Saya hanya ingin memberikan contoh mengenai penghormatan leluhur diluar kebudayaan china.. Mereka yg beragama kristen puritan diseluruh dunia semua menghormati pahlawan2 mereka - seperti makan of the unknown soldier, atau makam2 pahlawan. Yg beragama islampun menhormati mufti2 / sunan2 atau pemimpin2 agama mereka dari bbp abad yl. Yg beragama islam atau kristen - tetap mengunjungi makam orang tua atau kakek/nenek mereka. Mereka tidak menghormatinya ditempat tinggal mereka tetapi ditempat pemakaman. ----- Apakah ini menyembah berhala ? ? Menurut filosofy penghidupan menurut agama Tao - didalam penhidupan ada dua Tuhan. Satu yg menciptakan dunia - yg diberikan nama macem2 - Yg MahaKuasa, Allah, God atau HuangDi etc - jadi yg mystic, dan yg satu lagi adalah pencipta kita secara physic OT kita. Tanpa OT, kita tidak mungkin dilahirkan didunia ini. Apakah kita tidak diperbolehkan menghormati penncipta kita - dan apakah OT kita adalah berhala. Silahkan kalian berpikir, apakah kita diharuskan mengfitnah OT kita dan memasukkannya kedalam kategorie berhala atau setan2 - dan kita diharuskan menghormat seorang yahudi yg diberikan gelar Tuhan oleh petua gereja kristen dari abad ke3/4 yg kita kenal sebagai Jesus atau Esa. Kita sekarang banyak yg berpendidikan sangat tinggi - dan kita harus dapat berpikir secara logic dan dgn pikiran terbuka. Kita tidak perlu di-indoktrinasi oleh gembong2 agama yg pendidikannya mungkin jauh dibawah kalian. Kita jaman sekarang dapat mempelajari semua agama dunia tanpa censur dari siapapun. Didalam dunia agama hanya sedikit agama yg tidak menghormati yg meninggal - tetapi ini pasti bukan agama yg berasal dari daerah Palestina. Hanya agama Zoro-astren yg memberikan mayat umat mereka untuk dimakan oleh binatang2 liar. Yg lain semua dikubur atau dibakar dan sisanya tetap masih dihormati. Kembali kepada lunar newyear - tahun baru imlek menurut bah. hokkian. Penduduk Asia Selatan Timur dan Tengara, dari China, Korea sampai dgn India Mereka kalau bekerja - sering kali 12 jam sehari dan mungkin juga 7 hari seminggu. Kemungkinan untuk bertemu sesama keluarga sekandung biasanya sulit. Pada lunar newyear [ini utk semua incl, budha dan hindu] mereka bertemu dan bersatu dan saling hormat menghormat. Pertemuan setahun sekali biasanya dirayakan utk bbp hari - maklum karena mungkin tempat kerja jauh sekali. Untuk yg beragama tridarma, hindu atau budha mana mereka kenal; thanksgiving, Eastern, Ascension atau X-mas. Jadi hari raya mereka hanya Lunar newyear. Ini sama dgn kaum muslim yg hariraya utamanya adalah Id Fitr. dimana kita semua bersiratul rahmi. Apa bedanya bersiratul rahmi secara Islam dgn yg secara Hindu, Dao atau budha. Ini hanya terjadi setahun sekali. Apa bedanya dgn hari natal orang kristen. Biasanya pada hari raya utama itu kita menghormati OT kita dan juga nenek moyang kita. Sekarang cara penghormatannya. Jikalau kita beragama islam dan tinggal di Indonesia, biasanya kita bikin kenduren atau sedekahan dimana kita sekampung duduk bersama2 dan pak penghulu membakar menyan etc - semua demi penghormatan leluhur kita. Kemudian setelah selesai berdoa kita makan bersama2. Yg beragama Kungtze - biasanya merekapun menyajikan makanan diatas meja makan dan kemudian membakar hio demi menghormati nenek moyang mereka. Setelah selesai ini makanan juga dibagi2 dan dimakan bersama. [Sekarang agama RC juga menerima tradisi yg saya tulis diatas dan Romo mereka juga memberikan chotbah sewaktu sedekahan atau kenduren atau sembayang leluhur]. Jadi jikalau ada yg beragama kristen atau muslim wahabi yg menentang dan bilang semua permainan setan saya kira mereka kurang berpendidikan. Untuk apakah kita membuang tradisi dari nenekmoyang kita dan mengambil tradisi dari timur tengah atau europa. Untuk yg tinggal di China. Mereka yg beragama catholic akan melakukan misa besar pada tahun baru imlek untuk leluhur dari China. Untuk mereka yg beragama kristen banyak diantara mereka yg mempunyai altar leluhur mereka dirumah. Mereka tidak membakar hio tetapi tetap bericikung [kowtow] dihadapnnya. Mereka yg masuk partai kuomintang setiap tahun menghormati dr Sun dgn berkowtow dihadapannya. Dr Sun beragama kristen dan bukan tridarma. Harap kalian matanya terbuka dan harap kalian menghormati tradisi dari bangsa2 atau agama2 lain dan harap kalian tolerant terhadap cara mereka berpikir. Andreas whampoa_1 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dada" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> [WRW-HZH ] : Saya setuju dengan engkong Xuan Tong . Politik dan Agama seringkali menjadi tidak terpisahkan , ada hubungan mesra yang aneh antara agama dan politik. Disisi lain agama menjadi batu loncatan untuk meraih kekuasaan , dan sebaliknya kekuasaan dijadikan pijakan untuk mempertahankan agama (baca umat) . Pelajarilah sejarah selama ribuan tahun , dan itu terjadi di setiap kawasan dari Eropa hingga Asia Timur. Dari perang salib di timur tengah , hingga rahib bukit Hiei yang mempersenjatai diri di Jepang di era Nobunaga. > Jadi ini bukan saja masalah Kristen semata , tetapi juga fenomena yang umum diseluruh belahan dunia dan berbagai agama. Selain masalah agama , yang sering dipersoalkan itu masalah etnis dan masalah gender. Terus , sekte Kristen itu banyak sekali , dengan derajat kebijakannya sendiri , maka jangan main pukul rata terhadap seluruh Kristen. Politisasi agama terjadi dimana mana, mungkin cuma negara atheis atau negara yang benar benar sekular yang tidak punya agenda untuk memperalat agama. Tapi dari doktrin agams Kristen itu sendiri, tidak perduli dari sekte atau aliran mana, baptist atau karismatik dll, SEMUA mengharuskan pengikut untuk tidak memberi hormat pada leluhur dan menyatakan bahwa arwah leluhur adalah berhala. Ini yang tidak bisa saya terima, benar benar sudah menjadi alat untuk menjelek jelekkan tradisi orang lain. Saya jadi malas pergi ke gereja untuk mendengarkan khotbah khotbah pendeta yang lebih mirip kampanye politikus dalam masa pemilihan umum, penuh serangan dan hinaan terhadap tradisi orang lain. Menurut pandangan saya, orang yang punya kuasa untuk menjelaskan and mengartikan Alkitab - pendeta pendeta itu harusnya lebih punya toleransi terhadap tradisi dan kepercayaan lain. Contoh yang paling bagus seperti Gus Dur and NU, walaupun mereka menganut Islam tapi masih menjalankan tradisi Jawa yang menyembah arwah nenek moyang, mungkin ini dilarang dalam Islam fundamentalist, tapi toh kita lihat kalau NU adalah salah satu organisasi yang toleran dan punya kontribusi penting menjaga stabilitas antar agama di Indonesia. [Non-text portions of this message have been removed]