Rekan milis yang terhormat,

Kebetulan saya pernah baca pada buku :

Times dictionary of  Chinese Symbols. An essential guide to the hidden
symbols in Chinese art, customs and beliefs.
Wolfram Eberhard. Federal Publications. Singapore. 1996.  Halaman  169.

Diperkirakan adat mengikat mengecilkan kaki wanita ini dimuali sejak tahun
900 an. Ada cerita sekitar tahun 500an seorang kaisar Tiongkok Selatan
menebar bunga lotus agar  isteri favoritnya dapat menari diatasnya. Versi
cerita lain mungkin lantai ditutup dengan karpet bermotifkan bunga lotus.
Agar perempuan ini dapat menari dan berpijak pada bunga lotus yang kecil,
diikatlah kaki agar juga mengecil......... :-))  apakah dihapuskan/ dilarang
setelah 1912 , ketika berdiri Republik Tiongkok Nasionalis  ??

Mungkin dapat membantu atupun sedikit menjelaskan.

Salam,

Sugiri.




-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ophoeng
Sent: 08 September 2008 21:01
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Tradisi Itu Sudah Lama Dihapus (Was: Kudu Lihat
Putri Berjalan.)

Bu Edith dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Saya ndak tahu persisnya, tapi kayaknya tradisi ngabeungkeut kaki jiga
leupeut
(mengikat kaki seperti lepet) begitu sudah lama dihapuskan. Apakah bersamaan
waktunya dengan ketika taucang (ekor kuda) kaum lelaki dipotong atau
sesudah-
nya. Mungkin ada yang bisa lebih tahu mau berbagi info-nya.

Mengikat kaki seperti itu mestinya dimulai sejak kecil. Persisnya kapan saya
ju-
ga ndak tahu. Sorry. Dari yang saya pernah lihat sendiri dulu, waktu ema
teman
saya masih hidup (1968-an), kayaknya tidak menjadi terlipat seperti pada
foto
yang bisa anda lihat di link tsb.  Tapi juga saya ndak yakin benar, soalnya
me-
mang kaki ema teman saya selalu dibungkus kain putih yang digulung begitu.

Pada kaki si nenek dalam foto, kayaknya itu jari-jemari dilipat ke bawah
sam-
pai meregang dan panjang. Jadi, nampaknya si nenek dalam foto telapak dan 
jari kakinya tetap tumbuh tapi terlipat ke bawah, dan tumitnya menjadi keras
seperti kuku kaki kuda(?).

Sayang pada foto itu tidak dicantumkan kapan dan di mana persisnya. Kalau
dilihat dari sejarah dibebaskannya kaki kaum wanita dari kewajiban mengikat
kaki seperti itu, mestinya kejadian itu sudah lama sekali berlalu. Generasi
me-
reka mestinya lahir pada tahun 1800-an(?). Tapi kalau dilihat foto berwarna
itu, mestinya itu belum terlalu lama dibuatnya. Tahun 1968 dulu itu ajah,
ka-
lau tak salah ema teman saya sudah berusia 80-an tahun, artinya beliau la-
hir pada tahun 1888-an.

Tapi, walau secara resmi sudah dihapus. Bisa saja terjadi ada yang masih me-
neruskan tradisi ini secara diam-diam di pedalaman yang sulit dijangkau.

Bicara mengenai kuping orang Dayak yang dibanduli anting, saya jadi ingat
kayaknya ada satu tradisi di Afrika (entah apa nama negaranya) yang mema-
sangkan cincin di leher anak perempuan, bertahap satu-per-satu sejak kecil, 
sehingga leher perempuan itu menjadi panjang. Makin panjang dianggap ma-
kin cantik, kalau tak salah.

Kayaknya, walau tidak dibagi menjadi kasta dalam kehidupan masyarakat ja-
man dulu, di Tiongkok tetap ada pembedaan kelas: bangsawan, saudagar, 
pujangga dan pendekar. Tentu saja pendekar tidak perlu mengikuti tradisi
mengikat kaki begitu. Lha mereka termasuk golongan yang kalau berjalan
iramanya seperti dijelaskan Bu Ulysee: tak-tik-tuk-tik-tak-tik-tuk.... Bu-
kan golongan yang berirama mendayu-dayu bak gu-zheng pencengkeram
hati yang mendengarnya. Walaupun, tentu saja sang pendekar sakti mampu
mencengkeram hati lawannya secara harafiah dengan jurus cakar setannya.

Yang mendapat 'privilese' dibeungkeut kakinya mungkin cuma keturunan
kaum menak bangsawan atau yang akan diangkat derajatnya menjadi selir.
Kalau para lie-hiap (pendekar wanita) juga dibeungkeut begitu kakinya, lha
ya berabe atuh kalau mesti tarung dan kalah, lantas mesti terpaksa menggu-
nakan jurus kaki seribu. Bisa langsung terjengkang ditendang musuhnya.

Lagipula, sejak awal berdirinya partai pendekar, mereka sudah meproklamir-
kan diri sebagai manusia bebas merdeka, independen. Mana mau mereka i-
kut aturan kaum bangsawan yang dianggapnya banyak bicara sedikit bekerja, 
sedang kaum pendekar justru terbalik: sedikit bicara banyak gerakan dengan 
jurus-jurus maut andalannya. Mana mau mereka diikat kakinya toh? :D)

Tapi.... kalau diingat-ingat, memang Kho Ping Hoo tidak pernah secara spe-
sifik menyebut-nyebut soal kaki para lie-hiapnya ya? jangan-jangan......

Begitu sajah sih ya kira-kira.

Salam makan enak & sehat selalu,
Ophoeng
BSD City, Tangerang


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Edith Koesoemawiria" <[EMAIL 
PROTECTED]>
wrote:

Hello, 
 
ibu di foto-foto itu kelihatan tenang-tenang saja, tapi saya ngelihatnya 
pengen nangis.  Pasti sakit sekali, berapa lama si ibu menahan sakit itu. 
 
Di Kalimantan, pernah ada kampanye doktor masuk kampung dan memotong
kuping2 panjang para orang dayak supaya kelihatan "normal". 
 
Banyak perempuan Dayakyang mau memotongnya, karena kuping "biasa" 
dianggap modern dan mereka menerima insentif. Tapi setelah agak lama, 
timbul gelombang kesadaran bahwa tradisi dayak mereka lambatlaun punah, 
dan beberapa perempuan kemudian menindik kupingnya lagi dan terus menambah
anting di telinganya supaya menjadi panjang lagi.
 
Saya coba bandingkan rasa sakit yang dialami si ibu kaki kecil itu dengan
yang 
dialami para orang dayak yang memanjangkan cuping telinganya itu. Agaknya
beda. 
Kaki ada tulang dan jemarinya. Semoga tradisi kejam itu betul2 terhapus.
 
Ngomong2 apakah para perempuan dengan kaki kecil ini yang mengembangkan
ginkang atau kemampuan mengentengkan tubuh, seperti di cerita2 Kho Ping Ho,
supaya bisa lari dari kehidupannya?
 
salam,
Edith
 




------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links




No virus found in this incoming message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.18/1658 - Release Date: 07/09/2008
15:30
 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.18/1658 - Release Date: 07/09/2008
15:30
 


------------------------------------

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke