From: "liang u" <[EMAIL PROTECTED]>
> Beberapa hari yang lalu, saya menulis mengapa orang
> Tibet ketinggalan dalam persaingan bisnis? Karena
> mereka tidak produktif. Sembahyang ke vihara tertentu
> harus pergi bertelungkup. Yang taat, setahun bisa
> beberapa bulan di jalan....
> Hari ini saya baru saja menerima email dari orang yang
> belum lama pergi ke Qinghai dengan rombongan turis
> Hongkong. Ia bilang orang Tibet tidak miskin, satu
> kambing saya bisa dijual ratusan yuan, lembu ribuan
> yuan, dan mereka punya beberapa ratus kambing dn
> lembu. Lalu mengapa begitu miskin, karena uangnya 90%
> disumbangkan ke vihara untuk hidupnya..
*******************
Pengamatan yang bagus.. saya akan tambahkan sedikit faktornya.

Yap, orang Tibet tidak miskin. Tetapi benar mereka terkadang terlihat
kurang menguasai pasaran. Kenapa?

1) Orang Tibet yang ada di China kebanyakan bekas budak atau 
    para pekerja yang mengabdi pada aristokrat dan biara buddhist dulunya.
    Ketika pada akhir tahun 50an, pemerintah mengadakan Land Reform,
    para pemilik tanah dan aristokrat dihasut berontak, dan kemudian ketika
    pemberontakan dihentikan, mereka mengikuti Dalai Lama ke India,
    dan membentuk community di India, terutama di Dharamsala.
    Yang tinggal di Tibet umumnya kaum pekerja tanah dan budak yang
     tidak begitu ngerti permasalahan. Mereka baru mulai belajar sesudah 
     dibebaskan pada waktu itu.

2) Sumber utama ekonomi orang Tibet adalah peternak. Mereka banyak
    memiliki domba2 dan ternak2 lain. Tetapi ada satu masalah. Karena
    kepercayaaan agama Buddhist, mereka tidak mau menyembelih ternak,
    karena dianggap ntar karmanya buruk. Untuk itu, maka untuk menyembelih
    ternak mereka alihkan ke pihak lain, disinilah kelompok Muslim berperan.
   Dan kelompok Muslim ini juga dikenal sebagai pedagang ulung, mereka
   adalah kelompok yang melahirkan Laksamana Zhenghe (Sampokong).
   Sehingga pemasaran ternak dan daging dikuasai oleh masyarakat Muslim,
   pasar2 daging umumnya dikuasai orang Muslim Hui.   Inilah sumber yang 
   paling menghambat orang Tibet untuk menguasai pasar lebih jauh, karena 
    masalah ketaatan pada agama.


Chris

Kirim email ke