*Xuan Tong Xiong,
Kita secara tidak sadar langsung menghakimi mereka yang
berpandangan lain atau berbudaya lain dengan sudut kacamata agama yang kita
anut. Kita tidak perduli apakah orang tersebut merasa bahagia dengan
tradisinya atau merasa suatu bentuk kenyamanan dari budayanya.
Kita dengan mudah memberi label sesat , iblis , anti Tuhan dan lain-lain.
Jika ada orang lain yang merasa hidup menjadi baik dengan budaya dan
tradisinya , silahkan saja kalau perlu kita membantunya agar
menjadi lebih baik lagi , bukan dengan mengubahnya menjadi bagian dari kita
apalagi menghakiminya.
*
Tantono :
Bila prinsip ini diterapkan dan difahami maka langkah indahnya.  Dalam milis
ini hendaknya orang Kristen tidak mengata-ngatai yang KHC sebagai sesat atau
masuk neraka, sedang yang KHC juga tidak mengatakan bahwa yang Kristen harus
kembali asal ke agama nenek moyang.  Demikian juga dengan penyamarataan,
kalau Sindhunata pernah melukai hati miliser yang berbudaya Tionghua
hendaknya kesalahan Sindhunata itu jangan kepada semua orang Tionghua
Katholik, atau bahkan sebagai "usaha sistematis" dari Sekolah Katholik untuk
mendapatkan murid, atau dari Gereja Katholik untuk mendapatkan umat.
Penyamarataan akan menyakitkan orang dan akan salah sasaran.  Pada masa muda
saya, saya pernah benci kepada orang Tionghua "totok" akibat perlakuan
keluarga terhadap saya yang tidak berdarah "murni", akan tetapi saya kikis
perasaan itu karena saya tahu penyamarataan akan menyulitkan saya sendiri
dan tidak beralasan.  Salam, Tantono

Kirim email ke