Di itoe waktoe Toemapel dapet setori dengen kerdjaan Kalang (Daha) dan Radja dari Toemapel, Hadji Ka-ta-na-ka-la (*Kertanegara) diboenoeh oleh radja Kalang, jaitoe Hadji Katang (*Djaja Katwang). Begitoelah hoekoeman, jang orang Tionghoa hendak beriken pada Radja Toemapel sebetoel'nja soedah di lakoeken oleh Radja Kalang. Anak mantoe dari Radja Toemapel, toean Pidjaja (*Raden Widjaja) hendak bales pemboenoehan mertoea'nja, ia bikin perang dengen Hadji Katang, tetapi tida bisa kalahken itoe Radja. Djadi ia moendoer ke Madjapahit. Waktoe ia denger Sijh Pi dengen balatentara lagi mendatengin, ia kirim beberapa oetoesan pada oficier² dari Raad Pedamaian, dengen bawa satoe keterangan dari semoea soengei² dan tempat² berlaboeh, serta satoe kart (*peta) dari Negri Kalang. Djoega ia menjataken soeka menakloek pada Tiongkok dan sekarang minta pertoeloengan Sijh Pi. Ia sendiri tida bisa tinggalken ia poenja balatentara; dari sebab itoe maka 3 officier dateng ketemoe pada'nja dan kombali lagi dengen minister pertama dari toean Pidjaja serta 14 ambtenaar² laen jang hendak kasih selamet dateng pada kaizer poenja pasoekan perang. Di hari pertama diboelan ke tiga, balatentara di koempoelken di kali Mas, jang masoek di selat Madoera. Inilah ada pintoe'nja tanah Djawa dan satoe tempat penting jang minister pertama dari Kalang. Hi-Ning- Koe-An, tida maoe serahken pada moesoeh, maski soedah diminta berkali-kali. Kepala dari pasoekan Tiongkok lantas sigra atoer tentara'nja, dan soeroeh djaga tempat tambangan (overvaart) oleh satoe kepala dari 10.000. 1000 Kapal² ketjil jang soedah ada di soengei dan barisan darat lantas di madjoeken bersama-sama. Hi-Ning-Koe-An, waktoe meliat ini, waktoe malem lantas tinggal lari benteng'nja dan lebih dari 100 kapal² Negri Kalang dapet di rampas oleh orang Tionghoa. Sekarang satoe psoekan tentara di prentah boeat djaga moeloet'nja kali Mas, dan bagian jang laen dari balatentara Tiongkok teroes madjoe.