kalau boleh tahu, apa saja yang sudah anda tulis mengenai budaya Tionghoa?
kok bisa kehabisan bahan.

anda bisa cerita apa saja: kalau budaya babah, bisa makanannya(misalnya
lontong capgomeh), pakaiannya(misalnya batik pesisir), krseniannya(
gambang keromong misalnya), sastranya( cerita silat misalnya) dll. kalau
budaya asli, lebih banyak lagi, ya sejarahnya, ya filsuf2nya, ya
sastra2nya, ya lukisan2nya, kerajinannya, ya hobby2nya( misalnya ttg
bonsai) dll. tak akn habis digali.


ZFy


> Dear all,
>
>   Saya seorang jurnalis di Batam di sebuah media yang memiliki rubrik
> khusus budaya Tionghoa yang terbit saban Senin-Kamis. rubrik ini sudah
> saya asuh  sekitar dua tahun, dan responnya pun cukup memuaskan.  Tapi,
> sekarang saya sedang kehabisan ide alias blank, meski sudah buka
> beberapa artikel maupun literatur mengenai budaya Tionghoa, misalnya
> masuk ke www.budaya-tionghoa.org.
>   Mungkin ada rekan-rekan miliser yang bisa memberi ide fresh bagi saya
> supaya bisa mengelola rubrik ini dengan lebih baik. Terus terang saya
> sama sekali tak memiliki darah Tionghoa, tapi lama-lama saya sangat
> senang mendengar ataupun membaca mengenai lika-liku budaya Tionghoa.
> Saya juga tak bisa berbahasa mandarin, tiociu atau apapun juga, atau
> ada yang bersedia memberikan kursus gratis.
>   Awalnya memang saya mengalami kesulitan masuk ke komunitas mereka,
> karena mengira saya hanya meminta uang atau memeras mereka. Tapi
> lama-kelamaan, saya bisa diterima dengan baik. Bahkan seorang bhikku
> selalu menanyakan keberadaan saya apabila saya tak datang ke sebuah
> acara keagamaan atau budaya Tionghoa.
>   Jadi tolong ya sekali lagi, lagi blank berat nih. Makasih banyak atas
> sarannya.
>
>
>
>
> Ruri
>   Journalist
>   +62-815-3612-7979
>   +62-778-7275025
>     http://hanonsari.multiply.com
>
>
> ---------------------------------
>
>  Real people. Real questions. Real answers. Share what you know.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>


Kirim email ke