Engkong XT yth

 

Mengenai menghindar dari peperangan.Jangankan secara filsafat tiongkok atau
seni perang tiongkok. 

Menurut game theory pun  entah itu Von Neumann atau siapa yang mencetuskan ,
solusi yang terbaik adalah memelihara perdamaian , dan tidak ada gunanya
memelihara konflik berkepanjangan.

 

Mengenai pengetahuan yang berbahaya bagi umat manusia.

Jangankan rakyat sebagai "individu" , bahkan negara-negara tertentu tidak
boleh mempunyai pengetahuan yang berbahaya bagi umat manusia ,misalkan
senjata pemusnah massal. Hmm apakah ini adil? . Bagi saya itu adil.

 

Raksasa berhadapan dengan raksasa , dengan senjata mutakhir, hasilnya akan
sama-sama takut.

Raksasa berhadapan dengan kurcaci , dengan senjata mutakhir , hasilnya yang
kurcaci akan melawan dengan nekat , desperado , itu berbahaya.

 

 Bayangkan saat , Soviet jatuh , dan pecahan2 mereka memiliki teknologi
nuklir , dan ilmuwan2 tiba2 jatuh miskin bak gelandangan?

Dengan mudah teknologi berpindah ke tangan yang tidak bertanggung jawab. Dan
dampaknya mengerikan....

 

Quote :

Kalau saya beri suatu contoh pandangan perbedaan timur dan barat
adalah cara mereka mengamati suatu benda. Orang timur ketika melihat
bunga mawar, mereka mencium harumnya mawar dan melihat kemudian
mengagumi keindahan mawar. Orang barat akan mencabut mawar itu dari
tanah dan "membedah" mawar itu kenapa bisa harum ( cat : perumpamaan
ini dari DT Suzuki, seorang master Zen dari Jepang ).

 

Dada :

Sebelum tradisi aristoteles dimulai atau bahkan pra-Sokrates , orang barat
pun tidak ada bedanya dengan orang timur.

Yaitu gemar mencium harumnya bunga mawar dan melihat keindahannya , tanpa
ada PRAGMATISM , seperti yang di lakukan filsuf2 Yunani.

Sementara orang Eropa yang mewarisi kebudayaan Yunani pun terjebak dalam
dunia2 dogma sehingga mengalami stagnasi ..

Hal ini berubah saat ramai2 buku2 Arab medieval yang waktu itu lebih maju
ramai2 diterjemahkan ke bahasa Latin....

 

 

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of perfect_harmony2000
Sent: Tuesday, December 18, 2007 3:36 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Bangsa "Tiong-hoa" menemukan apa saja?

 

Sdr.Uly,

salah satu filsafat Tiongkok adalah filsafat perang yang
dikumandangkan oleh Sun Zi. Tapi dalam filsafat Sun Zi sendiri
menekankan menghindari peperangan semaksimal mungkin. Sepanjang yang
saya ingat, Sun Zi tidak seperti Clauwitz ( CMIIW ) yang menekankan
untuk damai harus siap berperang. Sun Zi menekankan pentingnya
kemakmuran, sistem pemerintahan yang baik dan mendapat dukungan rakyat
serta diplomasi yang diutamakan.
Perang bagi Sun Zi adalah langkah terakhir dan dengan penuh
pertimbangan yang teliti untuk mengambil keputusan berperang.

Penemuan mesiu tidak hanya seperti untuk petasan dan sebagainya.
Dalam perkembangan di Tiongkok, mesiu juga digunakan untuk militer. 
Ranjau laut, roket dengan bomb ( cat: tepatnya roket ) cluster,
granat, senjata meriam dan lain-lain. Anda bisa melihat arsenal
militer dinasti Tang yang sudah menggunakan mesiu.
Teknologi ini pada masa dinasti Song dikuasai oleh kerajaan Xi Xia
kemudian oleh Mongol dan Arab.

Dalam Dao dejing ditulis bahwa pengetahuan yang berbahaya bagi umat
manusia jangan sampai jatuh ke tangan-tangan yang tidak
bertanggungjawab ( cat: dalam Daode jing sering diartikan ke tangan
rakyat ). Jadi bukan seperti cerita silat, guru yang takut dikalahkan
oleh muridnya. Mereka menjaga ilmu tersebut dan hanya diberikan kepada
mereka yang bermoral dan bertanggungjawab. Bisa kita bayangkan jika
teknologi pembuatan bomb atom jatuh ke tangan orang-orang maniac perang .

Kalau saya beri suatu contoh pandangan perbedaan timur dan barat
adalah cara mereka mengamati suatu benda. Orang timur ketika melihat
bunga mawar, mereka mencium harumnya mawar dan melihat kemudian
mengagumi keindahan mawar. Orang barat akan mencabut mawar itu dari
tanah dan "membedah" mawar itu kenapa bisa harum ( cat : perumpamaan
ini dari DT Suzuki, seorang master Zen dari Jepang ).

Bentuk keseimbangan memang merupakan suatu cara pandang orang timur.

Hormat saya,

Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> , "Ulysee" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Kok tiongkok bisa dibilang kalah??? 
> kok ada kecurigaan cacad budaya dan filsafat???
> 
> Temen gue pernah tanya sama suhu nya hal yang sama, 
> kenapa tiongkok menemukan mesiu, tapi kok masyarakat barat yang dapet
> lebih banyak benefitnya
> menemukan bom atom, tenaga nuklir, de el el.
> sekarang malah lagi pa gede gede kebanggan dengan rebutan sebutan 
> Mother of Bomb dari Amerika dan Father of Bomb oleh Rusia, hayo lebih
> hebat mana, hahaha. 
> 
> Sang suhu dengan senyum senyum menjawab, 
> dalam filsafat timur, katanya (dia bilang timur, bukan cina)
> penemuan itu untuk memudahkan kehidupan manusia, ada batasannya, 
> ga boleh dikembangkan tak terbatas sampai akhirnya menghancurkan alam.
> 
> Mesiu ditemukan untuk bikin petasan, untuk usir setan
> lalu untuk bikin kembang api, untuk kesenangan, 
> tapi di belakangnya ada filsafat yang menyertai, untuk apa pasang
> petasan, 
> untuk apa pasang kembang api, ada ritusnya, ada maksudnya.
> Lebih dari itu, dianggap tidak perlu.
> 
> Lalu seteah omong begitu ( yang kisah berikut ini gue setengah percaya,
> sebab too good to be true)
> sang guru ini ambil air satu mangkok, dengan chi nya dia bikin air di
> mangkok jadi dingin beku tyus dia kasih muridnya.
> muridnya takjub ketok-ketok itu es di mangkok untuk memastikan dia nggak
> lagi ngimpi 
> sesudah itu gurunya ambil lagi itu mangkok, dengan chi nya air beku di
> mangkok dibikin jadi mendidih. 
> Ini kira kira makan waktu 5 menitan aja.
> 
> Lalu gurunya bilang, dengan filsafat barat, 
> menurut kamu apa yang akan mereka lakukan dengan kekuatan seperti tadi?
> itu energinya lebih gede dari nuklir, untuk bisa membekukan dan
> mendidihkan air demikian cepat.
> tyus gurunya kasih muridnya satu ayat, eh bukan ayat sih, pepatah untuk
> direnungkan. 
> isi pepatahnya gue pernah ribut tanya ke BT, satu ayat dari kitab I
> Ching, tapi sekarang gue lupa.
> Ntar dah kalu ketemu lagi ama temen gue gue tanyain. 
> 
> Oy, kesaksian temen gue ini di Indonesia bukan di tiongkok. 
> Kalau di Indonesia masih nyimpen 'orang sakti' kayak gitu, 
> jangan jangan di negeri leluhur sana masih banyak lagi yang se-sakti
> Yoko. 
> Wah! 
> 
> Masih berpikir bahwa filsafat tionghoa itu cacat??? Gegabah !!! 
> Temen gue lagi riset tentang filsafat barat yang hitam vs putih 
> dengan filsafat timur yang bilang tidak ada hitam tanpa putih. 
> Dia menemukan bahwa filsafat barat berkembang dari pertentangan dan
> perbandingan
> sementara filsafat timur berkembang dari harmony dan keselarasan 
> dua duanya berkembang, tidak ada satu lebih baik dari yang lain, 
> sebab namanya filsafat itu mah ideologi yang indah indah bin muluk
> muluk, 
> dua-dua bagus ga ada jeleknya atau cacadnya, cuman masalah siapa lebih
> sreg sama yang mana. 
> 
> Barangkali gue terlalu chauvinis, tapi gue masih gak rela kalau filsafat
> tionghoa dibilang ada cacatnya, hehehehe.
> 
> 
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Skalaras
> Sent: Friday, December 14, 2007 8:29 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
<mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Bangsa "Tiong-hoa" menemukan apa
> saja?
> 
> 
> 
> Yah, saya justru sedang mengajak teman2 untuk introspeksi dan
> mengevaluasi, mengapa tiongkok kalah? apa ini bukan karena ada cacat
> dalam budaya dan filsafat tionghoa itu sendiri ? saya sendiri sering
> mencari jawaban dari berbagai buku , jawabannya cukup banyak dan sering
> sangat mendalam, hanya belum bisa saya rangkum menjadi kesimpulan yang
> mengkerucut. mungki diskusi di sini akan dapat membantu membuka pikian.
> 
> Terhadap orang lain, kita boleh membela budayanya sendiri, tapi terhadap
> diri sendiri, kita sebaiknya berani menyerang habis2an. maka saya selalu
> suka menemukan tulisan2 para cendekiawan yang berani membongkar habis
> keburukan bangsanya sendiri (seperti tulisan Mohtar Lubis dan Boyang,)
> tapi selalu alergi tehadap tulisan yang menjelekkan bangsa2 lain.
> 
> Salam,
> ZFy
>

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke