Ikut nimbrung,
 
Tapi tdk ada hub dg budaya apa lagi agama,kalau dari pengalaman
org yg sekarang sudah tua,bhkan byk yg sudah meninggal,byk jg
dari kalangan tionghoa menikah dini,termasuk menjd istri kesekian
alsannya krn faktor ekonomi salah satunya,umumnya dari keluarga
besar ,jg pernah dengar penuturan tetangga, dari penglamannya,ortu
mereka khawatir,sama Jepang(saat penjajahan Jepang),jd lebih baek
di nikahi sama org sendiri,dari pada jd korban keganasan si kate, tapi
umumnya diatas 12 th.



--- On Thu, 30/10/08, als <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: als <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: Maaf (Re: Apa korelasinya? (Re: [budaya_tionghua] Nikahi Bocah 12 
Tahun))
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, 30 October, 2008, 10:47 AM








Perkara ini sudah terasa basi, tetapi motif yang mendasari perbuatan ini 
(menikahi anak di bawah umur) tetap akan lestari jika dasar pemikiran 
orang-orang seperti pak Puji ini belum berubah dan karena motifnya terus ada 
maka perbuatan yang didorongnya pun tetap akan terjadi. “Motif” ini jika 
diuraikan di sini mungkin akan melukai beberapa teman kita di sini, jadi 
sebaiknya kita tidak membicarakannya. Yang menarik sebenarnya ialah apa ada 
dalam sejarah budaya tionghoa kebiasaan menikahi (atau mengawini) anak di bawah 
umur? Saya mengulangi pertanyaannya karena saya tidak punya kompetensi untuk 
menganalisis atau memaparkannya di sini. Mungkin para pakar ketionghoaan di 
sini ada yang bermurah-hati mau menjelaskannya? Kalau tidak ada yang bersedia 
ya “thread” mandul ini kita sudahi sampai di sini saja.
 
als 
 




From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:absaleh@ indo.net. id] 
Sent: Wednesday, October 29, 2008 10:20 PM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Maaf (Re: Apa korelasinya? (Re: [budaya_tionghua] Nikahi Bocah 12 
Tahun))
 




Oh maaf, rupanya di ujung bawah sekali, dengan spasi yang terloncat, 
ada pertanyaannya. ..

 

Sekali lagi minta maaf sedalam-dalamnya, karena saya baca beritanya saja, tidak 
sampai pada lontaran pertanyaannya.

 

Tetapi daripada melemparkan one liner pertanyaan 'bersayap' itu, mengapa tidak 
mencoba membuat analisisnya, untuk bisa jadi pijakan dasar yang enak bagi kita 
melanjutkan mendiskusikan soal yang sensitif ini?

 

Karena kasus ini sudah rame banget di berbagai milis 
lain, mudah-mudahan terhindari jadi ribut juga di sini.

 

Wasalam.

 

============ ========= ===

 

  














      

Reply via email to