> ----- Original Message ----- 
> From: Shinjai Hayashi 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Tuesday, 11 April, 2006 09:26
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
> Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

> > Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka,
> > yang bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. 
> > Dengan demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, 
> > dan merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan
> > secara modern.

------------------------------------------------------------------------

----- Original Message ----- 
From: RM Danardono HADINOTO 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, 11 April, 2006 21:52
Subject: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

> Apalagi, surat kabar berbahasa Melayu juga mulai dicetak 
> di percetakan yang hampir semuanya milik etnis Tionghoa, 
> seperti Soerat Kabar Bahasa Melayoe (1856) dan Bintang 
> Soerabaja (1860). 
> Di awal abad 20, terbit koran besar Pewarta Soerabaia, 
> Sin Tit Po, dan Sin Po. 
> Sin Po malah merupakan koran pertama yang memakai istilah 
> Indonesia untuk mengganti "Nederlandsch-Indie" atau Hindia Belanda.
>
> Tanpa disadari, pers yang dikelola komunitas Tionghoa tersebut 
> kemudian berkembang menjadi sarana efektif dalam penyebarluasan 
> berbagai berita perjuangan nasionalisme. 
> 
> Sin Tit Po, Matahari, dan Sin Po, misalnya, merupakan harian-harian 
> yang giat menyampaikan aspirasi perjuangan kemerdekaan. 
> Tulisan-tulisan para tokoh seperti Soekarno, Hatta, dan Tjipto 
> Mangunkusumo kerap dimuat.

==================================

Sementara analis berpendapat bahwa pendirian Balai Pustaka (BP), yang dengan 
kekuatan dan kewenangan penuh mempromosikan bahasa Melayu yang BERBEDA, adalah 
karena kecemasan gubernemen Hindia Belanda akan popularitas bahasa Melayu 
Tionghoa yang telah menjadi bahasa perjuangan!

Seperti kita tahu bahasa Melayu yang dipromosikan BP itu berbeda dari bahasa 
yang dipakai rakyat sehari-hari. 
Dan untuk mendiskreditkan bahasa yang umum dipakai rakyat, maka bahasa Melayu 
versi BP itu dinamai "Melayu Tinggi", sedangkan bahasa Melayu Tionghoa yang 
sudah luas dipakai di kalangan rakyat dinamainya "Melayu Rendah" atau "Melayu 
Pasar"!

Bahasa Melayu Tinggi itu memang di-design lebih sulit daripada bahasa Melayu 
Tionghoa, tetapi penggunaannya digalakkan, bahkan dipaksakan, berlakunya pada 
semua dokumen resmi serta buku-buku terbitan BP. Dan buku-buku BP 
di-'gerojok'-kan ke masyarakat pada semua strata umur dan golongan.
Dengan begitu, di-skenario-kan oleh pemerintah Hindia Belanda bahwa 
penyebar-luasan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui media cetak 
berbahasa Melayu Tionghoa alias Melayu Pasar alias Melayu Rendah, tanpa terasa, 
akan terhambat.

Wasalam.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke