Koh David, kalau tidak keberatan nanti kalau acaranya sudah selesai, dituliskan sedetailnya ke milis ini ya, khan lumayan kita kita dapet masukan baru soal tradisi yang dilakukan. Siapa tahu besok-besok butuh gitchu lhoohhh. Thanks sebelumnya.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Sucipto/bu Luci dan rekan milis BT, > Kondisi makam leluhur sekarang statusnya sdh tidak boleh diperpanjang lagi > ijin pemakamannya, karena lokasi nya yg dulu di perbukitan dan harus melalui > persawahan, sekarang sawahnya sdh hilang dan jadi jalan raya, kemungkinan > lahan pemakamannya akan dijadikan area perumahan atau bisnis. > Jadi setelah di rapatkan bersama diambil keputusan untuk diangkat dan > dikremasi kemudian abunya ditabur kan ke laut. > Jadi kemarin saya minta tolong kepada rekan di milis BT ini, bagaimana > tatanan menurut budaya tionghoa. > Saya sangat berterimakasih sekali atas semua masukkannya, walaupun mungkin > tidak 100% semua masukkan tersebut dapat kami laksanakan, tapi setidaknya > hal-hal yang menurut keluarga kami bisa dilaksanakan akan kami laksanakan. > > Kebetulan posisi saya sebagai cucu, dan OT saya serta sebagian besar kakak > dan adik OT saya sdh banyak yang meninggal. Sedangkan sekarang yang masih > hidup kurang faham tentang aturannya, jadi apa yang saya dapat dari rekan > Milis BT ini saya jadikan masukkan bagi mereka. > Semoga pengalaman yang saya alami dan saran-saran yang masuk juga dapat > memperkaya wawasan rekan yang lain > Sekali lagi saya ucapkan banyak terimakasih, Tuhan memberkati budi baik > rekan semuanya > > Rgds > David > > > > Pada tanggal 30/10/08, Purnama Sucipto Gunawan <[EMAIL PROTECTED]> > menulis: > > > > Halo salam kenal, > > > > Saya rasa yang dimaksud postingan ini adalah Jenasah yang sudah di > > kubur, lalu karena tidak ada yang merawat, dan tidak bisa dibuat > > kuburannya, kalo ada kuburannya kan artinya kita harus bisa > > mengurusnya, jikalau ngak ada harus bagaimana, Maka itu kita beri > > solusi gimana cara tatacara adat istiadat tionghoa dalam pengangkatan > > kremasi jenasah yang kuburannnya sudah tidak terawat, atau tidak ada > > yang mengurusi lagi. Saya rasa membuang semua abu jenasah yang pernah > > dimakamkan dibuang kelaut adalah jalan baik juga. > > > > Daripada tidak ada yang mengurus lebih baik dia cepat -cepat > > berenkarnasi, bukan artinya kita ngak berbakti, atau kita ngak punya > > sifat baik, adakalanya sesuatu kita perlu meniliai perlu ngak tindakan > > seperti itu. Kalo perlu dilakukan dijalankan, kalo bisa dipertahankan > > lebih baik, kalo ngak isa yah itu jalan satu - satunya, jadi > > tergantung situasi si melakukannya, demi kebaikan leluhurnya bagaimana > > itu saja. > > > > Saya rasa Belum pernah tau untuk sembayang ke Thian untuk mengangkat > > jenasah mungkin dari Agama KHC, Setau saya sih sembayang kepada Dewa > > Bumi saja cukup, sama minta izin sama leluhur kita yang telah > > meninggal dan juga pemuka agam untuk mendoakan leluhur kita, sisanya > > kita buang ke laut, itu saja yang saya tau. > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua% 40yahoogroups.com>, > > lucia Herawati > > <luciaherawati@> wrote: > > > > > > Kalau boleh saya ada sedikit usul : > > > Apa yang akan dilakukan ...diawali dengan sembahyang kepada Tian / > > Tuhan , betul... > > > Setelah itu ... sebelum sembahyang kepada leluhur , terlebih dahulu > > dilakukan sembahyang kepada Malaikat Bumi / Hok tek Cing Sin / Fu De > > Cheng Shen > > > > > > karena selama ini khan dikembalikan kepada bumi ... > > > nah setelah dikremasi ..pada saat menjelang abu ditabur ..kembali > > dilakukan... sembahyang kepada malaikat bumi . > > > > > > > > > Kami sertakan ayat ayat > > > > > > > > Seorang anak berbakti dalam mengabdi orangtua , demikian : > > > - Di dalam rumah ada rasa hormat > > > - Dalam merawat sungguh sungguh berusaha dapat > > > membahagiakan > > > - Pada saat orangtua menderita sakit ada keprihatinan > > > - Pada saat orangtua meninggal ada benar-benar rasa duka > > > - Dalam menyembahyanginya benar-benar ada rasa sujud > > > ( Kitab Bakti X ) > > > > > > > > > QI > > > semangat berkesadaran itulah mekar berkembang penuhnya SHEN (Rokh > > ) PO badan jasad itulah > > mekar > > > berkembangnya GUI nyawa . > > > Berpadu harmonisnya GUI dan SHEN , itulah puncak tujuan Agama > > > Semua yang dilahirkan pasti akan mengalami kematian dan yang mati > > itu akan berpulang kepada tanah ; > > demikianlah yang dinamai berkait dengan GUI ( nyawa > > > ) > > > Tulang > > > dan daging akan lebur di bawah yang bersifat YIN (negatif ) akan > > menjadi tanah > > > tetapi QI semangat berkesadaran itu mengambang naik ke atas menjadi > > > pancaran yang cemerlang dan diantar bau dupa yang semerbak dan > > > menimbulkan rasa harum . > > > Inilah yang menjadi sari beratus makhluk dan benda dan juga > > menunjukkan perwujudan dari pada Shen > > > ( Rokh ) ( Kitab Kesusilaan : > > JI YI XXI . II . 1 ) > > > > > > Janganlah Lupa memperingati > > > sekalipun telah jauh > > > Dengan demikian akan tebal Kebajikan > > > > ( LUN YU II > > > ; 9 ) > > > > > > Semoga bermanfaat > > > > > > > > > > > __________________________________________________________ > > > Dapatkan alamat Email baru Anda! > > > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! > > > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ > > > > > > > > > >