Bu Ulysee dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
Kopdaran, mending anda Bu Uly dan Bung Bud's yang koordinir pendaftaran- nya, nanti boleh kontak saya japri untuk tempat makannya. Kapannya sih ya tentu kudu dirembug ama pesertanya. Kalau mau, biasanya sih acara tour ke BSD ya dimulai pagi dengan tour ke Pasmo BSD - Pasar Moderen BSD. Hehehe... syukurlah anda bisa menemukan nasi tim Ayauw di Pasar Pagi lama. Hati-hati, ada copy cat yang menyebut diri dengan "Nasi Tim Pasar Pagi" yang seolah-olah itu cabang dari Nasi Tim Ayauw. Yang saya lihat ada satu di seki- tar Pejalagan, satu lagi konon di Kelapa Gading. Kata si Atung sih, mereka ti- dak buka cabang di mana-mana, lihat saja stempel yang diterakan di kertas pembungkus nasi tim kalau take out bawa pulang. Kalau mau take out, anda bisa pinjam mangkuk dari mereka (dengan uang jaminan) supaya sampai di rumah anda bisa langsung panaskan dikukus lagi berikut mangkuknya. Kalau anda suka makannya di ruang ber-ac. Anda kudu sering makan dan ja- di pelanggan tetap dulu. Nanti anda dikasih previlise untuk makan di ruang kantor si Ayauw (papahnya Atung) yang disediakan 2 meja makan saja, ber- ac yang mayan dingin sejuk tidak bau pasar. Senang saya membaca cerita Bu Uly, ternyata bisa menikmati suasana bagai setting di cerita silat jaman Loong Men Kne Qian(?) - Dragon Gate Cafe. Ka- lau di HK, anda ikut city tour, biasanya diajak makan siangnya pan di gedung ala kelenteng gitu, disuguhi demo mie tarik (sodaraan ama teh tarik?) sambil nanti ada seorang lie-hiap (pendekar cewek) yang 'terbang' ala tukang obor pada pembukaan Olimpiadae beijing kemaren itu. Sudah coba masakan si enci ala rumahan dekat nasi tim itu? Cobain lumpia Shanghai-nya yang beda samsek ama Lumpia ala Semarangan. Kalau doyan soto tangkar (ti-ati, jangan salah ama 'tangkur' buaya ya) dan sa- te sapi kuahnya, di situ juga ada. Lokasinya di bawah, jejeran kios-kios yang ada gang menuju cabang Bank Mandiri. Di Bank Mandiri ada sate ayam yang enak juga. Ada satu encek yang jual baso tahu kuah berikut usus babi, ati ba- bi dan sayur asin, pare isi, baso ikan yang dibuat secara tradisionil, lokasinya masuk gang kecil, masuk dari Perniagaan. Dekat situ ada yang jual gado-gado ala lotek Bandung. Gang kecil di Perniagaan itu, kalau anda dari Pasar Pagi la- ma, arah ke Perniagaan yang jalannya dipecah dua dengan taman di tengah, letaknya di sisi kanan jalan, gang pertama, yang bau pesing! Masuk terus di gang sempit itu kira-kira sampai ada pos hansip kalau ndak salah. Di situ tempat mangkal si encek, sebelah kanannya si emang tukang gado-gado. Kalau roti kompyang, roti tentara jaman perang dulu, katanya ya. Anda bisa dapatkan di foodcourt di Pertokoan Candra. Kalau ndak salah di counter yang juwalan Chinese food, ada bebek panggangnya juga yang terkenal ama telor dadar tirem-nya itu. Biasanya sih diplastikin isi 5 bongkah cukup besar itu. Juga kalau anda pas lewat daerah Grogol, seberang apotik Trisakti di Muwardi, dekat cabang BCA yang di tikungan itu, ada Depot Surabaya yang juga jual roti kompyang. Jangan lupa jajan rujak cingur dan kupang lontong-nya kalau sudah mampir di Depot Surabaya. Swikee-nya juga khas Surabayan, pake pe- tis sebagai kondimennya. Icip-icip juga lunpia dan risol-nya yang pake bumbu saus tauco nan sedep-mantep punya! Back to roti kompyang. Waktu saya ke Dili, Timtim. Staf di sana, kalau pas je- dah istirahat coffee break atau lunch, pada makannya roti kompyang. Pernah saya dikasih sebongkah, ya ampun, kerasnya setengah hidup, itulah my first encounter dengan si kompyang sekeras batu. Saya tanya mengapa mereka ge- mar makan roti kompyang? Jawabnya sungguh bikin prihatin, pan barusan me- reka mengalami jaman perang (waktu itu baru integrasi, 1977), jadi sebong- kah roti kompyang (tanpa isi daging cincang) cukup mengganjel perut seki- tar setengah sampai seharian. Jaman perang pan susah masak nasinya, jeh! Kabarnya penggemar roti kompyang memang urang Bandung dan arek Suro- boyo ya? Biasanya diiris bagian tengahnya, lalu dikerok sedikit supaya ada lu- bang tempat iisi daging cincang ala burger begitu ya. Sejujurnya saya sih gak ngefans ama si roti keras bagai batu ini. Takut gigi saya pada rontok sih, jeh! Sorry. Tapi teuteup saya catet di memori sebagai another old fashioned food. Konon dulunya di Tiongkok juga dijadikan bekel tentara maju perang ya? Begitu ajah sih ya kira-kira. Kalau kurang mangga ditambahkeun, kalau salah ya dibenerin. Salam nasi tim sedap dan sehat, Opheong BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kyaaaaa....... kalau ada acara kopdar pake makan enak jangan lupa ajak ajak gueeeeeeee!! Ophoeng, yang empunya BSD, mendingan Ophoeng aje yang tentukan kapan dan dimana. Uly pasti meluruk dateng deh apalagi kalau diimingi makan di tempat tempat yang enak enak gitu. Bayar sih harus masing masing donks, hihihihi. Tau Ndak Ophoeng, gara-gara ophoeng cerita soal nasi tim di Pasar Pagi Lama, dari kemaren gue kepingin kesana sekedar icip icip kek apa sih nasi tim langganan Ophoeng. Baru kesampaian tadi pagi menggusur suami temeni makan disana. Nasi Tim nya enak. Lebih ke asin, beda sama Nasi Tim ala Bandung yang biasa Ul makan sih agak manis. Tapi yang asyik itu suasana pasar pagi lama itu lhoh. Makan di meja kayu, di pinggiran pagar warna merah dengan ornamen Cina, gue serasa pendekar yang lagi makan di kedai teh gitu. Soalnya di lantai dua, menghadap ke jalan, di depan pemandangan bangunan lama, bau hio lamat lamat menyentuh hidung, silih berganti sama bau masakan. wadooohhhh.....suasana cocok banget deh. Bikin napsu dan tambah semangat ngabisin itu nasi dengan tambahan kuah kaldu plus bawang daun yang banyak... hmmmm nyammmmmm. Walaupun setelah makan gue tetep pilih teh botol sosro sebagai penutup. krrrkkkkekekeke... lidah gue, keknya pahit kalu kaga minum teh ya ya ya, selera nusantara, apa pun makannya, minumnya tetap teh botol sosro, huehehehehehe........ Berikutnya.... KOMPYANG, adooohhhh cari Kompiang di Jakarta dimana euy, kasih tahu gue dooooonk!!!