Rekan-rekan, Saya sih memang pernah mengatakan, kalau tokoh negara barat, menganggap Dalai Lama sebagai wakil umat Buddha dunia tidak adil. Berapa banyak pengikutnya, 120000 orang Tibet pelarian, plus paling beberapa puluh ribu di tambahan di Tibet sendiri dan Taiwan. Xingyun Fashi atau Seng Im Huatsu dari Taiwan, pengikutnya jutaan, mungkin puluhan juta bahkan ratusan juta. Kalau bicara Dalai selalu beri kami otonomi yang sejati, selalu itu, itu kan kekuasaan, sungguh heran pemimpin agama demikian haus akan kekuasaan. Xingyun fashi bicaranya penuh kasih, sabar, menerima pertanyaan dari mana saja dan menjawab dengan sabar, tak ada emosi sedikitpun. Menurut saya harusnya beliaulah yang menjadi wakil umat Buddha. Saya tidak mengerti banyak tentang Buddha , tapi rekan kita Pak Danardono Hadinoto yang tinggal di Jerman dan pribumi (bukan Tionghoa) pernah memaparkan banyak tentang agama Buddha, menurut dia agama Lama di Tibet hanya sedikit mengambil ajaran Buddha kebanyakan bukan. Lalu rekan kita Pak Indarto Tan juga seorang yang ahli dalam agama Buddha, coba tanyalah beliau-beliau ini tentang agama Buddha. Apakah layak seorang pemimpin agama meributkan kekuasaan saja, itu kan masalah duniawi yang harus dijauhi oleh seorang pemimpin agama. Saya berkali-kali menyatakan, saya tak pernah setuju atau menentang sesuatu yang saya tidak mengerti. Saya tak menentang Falungong, saya tak menentang agama Lama di Tibet, yang saya tentang adalah gerakan politik Falungong yang ekstrim dan gerakan politik Dalai Lama yang menginginkan kembalinya sistem perbudakan di Tibet. Saya tak benci rekan-rekan dari Falungong, banyak orang baik di antara mereka, saya tak menentang orang Tibet, banyak orang baik di antara mereka. Tapi tolong berfikir agak logis, janganlah kalian menjadi pion politik, apalagi kalau sudah ekstrim. Memang sekarang gerakan politik yang disebut neo-konservatif, selain menggunakan ancaman senjata, mereka mencoba menggunakan agama agar ekstrim dan bergerak sesuai dengan kebutuhan mereka. Apapun bisa mereka lakukan, karena dana yang banyak. Orang yang dijadikan sasaran mereka, apapun pasti salah. Penganut agama dan gerakan kerohanian dibuat sedemikian rupa, sehingga yang kelihatan alim, tapi kalau bicara sudah lebih kasar dari orang awam. Saya berkali-kali menyerukan, sadarlah, sadarlah. Pergilah sendiri ke Tiongkok, ke daerah yang anda gambarkan demikian ngerinya, ke Tibetpun pergilah, adakan survei sendiri, jangan bawa prasangka dulu. Banyak dari kita kesimpulan sudah dibuat sebelum survei. Kalaupun "survei" hanya mengumpulkan data untuk membenarkan kesimpulan yang sudah dibuat sebelumnya. Kalau yang lain berkata, langsung bertanya mana data statistiknya? Kalau terdesak tuduhan langsung keluar tuduhan, mata-mata negara anu, antek komunis dll. Itu bukan diskusi namanya. Apa tidak berfikir anda sendiri antek siapa? Kalau bukan antek tak akan ngotot. Di Tiongkok yang dikatakan "anti agama" itu saya pernah masuk ke kelenteng baru, yang besarnya luar biasa. Di Hainan saja saya masuk di dua tempat yang baru didirikan. Di Qionghoa, di kota kecil Bo'ao tempat forum Asia mengadakan pertemuan tiap tahun, ada Lian Hua Guan. Di sana ada juga musium teratai, dan keterangan mengapa teratai dijadikan simbol. Juga diterangkan apa bedanya hehua dan lianhua. Saya sendiri baru tahu, selama ini hehua saya anggap lianhua. Di jalan ke Nanlihu (danau buatan) di dekat kota Ding'an ada kelenteng baru (maaf saya tak tahu terjemahan gong, miao, shi, dll dalam bahasa Indonesia), saya sebut saja kelenteng. Di atas bukit. Saya hanya masuk sebentar di bagian depan, karena besar sekali dan naik turun, isteri saya tak mampu mengikuti, jadi kami keluar lagi. Di seberang terminal bis antar kota timur di kota Haikou anda bisa melihat tembok yang panjang mengurung sesuatu di dalam. Itu adalah sebuah kelenteng yang besar sekali. Sayang dua kali ke situ, karena mengejar pesawat, tak sempat mampir. Untuk saya sungguh disayangkan kalau kelenteng sebesar itu tidak diakui dan Tiongkok disebut tidak beragama. Doakanlah, agar kita semua sadar, biar ditutupi kebenaran akan terbuka juga. Biar dimaki dengan kata kasar, kalau yang dimaki itu halus, ya, tetap saja halus. Biar pura-pura suci, kalau munafik tetap saja orang akan tahu. Kakek-kakek yang prihatin.
--- On Thu, 8/7/08, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Gerakan Anti Olimpiade tgl 7 Agustus To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, August 7, 2008, 1:22 PM Hahaha, memang keliahatan anggota FLG bacaannya hanyalah "era baru" semata, informasi dari orang lain sama sekali tak digubris! Apakah anda sudah baca ulasan Pak Laing U yang menceritakan seorang Biksu Budha tekemuka dari taiwan barusan diizinkan membangun vihara di Tiongkok??? saya jadi maklum kalau kalian anggota FLG begitu bencinya sama PKT, habis infomasi yang diterima semua telah lewat sensor organisasi FLG! ZFy --- On Thu, 8/7/08, fadu <[EMAIL PROTECTED] net.id> wrote: From: fadu <[EMAIL PROTECTED] net.id> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Gerakan Anti Olimpiade tgl 7 Agustus To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, August 7, 2008, 3:07 AM mengapa yang dianggap musuh oleh PKC selalu tokoh spritual? dan caranya hampir sama... peace...peace ----- Original Message ----- From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thursday, August 07, 2008 8:58 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Gerakan Anti Olimpiade tgl 7 Agustus Sederhana saja, Beliau adalah seorang tokoh dunia. Bahkan apabila bukan tokoh, hanya seorang manusia biasa saja juga tetap patut dihormati. Pemberian istilah seperti dibawah adalah tidak sesuai dengan budaya Tionghoa yaitu Li. Jadi terlepas dari siapa pun itu, boleh kita mengkritik pemikiran dan tindakannya. Tapi jangan mengata-ngatai dengan yang aneh-aneh. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, TEd Poernomo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Agama yang diakui di Indonesia itu apa saja sebenarnya? > Soalnya banyak agama dan seseorang bisa saja mengkultuskan individu dan benda tetapi bagi orang lain tidak. > Memang Dalai Lama itu enak hidupnya dulu dan sekarang, dan memang ibarat XXX yang luarnya kelihatan bagus tetapi ternyata menghisap. > Tidak menghujat, hanya berbicara kenyataan yang ada. > > --- On Wed, 8/6/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED] > > Subject: Re: Bls: Bls: [budaya_tionghua] Gerakan Anti Olimpiade tgl 7 Agustus > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Date: Wednesday, August 6, 2008, 4:11 PM > > Bung Roni, > > > > Tolong jangan menghujat tokoh agama seperti Dalai Lama. Saya tahu > > perannya kontroversial, akan tetapi jutaan umat manusia menganggap dia > > sebagai tokoh suci panutan. > > > > Nanti akan saya bicarakan ke moderator yang lain agar lain kali kalau > > isinya seperti ini, postingan anda akan disunting atau ditolak. > > > > Hormat saya, > > > > Yongde > > >