--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Blue Sky <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
>............................
>    
>beberapa member dan owner milis ini mengecam buku dan pendapat Gavin 
>Menzies sebagai tidak cukup kuat argumentasinya, terlalu hiperbolix, 
>validitasnya diragukan dsb. ada juga yang bilang kalo Gavin Menzies 
>membawa misi keagamaan i.e. agama budha di buku 1421, the year when 
>chinese found the world. 
>.......................deleted.......................        
>nah, saya ingin dengar pendapat anda mengenai buku Gavin Menzies 
>itu. 
>    
>best regards,
>Kenken

==============================================

Bung Kenken yb,

Buku Gavin Menzies yang terbit pertama kalinya ditahun 2002 ini, 
telah menimbulkan polemik  dan perdebatan yang  yang  sengit  antara 
pihak-pihak yang pro dan kontra mengenai otentitas data dan 
pembuktiannya. Buku ini menimbulkan polemik yang panjang karena 
hipotesisnya (tesis 1421) yang  mengemukakan hal baru dan berbeda 
dengan keyakinan  dan norma sejarah yang sudah baku sampai kini, 
seperti salah satunya klaim Columbus  sebagai orang pertama yang 
menemukan benua Amerika dan James Cook dengan  benua Australianya.

Seperti buku "The Da Vinci Code" , buku "1421, The Year China 
Discovered America" ini telah menjadi sasaran kritik yang sengit, dan 
dianggap sebagai buku fiksi dan fantasi oleh beberapa ahli sejarah 
(mainstream historian) dan bahkan dari ahli Sinologi sendiri, karena 
dianggap  kontroversial dan mengandung lebih banyak unsur mitosnya 
daripada realitas, serta tidak didukung oleh  bukti-bukti sejarah 
yang meyakinkan  atau akurat. 

Tesis  pokok 1421, dari Menzies ini, mengatakan bahwa benua Amerika 
dan Australia telah dikunjungi oleh Cheng Ho, sebelum Columbus atau 
James Cook masing-masing  mendarat di Amerika dan Australia.

Tetapi apapun yang telah terjadi, buku Menzies ini telah terlanjur  
populer dan  menjadi "best seller" dibeberapa negara yang telah  
diterjemahkan kedalam beberapa bahasa, karena menyegarkan dan 
membangkitkan kembali ingatan orang dengan pelayaran penemuan 
(discovery) benua baru oleh penjelajah dan pelaut bangsa Tionghoa 
pada jaman dinasti Ming, seperti Cheng Ho, Zhou Man, Zhou Wen, Yang 
Qing dan Hong Bao.

Pada hakikatnya sebuah penulisan sejarah itu tidaklah mutlak final, 
karena interpretasi sejarah  itu relatif dan dapat berubah setiap 
waktu  seiring dengan bukti-bukti penemuan baru seperti dibidang 
arkeologi, arsip dan  catatan sejarah tua, pembuktian dan uji  DNA, 
pengukuran usia dengan radioaktif carbon dll. Sebenarnya buku Menzies 
ini tidak semuanya mengandung unsur fiksi, seperti  halnya dengan 
perjalanan  armada Ming ke Australia 600 tahun yang lalu.  

Beberapa ahli sejarah ada  juga  yang memilih sikap terbuka, 
menunggu  dan melihat hingga ada bukti-bukti  sejarah penemuan atau 
perkembangan  baru yang mendukung atau menggagalkan  hipotesis 1421 
ini. (wait and see attitude and open minded approach towards Menzies 
theory until such time that conclusive evidence either against or for 
the 1421 theory begins to have emerged from the horizon to dispel any 
doubts or questions about it still lingering there in their minds).

Tetapi ada juga orang-orang yang mengeritik dengan keras, dan  
menyangkal pembuktian sejarah yang valid,  seperti Geoff Wade (Senior 
Research Fellow in the Asia Research Institute, NUS) dalam 
sangkalannya atas kunjungan Cheng Ho sebelum James Cook atau  Willem 
Janszoon menemukan  Australia . 

Geoff Wade menyerang dan mengeritik dengan keras  dalam surat 
terbukanya atas pidato Presiden Hu Jintao dan Menteri Cai Wu 
(minister in charge of China's State Council Information Office), 
ketika Hu Jintao  memberikan pidato dan menyebut tentang kunjungan 
Cheng Ho ke Australia didepan Parlemen Australia  pada tahun 2003,  
("Back in the 1420s the expeditionary fleet of China's Ming Dynasty 
reached  Australian shores. For centuries the Chinese sailed across 
vast seas and setled down in what was called  Southern Land or 
today's Australia"),  dan pidato sambutan Menteri Cai Wu didepan  
National Press Club di Canberra, tahun  2005 yang   mengatakan hal 
yang  sama ("According to historical records, the fleets he commanded 
once arrived at the cost of Australia, which might serve as the start 
of Sino-Australian cultural exchanges and trade")

Surat terbuka Geoff Wade ini menuduh Hu Jintao dan Cai Wu keliru, 
fiksi  dan menyesatkan  publik dunia yang  mengatakan bahwa Cheng Ho 
datang  ke  Australia sebelum James Cook.  (Hu Jintao and Cai Wu are  
misleading the world for claiming Zheng He's visit to Australia 600 
years ago).  Disini Geoff Wade yang mengaku ahli sejarah Tiongkok 
melakukan kekeliruan, tanpa mempelajari  terlebih dahulu bukti-bukti 
sejarah. 

Wang Tai Peng (sejarawan  dari Australian National  University dan 
jurnalis di Vancouver, Hongkong dan Singapore ) yang juga pernah 
mengeritik Menzies, membantahnya dengan tegas pendapat  yang keliru  
dan membabi buta dari Geoff Wade ini. Wang Tai Peng mengatakan bahwa 
Hu  Jintao dan Cai Wu  adalah  pejabat tinggi Tiongkok  yang tidak 
akan berbicara sembarangan (asbun)  tanpa bukti sejarah yang kuat 
dan  pernyataannya  selalu disaring  dan diuji dahulu  dengan hati-
hati oleh staf ahlinya sebelum dikeluarkan, apalagi didepan forum 
internasional.  

Wang mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah seorang pejabat negara 
Tiongkok menyebutkannya hal ini,  karena  dianggap belum cukup valid  
penilitian sejarahnya. Keyakinan akan  kebenaran peristiwa sejarah 
ini berdasarkan atas penelitian sejarah bertahun-tahun yang dilakukan 
oleh  Professor Zhang Zhiqiang  yang diterbitkan  baru-baru ini pada 
tahun 2003  yang berjudul "Zheng He Fleets Had Reached Australia 
Before 1450". Penelitian Prof. Zhang ini independen dan tidak ada 
kaitannya dengan teori 1421 dari Menzies itu.

Kedatangan Cheng Ho ke Australia juga telah diakui oleh para ahli 
Kartografer (peta) dunia seperti yang diberitakan dalam majalah 
Economist,12 Jan, 2006 (though cartographers no longer doubt that 
Australia and New Zealand were discovered by Chinese seamen centuries 
before Captain Cook arrived on the scene). Dengan adanya hasil 
penelitian baru  dari sejarawan Tiongkok dll. mengenai kunjungan 
armada Ming ke Australia ini, maka yang tadi sebelumnya masih 
dianggap mitos atau fiksi berubah  menjadi fakta sejarah, maka Hu 
Jintao  baru yakin  mengatakannya didepan forum internasional 
(Australia).

James Cook yang hingga kini dianggap sebagai orang pertama yang 
menemukan benua Australia (sebenarnya nelayan  Indonesia pencari 
teripang  juga datang  lebih dahulu dari James Cook ke Australia) 
menggunakan peta " British Admirality" yang sudah tertera  peta 
Australia-nya  yang dibuat oleh pendatang sebelumnya, tetapi  
walaupun begitu James diklaim sebagai orang pertama  yang menemukan 
benua Australia pada tahun 1770.

Bukanlah hal yang mustahil  jika pelaut Tiongkok sudah dapat  
mencapai benua Australia pada abad 15 (masa dinasti Ming), karena 
sebelumnya pada abad ke-13 saja (1293), Kaisar Kublai Khan dari 
dinasti Yuan (Mongol) sudah  mengirim tentara ekspedisinya yang besar 
dengan  armadanya  melalui samudra  ke Jawa (Tuban) untuk memerangi 
Kertanegara dari  Kerajaan Singasari. Teknologi bangunan kapal dan  
ilmu pelayaran   yang tinggi dari Yuan dan Ming itu diwarisi sejak  
jaman  Dinasti Sung (960-1279) yang  mengawali  pembangunan kapal-
kapal besar untuk pelayaran jauh.

Selain itu  pelaut Tiongkok juga telah mengenal penggunaan Kompas  
dalam pelayarannya sejak  abad ke-11 (bahkan ada yang menyebutnya 
abad ke-8), sebelum orang Eropah mengenalnya, dan jarak antara 
Tiongkok ke Australia juga jauh lebih dekat dibandingkan dengan  
jarak antara Tiongkok-Afrika Timur yang  bahkan pernah dikunjungi 
oleh armada Ming. 

Sebenarnya sebelum Cheng Ho, seorang pengembara  (traveler) yang 
bernama Wang Da Yuan pada masa  dinasti Yuan (1279-1368) pernah 
datang ke  Australia, seperti yang diteliti oleh ahli sejarah  
Professor Han Zheng Hua dan Professor Zheng Yi Jun yang  hasil 
penelitiannnya diterbitkan pada tahun 1980 dan    diperkuat lagi  
pembuktian sejarahnya oleh  Li Yong Cai pada tahun 1990. 
(http://big5.phoenixtv.com:82/gate/big5/blog.phoenixtv.com/user3/1421-
china/archives/2006/311674.html).  

Banyak catatan perjalanan Cheng Ho dihancurkan sesudah Cheng Ho 
meninggal oleh pemerintah Ming  penerus  kaisar  Yongle dan Xuan De, 
maka beberapa nama-nama geografi dll. yang pernah dikunjunginya dan 
didokumentasikan  juga ikut musnah  untuk selamanya. Catatan yang 
selamat dan masih ada sampai sekarang adalah catatan yang dibuat oleh 
Ma Huan (Ying-yai Sheng-lan) dan Fei Xin (Xin Cha Shen Lan)  

Pada tahun 2005, peta Cheng Ho  menjadi topik pembicaraan  yang 
hangat , gara-gara sebuah peta yang ditemukan oleh Liu Gang 
(pengacara dan kolektor) yang kebetulan mendapati dan membelinya  
pada tahun 2001 dari sebuah pedagang antik di Shanghai, pada  peta 
itu tercantum tahun 1763 dan dibuat oleh Mo Yi Tong  dijaman  dinasti 
Ching serta  merupakan copy dari peta tahun 1418. Tetapi banyak ahli  
mengatakan bahwa peta itu adalah peta "Aspal" dan diragukan 
keasliannya, karena menggunakan projeksi Mercator yang belum lazim  
digunakan  pada peta-peta sejamannya. 

Selain itu peta  aslinya  dibuat pada tahun 1418 sedangkan Menzies 
menyebutnya Amerika dikunjungi oleh Cheng Ho pada tahun 1421, disini 
terjadi kontradiksi, karena tidak mungkin peta ini dibuat oleh Cheng 
Ho tiga tahun sebelum dia dianggap pernah datang  dan melihat  
Amerika  pada tahun 1421. Liu Gang memperlihatkan  peta ini ke publik 
yang  sadar akan nilai sejarahnya  gara-gara kebetulan membaca buku 
Menzies 1421 itu.

Selama pelayarannya, Cheng Ho membuat  catatan-catatan geografi dan  
menyusun peta pelayarannya berdasarkan  informasi yang didapatkannya. 
Para ahli kartografi berkesimpulan bahwa peta Cheng Ho ini (Zheng He 
Hanghai Tu), selain peta dari  pelaut Arab / Islam, ikut mempengaruhi 
pembuatan peta-peta kuna di Eropah seperti peta "De Virga" yang 
dibuat pada tahun 1411 dan 1415 dan peta "Fra Mauro" yang dibuat pada 
tahun 1457 dan 1459, pada peta-peta ini tercantum daratan Asia dan 
Afrika yang relatif akurat, sedangkan pada waktu itu  benua Afrika 
belum dijelajahi  atau dikunjungi oleh pelaut Eropah atau    sebelum 
Vasco da Gama melingkari   Tanjung Harapan di Afrika Selatan pada  
tahun 1488. 

Yang menarik  perhatian  dan  menjadi objek spekulasi pada peta Fra 
Mauro disini adalah catatan  yang dicantumkan pada ujung   selatan 
benua  Afrika di peta itu  yang menyebutkan adanya kapal yang  pernah 
meliwati Tanjung Harapan (disebut Cap of  Diab)  menuju lautan 
Atlantik pada tahun 1420. Kapal itu disebutkan sebagai  "Asian Junk " 
(Zonco de India), yang kemungkinan besar sebuah  kapal ekspedisi 
armada Arab atau  bahkan  mungkin kapal dari armada Ming (Cheng Ho)?

Kapal ini memiliki 4 tiang layar yang dapat digulung dan mempunyai 40-
60 kabin. Penggambaran mengenai kapal ini  mirip   dengan konstruksi 
kapal-kapal dari armada Ming pada waktu itu  jika dibandingkan 
dengan  kapal lainnya.  Fra Mauro mendapatkan informasi ini dari 
penjelajah Venesia bernama Niccolo Da Conti yang pernah berada di 
Calicut, India (Wikipedia, Fra Mauro Map). 

Pada bulan Juni 2006, Siu Leung Lee dari Columbus, Ohio memberikan 
sebuah presentasi tentang adanya indikasi hubungan  atau kontak 
antara Ming dengan Amerika sebelum  kedatangan Columbus. Yang 
diperlihatkannya adalah sebuah piring atau medali yang  terbuat dari 
bahan kuningan yang berdiameter 7 cm dengan  tulisan Mandarin "Da 
Ming Xuan De Wei Ci" yang berasal dari periode Kaisar Xuan De (1426-
1435), piring  atau medali ini  ditemukan didaerah suku  Indian  
Cherokee di North Carolina. (Asiawind Agustus 2006 dan Wikpedia, 
Zheng He)

Sebelumnya armada Ming atau Cheng Ho dianggap berlayar hanya sampai 
Teluk Persia dan negara Arab di laut merah saja, kunjungannya ke 
Afrika Timur sampai ke Mozambik dan membawa binatang  eksotis Jerapah 
(Giraffe) dari Afrika dianggap masih fiksi. Tetapi hal ini berubah 
dan diakui  dikemudian harinya ketika pada tahun 1929, ditemukan 
banyak benda keramik biru &  putih dari  periode Ming di Zimbabwe 
(Rhodesia dahulunya) yang berjarak sekitar 160 km dari garis pantai 
Mozambik di Dhlo-Dhlo (Blue & White, Chinese Porcelain Around The 
World, John Carswell), yang jaraknya sudah relatif dekat dengan 
Tanjung Harapan.

Gavin Menzies bukan satu-satunya orang yang menulis tentang 
perjalanan orang Tionghoa   ke Amerika sebelum Columbus, seperti sbb:

"Where the Chinese Settled When They Discovered America?"  yang 
dikarang oleh Paul Chaisson (Arsitek dan sejarawan yang mengajar di 
Yale, Catholic  University, Washington D.C) Berdasarkan foto-foto 
udara  dan darat serta peta-peta dan bangunan arsitekturnya, Paul 
Chiasson mengambil kesimpulan bahwa sebelum Columbus, ada sebuah 
koloni orang Tionghoa yang pernah  berdiri  disana dahulunya. Dia 
menyebutkan adanya hubungan budaya seperti bahasa, busana, legenda, 
kepercayaan dan teknologi   antara suku Mi'kmag dengan kebudayaan 
Tionghoa.

"Fusang or the Discovery of America by Chinese Budhist Priest in the 
Fifth Century", dikarang oleh Charles Godfrey Leland pada tahun 1875. 
Buku ini sebenarnya adalah sebuah  buku terjemahan yang berdasarkan 
tulisan dari  Professor Carl Friedrich Neumann,  yang  pada 
gilirannya ditulis  dan dikomentari berdasarkan  catatan perjalanan 
seorang biksu Budha bernama "Hoei Shin" (Hui Sheng)  pada tahun 499 
ke Amerika dan Mexico !. Perjalanan Hoei Shin ini dicatat dalam buku 
sejarah Dinasti Ling (Liang Shu) di abad ke-7  yang  ditulis oleh  
Yao Silian. 

Prof. Neuman adalah seorang Jahudi Jerman (lahir 1798) yang belajar 
ilmu sejarah di Universitas Heidelberg dan Munchen dan  ahli dalam 
bidang bahasa Oriental dan  Sinologi serta menjabat sebagai Professor 
bahasa Tionghoa dan Armenia di Universitas Munchen. Pada tahun 1829  
dia mengunjungi Tiongkok  (Canton) dan tinggal selama 2 tahun untuk 
mengoleksi  buku-buku  tentang Tiongkok. Di Canton (Guangzhou) dia 
mengumpulkan sekitar 10,000 buku dan diantaranya dia menemukan buku 
yang mengisahkan tentang perjalanan seorang biksu Buddha  Hoei Shin 
pada abad ke-5 itu .

Prof. Neuman mengatakan bahwa dia merasa yakin bahwa Hoei Shin pernah 
berada di Mexico. Sebelum  Prof. Neuman, ada seorang Sinolog dari 
Perancis yang bernama Deguignes pada tahun 1761,  yang  pernah 
menulis tentang  hal  ini didalam jurnal ilmiahnya, "Memoires de l' 
Academie des Inscriptions et Belles Lettres (vol. xxviii, 1761). 
Tulisannya  ini berdasarkan sebuah tulisan seorang sejarawan Tiongkok 
yang melaporkan tentang perjalanan seorang biksu Buddha ke Amerika 
Barat dan Mexico di abad ke-5.

Pada abad ke-19, seorang perwira angkatan laut Amerika, lulusan 
Annapolis Naval Academy,  bernama Kolonel Barclay Kennon dari United 
States Coast Survey , yang sudah berpengalaman mengarungi samudra 
Pasifik Utara  dalam pekerjaannya melakukan survey dan pemetaan di 
laut, mengatakan dalam suratnya yang ditujukan kepada Prof. Neuman, 
mengatakan bahwa pelayaran Hoei Shin ke Amerika dan Mexico pada abad 
ke-5 ini adalah sesuatu hal yang memungkinkan, yaitu berlayar 
melalui   jalur pelayaran Pasifik utara, lalu  perairan Jepang, 
kemudian berlayar menyisir  kepulauan Kuril dan lalu kepulauan 
Aleutian dan dilanjutkan ke Vancouver, pantai barat Amerika dan dari 
sini dapat mengikuti arus Pasifik utara (North Pacific Current) 
sampai ke Mexico. 

Navigasi pelayaran itu dipermudah dengan adanya rantaian kepulauan 
yang hampir sambung menyambung yang dapat dipergunakan sebagai garis 
referensi pelayaran katanya.  Kolonel Kennon mengatakan hal ini, 
karena dia sendiri berpengalaman  melayari  jalur pelayaran ini 
dengan kapal. (http://www.sacredtexts.com/earth/fu/index.htm)

"Chasing Their Dreams. Chinese Settlement in the Northwest Region of 
British Columbia" dikarang oleh  Lily Chow, kelahiran Malaysia yang 
tinggal di Kanada dan  dosen pada  Universitas  British Columbia.Buku 
ini menceritakan tentang sejarah  pemukiman orang Tionghoa di British 
Columbia, Kanada dengan segala suka dan dukanya. Lily juga 
menyinggung  tentang hubungan Tiongkok dan Kanada yang  
diindikasikan  ada tanda-tanda  sejak abad ke-5.

Jadi bukan buku Gavin Menzies saja yang membahas tentang perjalanan 
orang  Tionghoa ke  Australia dan Amerika sebelum  kedatangan James 
Cook dan Columbus. Tema sejarah ini sudah sejak lama menjadi bahan 
penelitian dan perdebatan dikalangan para ahli sejarah dan 
arkeologi.  

Interpretasi sejarah pada hakikatnya  bersifat dinamis dan relatif,  
dapat berubah  setiap waktu, tergantung dengan penemuan  dan  bukti-
bukti baru  yang mendukungnya atau menentangnya.  Fiksi dapat menjadi 
Fakta dan Fakta dapat berubah menjadi Fiksi. Seperti halnya dengan  
cerita fiksi (science fiction) mengenai perjalanan manusia ke bulan 
dahulu, tetapi sekarang telah menjadi sebuah fakta, sejak Neil 
Armstrong dengan Apollo 11 mendarat dan menginjakkan kakinya di bulan 
pada tahun 1969. 

Interpretasi sejarah juga tak jarang  mengandung unsur politis dan 
subjektif,  ada yang merasa kepentingannya  dirugikan dan ada yang 
merasa diuntungkan dalam sebuah interpretasi,  maka  sering 
dikatakan bahwa sejarah dibuat oleh pihak  pemenang sebagai alat 
legitimasi kekuasaan, dominasi dan hegemoni, sehingga  tak  
selamanya  dapat bebas nilai. 

Buku Menzies dengan teori 1421-nya itu telah mengundang banyak 
kritikan dikalangan para ahli sejarah!, tetapi juga tidak  bersifat 
terbuka  dan objektif kalau   sekiranya menolak  atau mengingkari 
atas  kemungkinan  ditemukannya  bukti-bukti baru yang valid yang 
dapat  membenarkannya  atau menyangkalnya  teori Menzies itu, seperti 
halnya   dengan kedatangan  armada Ming (Cheng Ho) sebelum James Cook 
tiba di  Australia, yang  dianggap sebagai fiksi dan revisionis 
sejarah oleh sebagian orang (salah satunya adalah Geoff Wade).

Sikap Geoff Wade yang sempit (atau Sinophobia?)  dan tidak 
profesional itu, diperlihatkan ketika pada peristiwa  
penyelenggaraan  Simposium Internasional   "International Conference 
on  Zheng He's First Voyage" tahun 2005,  yang diselenggarakan oleh 
Asian Division of Library of Congress, Washington, D.C. USA.

Geoff Wade dengan empat  orang lainnya mengeluarkan suatu pernyataan 
(communique) yang isinya mengeritik tajam  pihak penyelenggara karena 
mengundang Gavin Menzies sebagai  salah satu pembicaranya  (dari 
total 13 presentasi) dan mengirim surat kepada setiap anggauta senior 
Library of Congress supaya mencegah Menzies untuk hadir sebagai 
pembicara dalam  simposium tersebut. 

Sikap  Geoff Wade dkk yang ingin menekan dan mendikte pihak 
penyelengggara ditolak dengan tegas oleh Dr. Lee Hwa Wei, sebagai 
pihak Library of Congress yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan 
Simposium tersebut, dengan mengatakan bahwa sikap Geoff Wade ini 
adalah sebuah  bentuk pelanggaran atas prinsip kebebasan akademis  
(violating the principle of academic freedom) yang tidak dapat di 
toleransi. 

Lalu Dr. Lee mengatakan, " I just want to let whoever Geoff Wade is 
to know that it is none of his business about who we want to invite 
to share information at the International Symposium. His vicious 
attack on Gavin Menzies is way out of place judging by any acceptable 
academic behavior". 

Geoff Wade  sepertinya  merasa kesal dan diremehkan, karena dia yang  
mengaku  sebagai salah satu  ahli  atau pakar sejarah Tiongkok  tidak 
diundang  sebagai  salah satu pembicara dalam acara seminar 
internasional   yang  diselenggarakan oleh  sebuah institusi yang 
bergengsi dan elit di Amerika yaitu "Library of Congress".

Demikian juga di Singapura, Geoff Wade sebagai peneliti tamu senior 
di  Universitas Nasional Singapura  adalah seorang yang paling vokal 
menentang perayaan  peringatan Cheng Ho itu. Geoff  dengan arogan 
mengeritik dan mencampuri  urusan pihak tuan rumah ketika dalam   
acara peringatan  600 tahun pelayaran Cheng Ho tahun 2005, yang 
diselenggarakan oleh Singapore Tourism Board's (STB) dalam bentuk 
pameran (exhibition) , festival dll. 

Geoff Wade mengeritik pihak tuan rumah karena  penyelenggara 
mengundang Menzies dalam sebuah acara eksibisi buku, dimana Menzies 
adalah salah satu dari beberapa pengarang buku yang diundang dalam 
rangka eksibisi buku tersebut. 

Selain itu Geoff juga menuduh  eksibisi  perayaan 600 tahun Cheng Ho 
itu sebagai pemutar balikan fakta masa lalu Asia   demi keuntungan 
komersial ( distorts the Asia past in the quest for commercial gain). 
Sikap arogansi  dan komentar Geoff  yang tak menghormati tuan rumah 
ini mengundang kegusaran  orang  Singapura yang  dapat dilihat dalam 
komentar-komentar  diskusi  internet disana.

Peringatan 600 tahun pelayaran Zheng He  ini diperingatkan juga  
dibeberapa negara lain seperti di Pakistan dalam bentuk seminar yang 
diselenggarakan oleh Pakistan Institute of Maritime Affairs dan di   
Dhaka, Bangladesh dalam bentuk eksibisi foto termasuk di Indonesia 
sendiri yang telah berjalan dengan  lancar dan sukses.

Salam,
G.H.



Kirim email ke