Wah nggak berani Mas, orang lagi2 asyik makan kok disodori brosur aneka 
penyakit, bisa dimusuhi orang se Restaurant hehe... 



----- Original Message ----
From: Ophoeng <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 29, 2008 8:06:47 PM
Subject: [budaya_tionghua] Koq Jadi Mubazir ya? (Was: Permusuhan atau 
Persaingan?)


Bung Fy Zhou dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (buka)?

Sorry, saya jadi berkali-kali baca lagi posting saya yang anda tarok di bawah 
sebagai reference respon anda. Ternyata anda menangkap posting saya seba-
gai 'ekspresi' bahwa saya membuat penilaian seolah-olah berdiskusi masalah-
masalah ini hanyalah mubazir. (dari anda: ".....Tapi janganlah membuat peni-
laian2 se-olah2 berdiskusi masalah2 ini hanyalah mubazir.")

Sejujurnya, kalau boleh saya jujur nih, anda agaknya salah menangkap.. Saya
justru merasa banyak mendapatkan 'ilmu' dan wawasan dari milis ini.. Tetapi
saya tidak mau dihadapkan pilihan untuk 'pro' atau 'kontra'. Saya cuma mau 
baca dan mencerna isi diskusi, makanya saya juga tidak membuat respon 
yang larut bersama perdebatan seru-seru itu. Buat saya diskusi seru begitu
sangat canggih untuk pikiran saya, saya sih cuma bercita-cita sederhana sa-
ja: hidup cuma sekali, cari peng-an ajah dah ya. 

Kalaupun ada yang anda anggap sebagai 'selakan', mungkin karena saya le-
bih memilih untuk berdiskusi tanpa saling menunjuk-nunjuk atau memaki-
maki, tapi lebih ke diskusi secara kekerabatan dan kawan, bisa beda penda-
pat bisa sependapat, tapi tetap menganggap semuanya kawan, bukan musuh.
Cari musuh sih gampang, ndak perlu join suatu milis tertentu. Cari teman itu-
lah yang susah, jeh! Bener ndak nih? :D)

Apakah hal ini dianggap salah? Kalau ya, dengan rendah hati saya minta ma-
af di hadapan anda. Tapi, sorry, kalau anda menganggap saya bilang 'mubazir',
itu tentu saja salah sekali. Rasanya ndak ada maksud atau kata 'mubazir' di
dalam posting saya, tersurat maupun tersirat. Sila telaah sekali lagi, karena
saya tadi terpaksa berulang-ulang baca lagi posting saya.

Anda tidak suka gaya saya bercerita ttg makanan, karena bukan minat anda,
saya hargai bahwa anda tidak mau baca dan terus terang menyatakannya.

Tapi, kalaupun anda mau menyela, tidak masalah sama sekali buat saya. Sa-
ya merasa kita berdiskusi bukan secara pribadi antara anda, Bung Fy Zhou
dengan saya, Ophoeng, hanya berdua saja. Tapi bersama semua anggota milis. 

Pendapat anda ttg hobby makan sumber penyakit & sumber kolesterol, tidak 
masalah juga, itu toh pendapat yang mestinya juga dimiliki orang lain dan 
bisa jadi banyak anggota milis yang sependapat dengan anda. Kenapa mesti
tidak anda sampaikan demi tidak 'mencampuri' minat saya? 

Justru lebih baik diungkapkan, jadi kita bisa saling bertukar pikiran. Bukan-
kah tujuan milis antara lain ya bertukar pikiran dan bertukar pendapat begi-
ni? Perkara apakah lantas saya jadi pantang makan enak dan tidaknya, itu 
toh pilihan saya yang tidak bisa diganggu gugat oleh sesiapapun juga. Sa-
ma halnya dengan pilihan anda untuk berdiskusi masalah yang sosial poli-
tik berat-berat dan penuh konflik itu, rasanya tiada ada seseorangpun di 
milis kita ini yang berhak mencampuri pilihan anda itu toh?

Jadi, mari kita berdiskusi ttg isi topiknya saja, tanpa mencampur-adukkan
penilaian pribadi atas gaya bahasa atau gaya bertuturnya? Sorry, kalau ter-
nyata salah lagi nih ya. Bukankah dengan adanya gaya bertutur dan minat
yang berbeda-beda itu, justru terasa indahnya satu milis? Hehehe...... ....

Begitulah, kira-kira ya.
Kalau ada salah, tolong dikoreksi, kalau kurang sila ditambahkan.

Salam makan enak dan sehat selalu,
Opheong
BSD City, Tangerang

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mungkin anda tidak suka berdiskusi masalah2 sosial politik yang berat2 dan 
penuh 
konflik. itu memang pilihan anda, anda bisa memilih berdiam diri tak 
menanggapi. Tapi 
janganlah membuat penilaian2 se-olah2 berdiskusi masalah2 ini hanyalah mubazir.

Seperti halnya, anda lebih senang berdiskusi masalah makanan, ini pilihan anda, 
saya 
sama sekali tak tertarik, juga paling diam saja. Bagaimana jika saya menyela 
anda dengan 
komentar bahwa hobby makan itu sumber penyakit sumber kolestrol lho, 
sebaiknya jangan ribut makan melulu ???.

Salam Diet
ZFy




--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Ophoeng" <ophoeng@ > wrote:

Bung Prometheus, Bung danarhadi dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Sorry, ikut nimbrung. Mungkin berbeda pendapat. Tapi mestinya oke toh.

Not with you and not for you, jadi kayak kafilah Arab nonton bule-bule pa-
da baku hantam, baku tembak, baku bunuh (memperebutkan apa sih ya?),
mungkin justru yang pinter adalah kafilah Arab itu. Ngapain juga beran-
tem saling melukai saling membunuh ya? Mending duduk ngariung, ngisap
pipa perdamaian ala Winnetou sambil ngupi, ngeteh atau nyoklat, cemilan-
nya boleh pake roti kompyang atau ampyang, kalau BSD kejauhan ya bo-
leh ngumpul di Pancoran atau Chandra, atau Pasar Pagi lama makan nasi
tim sambil membayangkan makan di cafe Dragon Gate di Tiongkok sana?

Bukankah ada pelajaran yang mengajarkan ttg 2 ekor serigala berantem
memperebutkan seekor ayam, lantas srigala ke-3 justru yang mendapat
si ayam yang ditinggalkan tergeletak begitu saja oleh yang berantem?

Not with you and not against you, dalam perjuangan itu gana ya? Tergan-
tung dari bagaimana kita mengartikan, memaknai, menginterpretasikan
perjuangannya bagaimana ya?

Benar pertanyaan Bung Prometheus: rupanya kita sedang dalam perjuang-
an/perang toh? Lanjut dikit: perang lawan siapa, dan siapa musuhnya?

Berjuang, berperangnya cara bagaimana? Musuhnya itu lantas apa sih ya?

Dalam marketing, dulu, banyak yang mengadaptasi teori perang Sun-tzu(?)
dalam melaksanakan 'perjuangan' atau 'peperangan' dalam marketing. Ma-
kanya istilah marketing juga pakainya: launching. Ini istilah melempar ro-
ket untuk membumihanguskan daerah 'musuh'.

Lha, kalau saingan, merek lain itu dianggap sebagai 'musuh', lantas 'battle
field'nya itu apa dong? Apakah konsumen yang diperebutkan pangsa pasar-
nya oleh masing-masing yang 'bermusuhan' itu adalah 'kancah peperangan'
nya? jadi karena ini adalah perang, maka boleh dong membumihanguskan
'kancah peperangan'nya. Daripada anda ndak berhasil menguasai satu teri-
tori, maka jangan sampai 'musuh' mendapatkan teritori itu, jadi sama-sama
tidak bisa menguasai, ya hantam saja, bombardir saja, kayak si Amrik yang
malu disatroni diam-diam oleh pasukan kamikaze Jepang di Hawaii, lantas
enak ajah menjatuhkan si Fat Boy aka bom atom di Hiroshima dan Nagasa-
ki. Bleng....... beres. jadi begitu persepsi ttg 'perang' di marketing ya?

Hehehe..... katanya sih sekarang sudah ndak jaman lagi maen perang-2an
ala Rambo (cuma di pilem doang) yang selalu menang dengan cara keras.
Teori atau faham ba'ru dalam marketing, kabarnya, adalah 'persaingan' ,
bukan 'permusuhan' secara baik dan benar: saingan adalah seperti bersa-
ing dalam olahraga. Citius, fortius dan altius! Lebih cepat, lebih kuat dan
lebih tinggi. May the best be the winners!

Konsumen adalah penontonnya. Jadi, kalau anda bersaing dalam satu ka-
tegori produk, anda harus bisa mengalahkan pesaing anda secara kualitas,
harga, persediaan, dan jaminan servis. Bagaimana anda harus bisa meng-
galang simpati dari 'penonton' supaya berpihak kepada anda, membeli ba-
rang yang anda jual. Itulah makna persaingan dalam marketing.

Padahal mah, kalau ndak salah, Sun-tzu juga mengajarkan: kalau ndak bisa
mengalahkan, ya berbesan ajah. Maksudnya ya merger ajah gitu. Nah, nama-
nya merger itu pan berunding diakhiri dengan golden shake hand penuh da-
mai dan senyum tersinggung, eh, tersungging di bibir.. Win-win solution?

Bagaimana dalam politik? Rasanya ada slogan bahwa tidak ada musuh atau
lawan yang abadi bagi seorang politikus. Apakah yang berbelok-belok dan
berubah-ubah arah itu 'jahat'? Bunglon? Rasanya ndak juga, sah-sah saja
dalam politik. All is fair in war and love, juga in business?

Dalam hal berebut simpati, tentu saja anda harus membeberkan betapa ba-
ik dan bagus, dan lebih baik dan lebih bagus anda dari pesaing anda, cara-
nya dengan bukti dan penyebaran info, 'perang'nya tentu dalam menebar
informasi kepada para 'calon pembeli' atau pendukung anda. Buktikan ba-
hwa anda layak dipilih dan diikuti. 'Battle of the mind', brainwash cara ber-
pikir para 'pembeli' anda. Bukannya dengan cara marah-marah, maki-maki,
mengatai, menunjuk-nunjuk atau menjelek-jelekkan saingan anda.. Apa-
lagi kalau 'menggempur' yang tidak sefaham. Lha, 'pembeli' anda bukanlah
'moron' orang blo'on, bahkan kalaupun mereka benar 'moron', apakah mau
anda punya 'pelanggan' atau 'pembeli' atau pengikut yang begitu ya? :D)

Jadi, dalam milis ini, apakah harus with you or against you? Rasanya mending
ambil yang di tengah-tengah: OR ajah. Dua-dua pilihan ndak mantap punya.
Saya juga seperti Bung Prometheus, bergabung di milis bukan untuk mencari
musuh atau bermusuhan, tapi untuk coba menambah wawasan dan belajar da-
ri anda semua. Bertukar pikiran dan bersikusi, saling menghargai, kadang beda
pendapat kadang sependapat, tapi itu bukan berarti untuk saling memusuhi
atau saling bergabung untuk sama-sama menggempur yang berbeda penda-
pat. Semuanya kawan dan semuanya saudara, yang kadang salah kadang bisa
benar, saling baku belajar dan saling mengingatkan saja, jeh!

Milis, kalau ndak salah diciptakan untuk menghimpun orang-orang yang sa-
ma minat dan kesukaan, tapi tidak berarti tidak boleh ada beda pendapat.
Dan, beda pendapat juga bukan berarti lantas jadi lawan, apalagi musuh toh?

Begitu sajah sih ya, kira-kira.
Kalau ada kurang tolong ditambahkan, kalau salah sila dikoreksi.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang

 


      

Kirim email ke