salam, met malam.

Ikut nimbrung,
Ada spekulasi katanya VOC waktu itu phobia atas keuletan dan kerja keras 
orang-orang tionghoa di Batavia. Saat itu orang tionghoa banyak berniaga dan 
menguasai perdagangan skala kecil dan menengah, VOC melihat gelagat bahwa orang 
tionghoa ini nantinya akan masuk juga ke skala yg besar dalam artian menjadi 
saingan VOC berdagang dengan orang-orang Eropa. 

Sebab itu untuk menjegal dan tetap memegang monopoli perdagangan skala besar, 
maka dihembuskan isu pemberontakan di Ommelanden. Pada waktu itu Nie Hoe 
Kong(kapitan china di batavia) dianggap ikut bersekongkol dgn orang-orang 
tionghoa di Ommelanden yg membuat beberapa kerusuhan di luar tembok Batavia. 
VOC membuat strategi, dan orang-orang di Batavia akan berfikir sudah pasti 
orang-orang tionghoa yang berada di luar tembok Batavia akan melakukan 
kerusuhan juga di dalam kota, atau dengan kata lain akan bekerjasama dengan 
orang tionghoa yang tinggal di dalam tembok Batavia. Sudah pasti hal ini 
diketahui oleh Ni Hoe Kong, yang menjabat Kapitan Cina saat itu. Maka 
selanjutnya Ni Hoe Kong dan saudaranya dianggap ikut bersekongkol dan ingin 
berkhianat kepada VOC. 

Ni Hoe Kong ditangkap dan diadili, kemudian dibuang ke Ambon bersama istri dan 
anaknya, ia menjadi korban kambing hitam peristiwa berdarah Oktober 1740.(Ni 
Hoe Kong, B.Hoetink), Sedangkan Mona Lohanda
 berpendapat bahwa kejadian itu ialah hasil sistem manajemen pemerintahan VOC 
yang melulu mencari keuntungan tanpa mau mengeluarkan biaya. 

Artikel "overseas chinese in java", apakah membahas mengenai penyelundupan 
Opium dari Burma/Asia, yang di selundupkan oleh gerombolan Thong di 
Surabaya/kota jawa lainnya? atau rekan yg lain dapat menceritakan sepak terjang 
gerombolan Thong.

terimakasih & tabik,
Ngln


 
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke