Harus diteliti dulu, jika pengarang mengutib sebagian dari karya orang lain 
untuk memperkaya isi tulsan, itu wajar. tapi jika prosentase kutiban menjadi 
demikian besar, sampai lebih dari 10% misalnya, mungkin bisa disebut menyadur, 
tapi jika sudah lebih dari 50% misalnya jangan2 dia itu plagiat.
 
(catatan: angka2 persentase diatas bukan patokan mati, sekedar ilustrasi)
 
ZFy 

--- On Sun, 10/26/08, als <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: als <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Asmaraman KPH - Penerjemah? (Was: Bahasa 
Mandarin sulit?)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 26, 2008, 12:08 PM








Tetapi dalam narasi dan beberapa pembicaraan para tokoh karangannya
KPH terkadang menyadur dari taoisme, buddhisme, dan buku berbau
filsafat lainnya. Saya bahkan pernah membaca buku tulisan KPH yang
disadurnya secara habis-habisan dari buku “Commentaries on Living”
karya Jiddu Krishnamurti.
 
als
 




From: Fy Zhou [mailto:zhoufy@ yahoo.com] 
Sent: Sunday, October 26, 2008 11:54 AM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Asmaraman KPH - Penerjemah? (Was: Bahasa 
Mandarin sulit?)
 





Bukan penyadur, tak ada cerita asal yang dia pakai sbg acuan. dia memang 
sepenuhnya pengarang

 

ZFy

 




From: Anton Widjaja <[EMAIL PROTECTED] com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, October 25, 2008 10:18:23 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Asmaraman KPH - Penerjemah? (Was: Bahasa 
Mandarin sulit?)

Menurut hemat saya Asmaraman KPH adalah penyadur bukannya penterjemah. 
Dia membuat cerita sendiri berdasarkan cerita yang sudah ada. Mirip 
seperti yang dilakukan banyak sutradara yang membuat film dari novel.

Salam,
Anton W
  














      

Kirim email ke