Diskriminasi ada di Indonesia bukan saja bagi warga keturunan Tionghoa, coba 
perhatikan benar-benar, karena orang didiskriminasi bukan saja karena asal 
etniknya tetapi beralasan lain misalnya saja pendapatan atau kesempatan 
mendapat pendidikan. Mengapa ada sekolah di bawah kolong highway di Jakarta 
yang letaknya tidak jauh dari istana Merdeka dimana sang presiden bertahta.

Dalam agama pun ada diskriminasi  dan  denganjelas dianjurkan misalnya dalam 
Al Quran 5:51 dikatakan "tidak boleh mengambil orang Yahudi dan Kristen 
menjadi teman dan pemimpin". Jadi pendeknya repot, melawan dikriminasi dari 
segi etnik bisa saja melalui pendidikan dan peraturan pemerintah seperti  di 
USA, tetapi bagaimana dengan diskirminasi yang diwahyukan oleh Allah. 
Apakah jalan  untuk mengatasinya diskriminasi jenis ini  ialah negara harus 
memisahkan urusannya dari urusan agama, sebab kalau urusan agama negara 
dicampur aduk  bisa agaknya diskriminasi berazaskan agama ini tidak mungkin 
diatasi. Sedikit contoh selama kekuasaan Pak Harto yang manis itu kurang 
lebih 400 gereja dibakar, tidak ada urusan apa-apa.  Pada kantor Gubernur 
Maluku di Ambon, sejumlah pegawai beragama Kristen diberhentikan dan pada 
tempat mereka ditaruh pegawai-pegawai baru dari agama lain.

Mudah-mudahan diskriminasi apa pun akan hilang, berkat ketekunan kita semua 
untuk membasminya.


----- Original Message ----- 
From: "Prometheus" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Sent: Monday, February 11, 2008 6:19 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: FW: "Saya Merasa Tidak Didiskriminasi"


> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono 
> HADINOTO
>
>>------- deleted---
>
> Menurut saya, tiap orang punya pengalaman sendiri-sendiri, ada yang
> merasa di-diskriminasi (untuk aspek yang berbeda-beda, misalnya,
> kebebasan menyelenggarakan ibadah, atau akses mendapat buku mandarin,
> dll), ada juga yang tidak. Dan pengalaman tsb tidak bisa
> disamaratakan.
>
>
> **** Mengenai pengalaman pengalaman yang berbeda saya kira banyak
> benarnya. Saya kenal beberapa sahabat konglo dan hampir konglo, yang
> bukan main bahagia di era itu, malah menjadi kaya karena situasi kala
> itu.
>
> Tetapi dapatkah pengelaman group ini dijadikan thesa umum, bahwa
> kondisi budaya Tionghoa dan kehidupan ke Tionghoaan sangat disambut
> kala itu?
>
>
> Prom:
> Pengalaman sekelompok orang tentu tidak dapat serta-merta dijadikan suatu
> thesis yang berlaku umum. Demikian pula sebuah thesis yang berlaku umum
> tidak dapat pula menafikkan adanya pengalaman-pengalaman yang berbeda dari
> masing-masing orang yang tetap patut di-acknowledge.
>
> Saya sependapat bahwa pada masa orde baru, budaya tionghoa tidak 
> mendapatkan
> kesempatan untuk diekspresikan secara leluasa dibandingkan masa 
> sebelumnya.
> Walaupun saya melihatnya tidak diberangus total (sebagian orang menilai 
> ini
> adalah hasil dari 'perlawanan' yang dilakukan dan 'toleransi' atau
> 'kompromi' yang diberikan oleh pemerintah). Pembatasan serupa inipun tidak
> hanya dialami komunitas masyarakat tionghoa, tapi juga elemen masyarakat
> lainnya.
>
> Dalam beberapa thread belakangan ini, saya tidak menemukan ada yang tidak
> sependapat dengan pandangan diatas (mungkin ada sedikit perdebatan pada
> details dan fakta). Perbedaan pendapat sebenarnya muncul pada (diawali 
> oleh)
> pertanyaan apakah kebijakan-kebijakan tersebut "anti-tionghoa" karena
> intention ingin memberangus budaya/komunitas tionghoa, ataukah
> "anti-pengaruh RRT" yang merupakan response terhadap kondisi politik pada
> masa itu. Saya sendiri berpendapat yang kedua. Perbedaan keduanya ini 
> tentu
> tidak menegasikan dampak yang dialami oleh (sebagian) komunitas tionghoa.
> Akan tetapi, setidaknya bagi saya, perbedaan kedua pendapat ini lebih 
> kepada
> upaya memilah dan memahami apakah kebijakan orde baru tersebut adalah buah
> pertikaian politik, ataukah sesungguhnya dilandasi semangat rasialis.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.2/1271 - Release Date: 11/2/2008
> 8:16 AM
>
>
>
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
>
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> -- 
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.2/1270 - Release Date: 2/10/2008 
> 12:21 PM
>
> 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to