Rik, pusinglah sampe dihubung2 agama,kurang ngerti napa ada yg berani
  klaim begitu,di china lebih byk org free thinker tapi merayakan 
sincia,...tenglang
  ya merayakan sincia,tdk peduli beragama or tdk,..semoga pada sadar ya.

Erik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Mohon maaf kalo tanggapan dari saya sangat-sangat terlambat.
lama memang kaga' buka-buka milis BT sejak nanggapin tulisan bung 
Indarto. 
Kiranya cuma Zhou Xiong doang yang benar-benar nangkep esensi 
pernyataan saya. 
Dulu, waktu Sincia belum diklaim sebagai hari raya agama tertentu, 
saya dan keluarga selalu merayakannya di rumah. Bahkan di gereja 
(walau waktu itu di zaman orde baru, dan sampai sekarang) pun 
diselenggarakan misa Sincia pada setiap malam Sincia. Bukan sebagai 
hari raya agama kami, tetapi sebagai wujud ibadah kami orang 
Tionghoa yang beragama Katolik dalam menyambut hari raya Sincia. 
Sincia kami rayakan sebagai hari raya milik kami sebagai Tionghoa, 
yang juga sama-sama dirayakan oleh saudara-saudara Tionghoa lainnya 
dengan wujud ibadah yang berbeda, baik di vihara, kelenteng, lithang 
dll. 
Sekarang, tiba-tiba Sincia diklaim sebagai hari raya agama tertentu, 
bukan lagi hari raya milik bersama orang Tionghoa. Maka pertanyaan 
saya (sebagaimana secara implisit sudah saya utarakan diposting 
lalu) adalah apakah saya dan Tionghoa-Tionghoa lain yang tidak 
beragama Konghucu masih berhak merayakan Sincia sebagai milik kami. 
Bukan sebagai tamu, tetapi sebagai tuan rumah???

Salam,

Erik
---------------------------------------------------------- 

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sdr Jimmy,
> 
> Dalam menanggapi semua permasalahan, kita harus selalu 
mempehatikan Konteksnya. Dalam suratnya, sdr Erik jelas2 
menunjukkan, dia keberatan bahwa perayaan tahun baru Imlek yang 
terlalu dikaitkan dng agama Khonghucu, ini adalah masalah utama yang 
dia ungkapkan, dalam argument selanjutna, dia baru melemparkan 
pertanyaan, kalu sincia dimonopoli oleh satu agama, apa relefansinya 
dia yang beragama kristen ikut merayakannya? pertanyaan berikut ini 
idak boleh dilepas dari konteks pernyataan utamanya yang berupa 
protes!
> 
> Jadi jelas fokus perhatian sdr Erik adalah, dia memprotes pemeluk 
KHC yang memonopoli sincia, sehingga dia kehilangan hak merayakan 
Sincia sebaga hari rayanya! Dia tidak sedang mempertanyakan, 
bagaimana sebaiknya sikap seseorang dalam menghadapi perayaan 
pemeluk agama lain! 
> 
> Anda justru tidak mau menggubris persoalan utama Sdr Erik, malah 
berpanjang lebar dng pernyataan sampirannya. Ini Jelas 
membingungkan, terkesan menghindar atau mengaburkan masalah!
> 
> Salam,
> ZFy
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: Jimmy Tanaya 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Thursday, September 13, 2007 5:20 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Makna Imlek
> 
> 
> Bung Skalaras,
> 
> Maaf baru bisa menjawab sekarang. Inti pesan e-mail ini, 
pemahaman
> anda terhadap pendapat saya berbeda dengan maksud saya yg 
sesungguhnya.



         

       
---------------------------------
 For ideas on reducing your carbon footprint visit Yahoo! For Good this month.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke