Apa jadinya kalau Tibet Merdeka bertemu dng Falungong?

Ganyang China!!!

Anggota FLG seperti ananta darma ini tujuan joint ke millis ini hanyalah satu:
Propagana anti China!!! tak pernah bicara yang lain. 


  ----- Original Message ----- 
  From: ananta_darma 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, April 18, 2008 4:50 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Dari milist tetangga- aksi Free Tibet


  UNDANGAN

  AKSI FREE TIBET
  MENOLAK OBOR OLIMPIADE

  Obor Olimpiade Beijing akan diarak di Jakarta pada 22 April 2008. 
  Sebagai masyarakat yang peduli terhadap masalah kemanusiaa, kita 
  tentu harus bersikap mengingat penguasa China mengabaikan janjinya 
  saat mengajukan diri menjadi tuan rumah pesta olah raga dunia itu. 
  Pada 2001, pemerintah China berjanji akan memperbaiki kondisi HAM-nya 
  menjelang Olimpiade. Kenyataanya justru sebaliknya, dengan alasan 
  demi keamanan Olimpiade, mereka bertindak semakin represif terhadap 
  kelompok spiritual serta aktivis HAM dan pers. Penangkapan, penahanan 
  dan pembunuhan dengan sasaran mereka terjadi dimana-mana. 

  Kekerasan yang terjadi di Lhasa-Tibet akibat provokasi aparat China 
  yang menewaskan 140 orang adalah salah satu bukti kejahatan rejim 
  komunis China. Saat ini situasi di Tibet masih mencekam, perburuan & 
  penangkapan terhadap kaum Tibetan masih berlangsung. Wartawan dan 
  orang asing dilarang masuk. Penguasa China bahkan memaksakan diri 
  akan mengarak Obor Olimpiade ke Tibet. Hal itu tentu akan memperparah 
  situasi di sana.

  Atas parahnya keadaan HAM di China yang empat bulan lagi akan 
  menggelar Olimpiade, Masyarakat Indonesia Untuk Kebebasan Tibet 
  sedang menggalang solidaritas untuk rakyat Tibet dan rakyat China 
  yang tertindas, yang dilanggar HAM-nya. Solidaritas ini didukung 
  sejumlah organisasi masyarakat sipil dan para individu atau tokoh 
  nasional, yang menaruh perhatian pada masalah kemanusiaan. Dukungan 
  ini dimaksudkan untuk menolak Obor Olimpiade yang akan tiba di 
  Jakarta. Selama penguasa China tidak mau memperbaiki kondisi HAM-nya 
  dan masih menindas kaum Tibetan, mereka tidak layak menyelenggarakan 
  pesta olah raga dunia itu. "Free Tibet, No Human Right, No Olympics".

  Untuk itu kami mengundang Anda untuk bergabung dalam aksi damai yang 
  akan dilangsungkan pada:

  Hari/ Tanggal : Selasa, 22 April 2008 
  Waktu : Pukul 10.00- selesai
  Tempat : Pintu Gerbang Stadion Senayan Jakarta
  (Pinggir Jl. Sudirman, antara pintu Gelora 1-5,)
  Agenda : Orasi, happening art, dan performance

  DUKUNGAN Anda kami butuhkan untuk mengekang kejahatan Rejim Komunis 
  China terhadap rakyatnya.

  Jakarta, 18 April 2008
  Masyarakat Indonesia Untuk Kebebasan Tibet

  Tri Agus S. Siswowihardjo
  Koordinator Aksi

  10 ALASAN MENOLAK OLIMPIADE BEIJING

  Menindas Tibet
  Sejak 1959, penguasa komunis China telah menindas rakyat Tibet. 
  Sebanyak 150.000 rakyat dan biksu Tibet tewas dan ribuan kuil-kuil 
  Buddha hancur akibat penindasan yang terjadi selama puluhan tahun. 
  Pertumbuhan ekonomi Tibet yang mencapai 12 persen per tahun tidak 
  bisa dinikmati rakyatnya, sebaliknya etnis lain (Han) lebih merasakan 
  kue pembangunan itu. Menjelang Olimpiade Beijing, tekanan terhadap 
  Tibet semakin intensif. Kekerasan yang tejadi belum lama ini di Lhasa 
  yang menewaskan 140 orang adalah buktinya. 

  Menekan Kristen 
  Sejak akhir 1980-an, setidaknya 2,7 juta diantara 60 juta pengikut 
  Kristen Family Church telah ditahan, dan 440 ribu dihukum kerja paksa 
  dan pendidikan kembali. Bahkan lebih dari 10 ribu disiksa hingga 
  mati, lebih dari 20 ribu menjadi cacat. Selain disiksa, para pemimpin 
  gereja diseret ke pengadilan. Banyak juga gereja yang dihancurkan. 
  Selama tahun 2000 telah dirusak sebanyak 450 tempat ibadah yang 
  dianggap ilegal. Menjelang Olimpiade, tekanan terhadap mereka semakin 
  kuat, sejumlah pimpinan Kristen ditangkap dan tahan.

  Menumpas Muslim 
  Pada 2002, kaum muslim Uyghurs di Xinjiang barat dicap sebagai 
  kelompok teroris. Sejak itu, penindasan semakin intensif dilakukan 
  dengan cara memanggil imam dan menutup mesjid sampai menghukum mati 
  ribuan orang setiap tahun. Kaum Muslim tidak diperbolehkan menghadiri 
  sekolah agama atau datang ke mesjid sampai umur 18 tahun. Kegiatan 
  dan ekspresi agama dilarang ketat di sekolah-sekolah. Mereka dilarang 
  berdoa, memakai pakaian atau symbol agama, serta berpuasa. Menjelang 
  Olimpiade terjadi beberapa kali penyerangan terhadap kaum muslim di 
  Xinjiang yang menewaskan puluhan orang.

  Menyiksa Falun Gong
  Sejak ditindas pada 20 Juli 1999, sedikitnya 3.086 pengikut Falun 
  Gong dipastikan tewas. Jumlah itu bisa lebih besar mengingat 
  tertutupnya informasi di sana. Lebih mengerikan, mereka yang ditahan 
  di kamp-kamp konsentrasi telah diambil organ tubuhnya untuk memenuhi 
  industri transplantasi. Laporan David Matas & David Kilgour dari 
  Kanada memperkuat dugaan itu. Kebiadaban itu masih berlangsung hingga 
  kini meski secara resmi telah dilarang. Penangkapan besar-besaran 
  terhadap pengikut Falun Gong juga terjadi menjelang Olimpiade, sejak 
  awal 2008 ini sudah 1000 orang lebih ditahan dan puluhan tewas.

  Menekan Aktivis
  Aktivis HAM semakin menghadapi tekanan yang meningkat menjelang 
  Olimpiade. Baru-baru ini aktivis HAM Hu Jia yang memperjuangkan 
  kebebasan beragama dan kesehatan HIV dihukum penjara 3,5 tahun atas 
  dakwaan subversi. Sejumlah pengacara juga menjadi sasaran represi. 
  Pengacara terkenal, Gao Zhisheng yang membela Falun Gong sudah 
  setahun lebih menjalani tahanan rumah. Tahun lalu, polisi menangkap 
  pengacara HAM Guo Feixiong dan menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara. 
  Meskipun penguasa China telah membebaskan sejumlah tahanan Tiananmen, 
  tapi jumlah aktivis HAM yang ditahan masih banyak. 

  Memasung Pers
  Semua media harus tunduk di bawah kendali partai. Selain media cetak 
  dan elektronik milik partai, pengendalian secara ketat dilakukan 
  terhadap media swasta termasuk internet. Laporan tahunan indeks 
  kebebasan pers 2007 versi Reporters Without Borders menunjukan 
  kebebasan pers di China tetap menduduki 10 peringkat terburuk. Ia 
  berada diurutan ke-163 dari 169 negara dunia. Menjelang Olimpiade, 
  kontrol terhadap pers dan internet justru semakin ketat. Dalam 
  setahun ini ratusan koran, radio dan website telah ditutup secara 
  paksa.

  Memperkeruh Darfur
  Amnesty Internasional melaporkan pada 2005, Beijing mengapalkan 200 
  truk militer menuju Sudan. Bantuan militer ini memperkuat pasukan 
  milisi bentukan pemerintah Sudan, serta memperparah perang saudara di 
  Darfur sejak 2003, lebih dari 200.000 rakyat tewas akibat genosida 
  ini, dan 2,5 juta orang harus meninggalkan tempat tinggalnya. 
  Pemimpin Gerakan Keadilan dan Kesetaraan, Khalil Ibrahim menuduh 
  Beijing memiliki andil besar dalam krisis di Darfur karena memberikan 
  senjata dan mendukung pemerintah Sudan. 

  Mengakangi Burma
  Pemerintah Beijing mendukung junta militer Myanmar yang represif 
  terhadap rakyatnya sejak berkuasa pada 1988, dengan membantu lebih 
  dari 2 juta dolar AS untuk militernya, beberapa juta dolar AS 
  dukungan ekonomi, termasuk basis infrastruktur dan berbagai 
  pelatihan. Pada Januari 2007 lalu, China bersama dengan Rusia dan 
  Afrika Selatan telah memveto sangsi PBB kepada Myanmar, sehingga 
  membuat junta militer semakin kuat membabi buta dalam menghadapi 
  gerakan demokrasi. Dukungan Beijing terhadap rejim Myanmar sepenuhnya 
  demi kepentingan investasinya atas sumber daya alam di negeri itu.

  Merusak Lingkungan
  Berbagai studi dan foto-foto satelit membuktikan bahwa tingkat 
  nitrogen dioksida di Beijing sangat tinggi, yang sangat berbahaya 
  bagi kesehatan para atlet. Saat ini, China bahkan mengambil alih 
  posisi Amerika Serikat sebagai penghasil karbon dioksida terbesar 
  sehingga mendorong pemanasan global. Tidak puas menghancurkan 
  lingkungan di dalam negeri, kini China melahap hutan alam Indonesia. 
  Sedikitnya 300.000 meter kubik kayu merbau asal Papua diseludupkan ke 
  China setiap bulannya. Permintaan kayu ilegal ini semakin meningkat 
  seiiring dengan tingginya aktivitas pembangunan sarana dan prasana 
  Olimpiade. 

  Menggusur Rakyat
  Survei Centre on Housing Rights and Evictions di Jenewa menyebutkan 
  lebih dari satu juta penduduk Beijing telah digusur secara paksa 
  dengan alasan untuk pembangunan sarana dan prasarana Olimpiade, dan 
  jumlah ini akan bertambah sampai 1,5 juta pada 2008 ini. Di luar itu, 
  para pejabat partai telah menyita lahan warga untuk membangun pabrik-
  pabrik tetapi tidak memberi ganti-rugi yang semestinya kepada para 
  petani. Warga yang menolak, atau menuntut ganti rugi yang layak harus 
  berhadapan dengan represi aparat.



   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.1/1384 - Release Date: 17/04/2008 
15:47


Kirim email ke