Dulu kayaknya pernah ntn film ttg pasangan kekasih yg cintanya sangat kuat hingga berreinkarnasi berkali2 pun tetap sebagai pasangan suami istri. Mirip ceritanya? Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message----- From: "Enerjik" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Fri, 03 Oct 2008 08:38:28 To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Subject: [budaya_tionghua] The Process of Making Janji Sepasang Kekasih dari Dinasti Ming The Process of Making Janji Sepasang Kekasih dari Dinasti Ming Pertengah tahun 2007, Ernest J.K. Wen menyerahkan kepadaku naskah novel. Akhirnya selesai juga novel ini, kataku dalam hati. Kubaca Judulnya adalah: Janji Sepasang Kekasih dari Dinasti Ming. Mengapa begitu judulnya? Tanyaku heran. Ernest menjawab sambil menerangkan secara ringkas bahwa novel ini berkisah tentang sepasang kekasih yang terpisah dengan cara tragis 7 abad yang lalu, kemudian mereka reinkarnasi untuk memenuhi janji sehidup semati yang pernah mereka ikrarkan. Melihat tebalnya print out, pada mulanya aku tidak begitu antusias untuk membaca, berhubung bacaan aku sendiri masih numpuk. Tapi mengingat selama 2 tahun ini hampir setiap hari mendengar Ernest berbicara tentang tokoh-tokoh ceritanya seakan-akan mereka adalah teman-temannya, dan hampir setiap hari menyaksikan Ernest berkutat di depan laptopnya. Mengingat bagaimana dia melakukan riset berbagai sumber informasi melalui Internet, atau membaca berbagai buku yang berhubungan dengan reinkarnasi, regresi kehidupan lalu dan sejarah Dinasti Ming, aku segera mengesampingkan buku-buku bacaan lain untuk membaca draft novel ini. Dan aku mulai membuka halaman pertama, lalu tanpa terasa aku mulai terhanyut oleh plot-plot yang demikian mengalir. Sungguh beda dengan kedua buku Ernest sebelumnya; Sepasang Remaja Lesbian di Persimpangan Jalan dan Bukan Putri Angsa, kali ini aku seperti membaca karya-karya Pear S. Buck, Amy Tan atau bahkan Ken Elliot. Akhirnya naskah setebal 400 halaman cetak F4 itu selesai aku baca dalam waktu kurang dari 4 jam, hingga lupa makan dan lupa ngantuk!!! Selain plot yang demikian mengalir, ceritanya juga sangat kuat dan karakter-karakternya begitu hidup sehingga di akhir cerita aku merasa telah begitu mengenal tokoh-tokoh utama cerita ini. Jika aku mengingat kembali keseriusannya, selama proses penulisan novel ini, aku tidak heran bahwa buku ini menjadi sebuah bacaan yang bermutu seperti yang diharapkan oleh penulisnya sendiri dan masyarakat pencinta buku. Setting cerita ini sebagian besar berlangsung di Jakarta, Singapore, Hong Kong, Boston, New York, Paris, Niagara Falls, Nanjing, Beijing dan Semarang serta Bandar Melaka. Semua tempat yang disebutkan di atas pernah dikunjunginya, bahkan ia pernah menetap di Singapore, Hong Kong dan tinggal cukup lama di Amerika, kecuali Bandar Melaka. Rupanya print out yang diberikan ke aku pertengahan 2007 itu belum dianggap layak untuk menyenangkan pembacanya. Atas prakarsa Ernest kami meminta jasa lay out dan pengeditan. Dalam proses, Ernest sendiri masih melakukan `penghalusan'. Ia membaca ulang bukunya sekali lagi, melakukan perubahan di sana-sini. Hal inilah yang menyebabkan baru bisa naik cetak 7 bulan sesudahnya. Akhirnya novel ini selesai juga dan hasilnya sungguh diluar dugaan, menjawab semua kekuatiranku akan lambatnya proses pembuatan novel ini. Sebagai seorang penerbit aku sangat puas dengan hasil akhir novel ini. Aku merasa novel Ernest kali ini bagus sekali dan patut diacungi dua jempol. Biasanya kalau aku membaca novel untuk yang kedua kalinya, aku membacanya tanpa perasaan dan cenderung boring, tapi ketika aku membaca novel ini untuk yang kedua dan ketiga kalinya, feel yang aku rasakan masih tetap sama seperti ketika membaca pertama kalinya. Dan aku merasa orang tidak akan merasa rugi telah membeli novel ini, karena novel ini memang novel yang sangat bagus dan wajib untuk dikoleksi. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.ejkok.com <http://www.ejkok.com/> Poedjiati Tan Direktur Penerbit EnerJik Kharisma