The Process of Making Janji Sepasang Kekasih dari Dinasti Ming


Pertengah tahun 2007, Ernest J.K. Wen menyerahkan kepadaku naskah novel.
Akhirnya selesai juga novel ini, kataku dalam hati. Kubaca Judulnya
adalah: Janji Sepasang Kekasih dari Dinasti Ming. Mengapa begitu
judulnya? Tanyaku heran.

Ernest menjawab sambil menerangkan secara ringkas bahwa novel ini
berkisah tentang sepasang kekasih yang terpisah dengan cara tragis 7
abad yang lalu, kemudian mereka reinkarnasi untuk memenuhi janji sehidup
semati yang pernah mereka ikrarkan.

Melihat tebalnya print out, pada mulanya aku tidak begitu antusias untuk
membaca, berhubung bacaan aku sendiri masih numpuk. Tapi mengingat
selama 2 tahun ini hampir setiap hari mendengar Ernest berbicara tentang
tokoh-tokoh ceritanya seakan-akan mereka adalah teman-temannya, dan
hampir setiap hari menyaksikan Ernest berkutat  di depan laptopnya.
Mengingat bagaimana dia melakukan riset berbagai sumber informasi
melalui Internet, atau membaca berbagai buku yang berhubungan dengan
reinkarnasi, regresi kehidupan lalu dan sejarah Dinasti Ming, aku segera
mengesampingkan buku-buku bacaan lain untuk membaca draft novel ini.

Dan aku mulai membuka halaman pertama, lalu tanpa terasa aku mulai
terhanyut oleh plot-plot yang demikian mengalir. Sungguh beda dengan
kedua buku Ernest sebelumnya; Sepasang Remaja Lesbian di Persimpangan
Jalan dan Bukan Putri Angsa, kali ini aku seperti membaca karya-karya
Pear S. Buck, Amy Tan atau bahkan Ken Elliot. Akhirnya naskah setebal
400 halaman cetak F4 itu selesai aku baca dalam waktu kurang dari 4 jam,
hingga lupa makan dan lupa ngantuk!!!

Selain plot yang demikian mengalir, ceritanya juga sangat kuat dan
karakter-karakternya begitu hidup sehingga di akhir cerita aku merasa
telah begitu mengenal tokoh-tokoh utama cerita ini. Jika aku mengingat
kembali keseriusannya, selama proses penulisan novel ini, aku tidak
heran bahwa buku ini menjadi sebuah bacaan yang bermutu seperti yang
diharapkan oleh penulisnya sendiri dan masyarakat pencinta buku.

Setting cerita ini sebagian besar berlangsung di Jakarta, Singapore,
Hong Kong, Boston, New York, Paris, Niagara Falls, Nanjing, Beijing dan
Semarang serta Bandar Melaka. Semua tempat yang disebutkan di atas
pernah dikunjunginya, bahkan ia pernah menetap di Singapore, Hong Kong
dan tinggal cukup lama di Amerika, kecuali Bandar Melaka.

Rupanya print out yang diberikan ke aku pertengahan 2007 itu belum
dianggap layak untuk menyenangkan pembacanya. Atas prakarsa Ernest kami
meminta jasa lay out dan pengeditan. Dalam proses, Ernest sendiri masih
melakukan `penghalusan'. Ia membaca ulang bukunya sekali lagi,
melakukan perubahan di sana-sini. Hal inilah yang menyebabkan baru bisa
naik cetak 7 bulan sesudahnya.

Akhirnya novel ini selesai juga dan hasilnya sungguh diluar dugaan,
menjawab semua kekuatiranku akan lambatnya proses pembuatan novel ini.
Sebagai seorang penerbit aku sangat puas dengan hasil akhir novel ini.
Aku merasa novel Ernest kali ini bagus sekali dan patut diacungi dua
jempol. Biasanya kalau aku membaca novel untuk yang kedua kalinya, aku
membacanya tanpa perasaan dan cenderung boring, tapi ketika aku membaca
novel ini untuk yang kedua dan ketiga kalinya, feel yang aku rasakan
masih tetap sama seperti ketika membaca pertama kalinya. Dan aku merasa
orang tidak akan merasa rugi telah membeli novel ini, karena novel ini
memang novel yang sangat bagus dan wajib untuk dikoleksi.

             Untuk informasi lebih lanjut  kunjungi www.ejkok.com
<http://www.ejkok.com/>





Poedjiati Tan

Direktur

Penerbit EnerJik Kharisma

Kirim email ke