Dear opoeng,
Wah mau banghet dikirimin Kim Chi Bak dung ...bungkus n kirim ke sini 
dung..he..he..he...
ini baru budaya Tionghua yang lebih relevan dari pada masalah Tibet.
Kim Chi Bak merupakan makanan khas tradisi TiongHua yang bukan cuman bikin 
perut  tersenyum tapi juga membuat hati senang dan mertua melotot karena nggak 
dibagi..he.he.he....

Iwan K


Ophoeng <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             Bung Iwan dan 
teman-teman semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan kim-chi-bak?
 
 Kim-chi-bak, qin-qien-rou(?), daging (bentuk) uang emas, bundar dan bolong 
 di tengah, mirip uang logam jaman kerajaan Tiongkok dulu. 'Bak'nya sering di-
 salahartikan sebagai singkatan dari 'babi' (pengaruh basa Jawa jadi 'bak'), 
pada-
 hal 'bak' di situ maksudnya sih 'daging'. Bisa daging apa saja, misal 'bakwan' 
(a-
 tau bakso), bakpau, bakchang, bakmoi, dll. Tapi, dalam hal 'kim-chi'bak', tentu
 saja yang dimaksud ya 'daging' babi.
 
 Selapis tipis daging diselang-seling dengan selapis lemaknya, kadang ada juga 
 ada keratan ati, semuanya tentu berbahan babai. Lantas ditusuk di tusukan 
besar 
 (bisa bambu, bisa logam), direndam dalam bumbu-bumbu yang cenderung manis 
 mirip lap-chong, lantas dibakar.  Walahh...mak, sedapnya! Setelah matang, maka
 dilepas dari tusukannya, dipelorotin, dan di tengah-tengah keratan daging dan
 lemak itu terdapat lubang bekas tusukannya. Mugkin karena inilah 'kim-chi-bak'
 mendapat namanya: daging keping uang emas! 
 
 Kim-chi-bak banyak dibuat dan diperdagangkan di Medan, di Jakarta yang saya 
 tahu ada di Resto Harum di Jl. P. Jayakarta. Biasa sebagai tambahan nasi 
campur,
 atau kalau cara RM Hari Hari di Pluit (masih ada gak ya?) dimakan sebagai isian
 mantou (diiris tengahnya dulu), atau disisipkan sebagai sandwich bersama roti.
 Atau bisa dimakan dengan nasi putih hangat, atau nasi hainam, sesuka anda jah!
 Saran saya: ajaklah mertua makan sama-sama, sebelum nanti anda dikatain man-
 tu kurang u-hauw.... saking enaknya makan kim-chi-bak, mertua lewat dicuekin!
 
 Ooops, sorry, intro-nya agak kepanjangan.
 
 Saya setuju dengan Bung Iwan, mending ndak usah diributkan lagi masalah ini.
 Pada awalnya, saya lihat Bung Azura Mazda ngepost pertama itu ya sifatnya cuma
 sebagai pemberitahuan saja, kayaknya sih ya.
 
 Kesan saya--bisa sajah salah, kayaknya mereka cuma memanfaatkan momentum
 Olimpiade ajah, MPO, menarik perhatian orang. Kasarnya sih NB, numpang beken.
 Itu memang sah-sah saja, untuk mencuri perhatian orang akan existence mereka.
 
 Jadi, kenapa juga kita menjadi refot-refot membahasnya ya? Lha, tujuan mereka
 untuk mencuri perhatian anda, sekarang tercapai dong deh, jeh! 
 
 Sorry, no offense ya.
 
 Cuma ngelanjutin ajah: tarrrrrriiiikkkkkkkkk....... mang!
 
 Salam kim-chi-bak sedep-mantep,
 Ophoeng, BSD City
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, iwan kustiawan <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
 
 Ini moderatornya ketiduran lagi yah? ini khan masalah basi, sudah diambil 
kesepakatan
 tidak membahas masalah tibet lagi....
 kata kata sudah makin panas dan pedas nih Pak Moderator.
 
 ----- sorry, dipotong dikit ya -------
 
 lebih baik tanam budi baik seperti kata leluhur dengan ucapan dan perbuatan 
yang real..
 atau kalau nggak punya kerjaan lain, latihan taichi atau meditasi aja lebih 
berguna dari-
 pada unjuk pengetahuan sejarah yang punya versinya masing masing ( jangan 
jangan
 kedua versinya salah lagi).Gitu aja...no offense loh....peace..damai di bumi 
dan di surga...
 salam damai....semoga semua mahluk berbahagia....oum shanti shanti 
oum.....bungkus
 mang.........!!!!!!
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
 Dear Friends....
   
 Ada agenda dari beberapa kelompok anti-Tionghoa dari
 Falun Gong Indonesia, Anand Krsna, Aliansi Rakyat Indonesia
 untuk Rakyat Tiongkok, jaringan pemerintahan Tibet in Exile,
 Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia (hikmahbudhi) dan 
 beberapa kelompok lain serta tokoh-tokoh seperti Marco
 Kusumawijaya, Metta Dharmasaputra (wartawan TEMPO),
 Mohamad Gatot (LBHI) yg didukung oleh
 Jaringan Tionghoa Muda (JTM) untuk menggelar aksi bakar
 lilin untuk mengecam Olympiade Beijing dan mempermalukan
 seluruh etnis Tionghoa. 
   
 Lokasi pembakaran lilin belum dapat saya terima. Mungkin
 di Bunderan HI pada malam hari. 
 
 ------------------ sorry, dipotong agak banyak----------
  
  
 
 
     
                                       

       

Kirim email ke