangat penting. Karena itu, pemerintah harus serius dalam membangun kembali Kota Tua Jakarta," kata Alwi. (ELN)
Steeve Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear kawan - kawan tionghoa, apa ada di antara kita ada yang pernah mendengar Souw Beng Kong? Beliau adalah kapitan cina pertama di zaman belanda.Dimana dia ditunjuk oleh VOC untuk menjadi penarik pajak khusus untuk tionghoa di zaman itu. Kemarin saya mengikuti napak tilas perjalanan sejarah jakarta dengan gedung2 peninggalannya. Kemudian saya tiba di tmpt makam souw beng kong ... Sedih sekali saya melihatnya. Jalannya begitu sangat sempit,hnya muat satu motor bebek. Masuk pun rasanya kalau dua orang sekaligus udah tidak bisa. Masih juga ada gang kecil yang benar2 muat cuma satu orang saja. Letaknya di daerah Pangeran Jayakarta. Kondisi makamnya sendiri sangat parah. Pernah waktu itu di renovasi oleh LSM dari amerika serikat, dan tidak lama kemudian sudah rusak lagi. makamnya di tutupi oleh rumah, jadi atas kuburannya didirikan rumah penduduk. kalau yang tuan rumah nya mau masuk ke rumah, pertama kali dia membuka pintu rumah, pastilah muncul makam tersebut, dan setelah itu dia naik tangga kayu barulah rumahnya. Sangat menyedihkan kawan... Dan yang terakhir saya lihat bhw kondisinya rumah2 tersebut telah hancur, dibeli oleh keturunan SBK di banten. Tetapi saya yakin, itu tidak akan lama lagi.Pastinya akan dijadikan tempat hidup manusia yang berjuang untuk hidup. Tersirat di benak saya, sebagai tionghoa sbb: Terlepas dari apa yang diperbuat dimasa kehidupannya dulu, sehingga dia terkubur dalam ke sumpekkan rumah2 kumuh disekitarnya. Saya rasa ingin sekali membantu membiayai renovasi dari kuburan tersebut. Menangis rasanya bahtinku.Beliau adalah peninggalan sejarah tionghoa di batavia. Kawan - kawan se malinglist ... mari kita bersatu padu menyelamatkan peninggalan2 sejarah yang membuktikan bahwa kita, tionghoa adalah bagian dari NKRI dan dari zaman dulu adalah berjuang demi negara ini. Please banget untuk moderator kalau tidak banyak kendala, berembuklah untuk mencari jalan keluar dari hal tersebut diatas :( terimakasih, steeve --------------------------------- New Yahoo! Messenger with Voice. Call regular phones from your PC and save big. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/