tentang kalung2 di leher itu, saya dengar dari seorang teman, bahwa
akibat sebenarnya bukanlah lehernya yang menjadi jenjang. 

tapi pundaknya yang ditekan turun, sehingga deformasinya pada pundak dan
tulang punggung. dampaknya mungkin mirip korset jaman dulu.

temanku itu menceritakan, kalau si perempuan tertangkap atau tertuduh 
selingkuh, 
kalung-kalung itu dilepas dan karena otot leher tidak terlatih untuk menyanggah 
kepala, 
maka akhirnya si perempuan mati. 

saya kira memang tak semua yang disebut tradisi perlu dipertahankan. Tujuannya 
awalnya 
tak selalu  terpuji, melanjutkannya kadangkala lebih karena latah.
Lagipula kan tergantung siapa dan apa kepentinganya mendorong sesuatu sehingga 
menjadi kebiasaan dan akhirnya tradisi. 

pak (ibu?) Ophoeng, lihiap di crouching tiger and hidden dragon bilang,
tak ada yang sama sekali merdeka. para pendek kekar itupun terikat oleh
berbagai peraturan yang ketat. meskipun masih bisa bagaikan terbang
dengan kakinya yang... ???

salam, Edith


-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Tue, 9 Sep 2008 00:06:17 +0000 (GMT)
> Von: melani chia <[EMAIL PROTECTED]>
> An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Betreff: Re: [budaya_tionghua] AWAL   Tradisi Itu  (Was: Kudu Lihat Putri 
> Berjalan.)

> Kurang jelas versi mana yg bisa dipercaya,....ada yg cerita
> waktu jaman mancing,krn ingin mengontrol perempuan jd kakinya
> ditekuk paksa,....biar perempuan tdk bisa hang out seenaknya,..
> ada lagi yg mengatakan ,perempuan kudu berkaki kecil terkesan
> alus gitu,....kurang taulah,yg jelas menderita perempuannya,...
> sama halnya ada suku tertentu di Thai,lehernya dikasih ring,dari
> masih balita,..menurut mereka leher jenjang bagus,..ini menderita juga
> kalau sampe dicopot lehernya udah tdk bisa berdiri normal,...malah bisa
> membawa kematian kale,....
> 
> Di daerah, puluhan th silam masih ada tetangga dan kerabat jauh yg
> punya kaki kecil,...sebagian lagi begitu sampe di Indo,...tdk melanjutkan
> lagi,..hanya sudah terlanjur ketekuk jari2nya,...kasian tuh nenek,..jalan
> aja susah,...
> 
> Ada byk hal dlm budaya, mau pun agama,kalau mau jujur,sangat menyiksa
> manusia,untungnya jaman sekarang org bebas memilih.....
> 
> 
> 
> 
> --- On Mon, 8/9/08, ibc <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > From: ibc <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: [budaya_tionghua] AWAL   Tradisi Itu  (Was: Kudu Lihat Putri
> Berjalan.)
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Monday, 8 September, 2008, 11:47 PM
> > Rekan milis yang terhormat,
> > 
> > Kebetulan saya pernah baca pada buku :
> > 
> > Times dictionary of  Chinese Symbols. An essential guide to
> > the hidden
> > symbols in Chinese art, customs and beliefs.
> > Wolfram Eberhard. Federal Publications. Singapore. 1996. 
> > Halaman  169.
> > 
> > Diperkirakan adat mengikat mengecilkan kaki wanita ini
> > dimuali sejak tahun
> > 900 an. Ada cerita sekitar tahun 500an seorang kaisar
> > Tiongkok Selatan
> > menebar bunga lotus agar  isteri favoritnya dapat menari
> > diatasnya. Versi
> > cerita lain mungkin lantai ditutup dengan karpet
> > bermotifkan bunga lotus.
> > Agar perempuan ini dapat menari dan berpijak pada bunga
> > lotus yang kecil,
> > diikatlah kaki agar juga mengecil......... :-))  apakah
> > dihapuskan/ dilarang
> > setelah 1912 , ketika berdiri Republik Tiongkok Nasionalis 
> > ??
> > 
> > Mungkin dapat membantu atupun sedikit menjelaskan.
> > 
> > Salam,
> > 
> > Sugiri.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
> > Ophoeng
> > Sent: 08 September 2008 21:01
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Subject: [budaya_tionghua] Tradisi Itu Sudah Lama Dihapus
> > (Was: Kudu Lihat
> > Putri Berjalan.)
> > 
> > Bu Edith dan TTM semuah,
> > 
> > Hai, apakabar? Sudah makan?
> > 
> > Saya ndak tahu persisnya, tapi kayaknya tradisi
> > ngabeungkeut kaki jiga
> > leupeut
> > (mengikat kaki seperti lepet) begitu sudah lama dihapuskan.
> > Apakah bersamaan
> > waktunya dengan ketika taucang (ekor kuda) kaum lelaki
> > dipotong atau
> > sesudah-
> > nya. Mungkin ada yang bisa lebih tahu mau berbagi info-nya.
> > 
> > Mengikat kaki seperti itu mestinya dimulai sejak kecil.
> > Persisnya kapan saya
> > ju-
> > ga ndak tahu. Sorry. Dari yang saya pernah lihat sendiri
> > dulu, waktu ema
> > teman
> > saya masih hidup (1968-an), kayaknya tidak menjadi terlipat
> > seperti pada
> > foto
> > yang bisa anda lihat di link tsb.  Tapi juga saya ndak
> > yakin benar, soalnya
> > me-
> > mang kaki ema teman saya selalu dibungkus kain putih yang
> > digulung begitu.
> > 
> > Pada kaki si nenek dalam foto, kayaknya itu jari-jemari
> > dilipat ke bawah
> > sam-
> > pai meregang dan panjang. Jadi, nampaknya si nenek dalam
> > foto telapak dan 
> > jari kakinya tetap tumbuh tapi terlipat ke bawah, dan
> > tumitnya menjadi keras
> > seperti kuku kaki kuda(?).
> > 
> > Sayang pada foto itu tidak dicantumkan kapan dan di mana
> > persisnya. Kalau
> > dilihat dari sejarah dibebaskannya kaki kaum wanita dari
> > kewajiban mengikat
> > kaki seperti itu, mestinya kejadian itu sudah lama sekali
> > berlalu. Generasi
> > me-
> > reka mestinya lahir pada tahun 1800-an(?). Tapi kalau
> > dilihat foto berwarna
> > itu, mestinya itu belum terlalu lama dibuatnya. Tahun 1968
> > dulu itu ajah,
> > ka-
> > lau tak salah ema teman saya sudah berusia 80-an tahun,
> > artinya beliau la-
> > hir pada tahun 1888-an.
> > 
> > Tapi, walau secara resmi sudah dihapus. Bisa saja terjadi
> > ada yang masih me-
> > neruskan tradisi ini secara diam-diam di pedalaman yang
> > sulit dijangkau.
> > 
> > Bicara mengenai kuping orang Dayak yang dibanduli anting,
> > saya jadi ingat
> > kayaknya ada satu tradisi di Afrika (entah apa nama
> > negaranya) yang mema-
> > sangkan cincin di leher anak perempuan, bertahap
> > satu-per-satu sejak kecil, 
> > sehingga leher perempuan itu menjadi panjang. Makin panjang
> > dianggap ma-
> > kin cantik, kalau tak salah.
> > 
> > Kayaknya, walau tidak dibagi menjadi kasta dalam kehidupan
> > masyarakat ja-
> > man dulu, di Tiongkok tetap ada pembedaan kelas: bangsawan,
> > saudagar, 
> > pujangga dan pendekar. Tentu saja pendekar tidak perlu
> > mengikuti tradisi
> > mengikat kaki begitu. Lha mereka termasuk golongan yang
> > kalau berjalan
> > iramanya seperti dijelaskan Bu Ulysee:
> > tak-tik-tuk-tik-tak-tik-tuk.... Bu-
> > kan golongan yang berirama mendayu-dayu bak gu-zheng
> > pencengkeram
> > hati yang mendengarnya. Walaupun, tentu saja sang pendekar
> > sakti mampu
> > mencengkeram hati lawannya secara harafiah dengan jurus
> > cakar setannya.
> > 
> > Yang mendapat 'privilese' dibeungkeut kakinya
> > mungkin cuma keturunan
> > kaum menak bangsawan atau yang akan diangkat derajatnya
> > menjadi selir.
> > Kalau para lie-hiap (pendekar wanita) juga dibeungkeut
> > begitu kakinya, lha
> > ya berabe atuh kalau mesti tarung dan kalah, lantas mesti
> > terpaksa menggu-
> > nakan jurus kaki seribu. Bisa langsung terjengkang
> > ditendang musuhnya.
> > 
> > Lagipula, sejak awal berdirinya partai pendekar, mereka
> > sudah meproklamir-
> > kan diri sebagai manusia bebas merdeka, independen. Mana
> > mau mereka i-
> > kut aturan kaum bangsawan yang dianggapnya banyak bicara
> > sedikit bekerja, 
> > sedang kaum pendekar justru terbalik: sedikit bicara banyak
> > gerakan dengan 
> > jurus-jurus maut andalannya. Mana mau mereka diikat kakinya
> > toh? :D)
> > 
> > Tapi.... kalau diingat-ingat, memang Kho Ping Hoo tidak
> > pernah secara spe-
> > sifik menyebut-nyebut soal kaki para lie-hiapnya ya?
> > jangan-jangan......
> > 
> > Begitu sajah sih ya kira-kira.
> > 
> > Salam makan enak & sehat selalu,
> > Ophoeng
> > BSD City, Tangerang
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Edith
> > Koesoemawiria" <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > 
> > Hello, 
> >  
> > ibu di foto-foto itu kelihatan tenang-tenang saja, tapi
> > saya ngelihatnya 
> > pengen nangis.  Pasti sakit sekali, berapa lama si ibu
> > menahan sakit itu. 
> >  
> > Di Kalimantan, pernah ada kampanye doktor masuk kampung dan
> > memotong
> > kuping2 panjang para orang dayak supaya kelihatan
> > "normal". 
> >  
> > Banyak perempuan Dayakyang mau memotongnya, karena kuping
> > "biasa" 
> > dianggap modern dan mereka menerima insentif. Tapi setelah
> > agak lama, 
> > timbul gelombang kesadaran bahwa tradisi dayak mereka
> > lambatlaun punah, 
> > dan beberapa perempuan kemudian menindik kupingnya lagi dan
> > terus menambah
> > anting di telinganya supaya menjadi panjang lagi.
> >  
> > Saya coba bandingkan rasa sakit yang dialami si ibu kaki
> > kecil itu dengan
> > yang 
> > dialami para orang dayak yang memanjangkan cuping
> > telinganya itu. Agaknya
> > beda. 
> > Kaki ada tulang dan jemarinya. Semoga tradisi kejam itu
> > betul2 terhapus.
> >  
> > Ngomong2 apakah para perempuan dengan kaki kecil ini yang
> > mengembangkan
> > ginkang atau kemampuan mengentengkan tubuh, seperti di
> > cerita2 Kho Ping Ho,
> > supaya bisa lari dari kehidupannya?
> >  
> > salam,
> > Edith
> >  
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ------------------------------------
> > 
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > 
> > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
> > 
> > .: Pertanyaan? Ajukan di
> > http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> > 
> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
> > http://iccsg.wordpress.com :.
> > 
> > Yahoo! Groups Links
> > 
> > 
> > 
> > 
> > No virus found in this incoming message.
> > Checked by AVG. 
> > Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.18/1658 - Release
> > Date: 07/09/2008
> > 15:30
> >  
> > 
> > No virus found in this outgoing message.
> > Checked by AVG. 
> > Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.18/1658 - Release
> > Date: 07/09/2008
> > 15:30
> >  
> > 
> > 
> > ------------------------------------
> > 
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > 
> > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
> > 
> > .: Pertanyaan? Ajukan di
> > http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> > 
> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
> > http://iccsg.wordpress.com :.
> > 
> > Yahoo! Groups Links
> > 
> > 
> > 
> 
>       
> 
> ------------------------------------
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
> 
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 

Reply via email to