Bung Edi Soemartono dan teman-teman semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan sate tanpa tusukan?

Hehehe... sate tanpa tusukan? Memang agak unik, cuma ada satu yang bikin dan 
jual.
Di kawasan Karawaci, dekat lampu merah perempatan Shinta Shopping Center. Nama-
nya Bang Wahab. Sate kambing dikerat dagingnya melebar, ditusuk lidi 2-3 batang 
su-
paya ada pegangan untuk membakarnya, setelah matang dipotong-potong pake 'go-
lok' babi yang besar itu, dok-dok-dok, bunyinya cukup keras, lantas keratan 
daging
kambing yang tetap disebut sate, walau dihidangkan tanpa tusukan itu, ditarok 
di da-
lam piring ceper, disiram bumbu kacang, kondimen-nya acar timun-cabe-bawang.
Buka jam 17:00 - 18:30 saja sudah habis. Cuma jual sate dan sup bening doang!

Ooops, sorry, sebenernya saya cuma mau bilang ajah, setuju dengan pendapat Bung
Edi, bahwa polemik dengan argumen yang baik dan benar, membuka wawasan kami
yang ikut membacanya. Ada perbedaan dalam diskusi tentu justru yang diharapkan.

Kalau semuanya setuju ya ndak seru lagi ya. Hanya saja memang perlu kepala 
dingin
dan hati yang sejuk, jadi tidak terbawa emosi mencaci maki dengan kata-kata 
kasar
atau menyerang secara pribadi. Apalagi kalau sampai dibawa keluar forum dengan
mendendam secara pribadi dan intrik-intrik atau ancaman, pakai dukun santet se-
gala (santet moderen = kirim virus kompi) menteror lawan diskusi. Seyemmmm...

Mong-omong, saya masih menunggu berita 'liputan' penyalaan lilin semalam. Apa-
kah jadi ada kegiatan 'prihatin' menyalakan lilin, terpengaruh  krisis PLN nih? 

Begitu ajah sih kira-kira ya.

Salam sate empuk nikmat Bang Wahab,
Ophoeng, BSD City

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Edi Soemartono" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

dear sobat2,
biarkan saja yg berpendapat beda
termasuk pro kemerdekaan, manapun.
Yang ingin kita dengar adalah argumentasi2 yang sehat, rasional
dan punya dasar kuat. Tanpa itu sih terkesan emosional aja.
 
Soal merdeka/tidak, bukan hak kita utk ( kita bukan siapa2/apa2 ),
tapi dng argumentasi2 yg kuat dan baik
akan memperluas cakrawala berpikir kita , bukan ?
Kalau tanpa rgumentasi, bahkan emosi, cuekin aja.
 
------dipotong sikit jah ya---------


jangan stop polemik, tapi berpolemik dng baik ( bukan emosi sumpah serapah ) 
supaya
wawasan berpikir kita berkembang semua bukan ?
 
salam,
Edi Soemartono
( saya sesungguhnya lagi belajar dari anda2, makanya saya ikut milis ini )



Kirim email ke