Harus berani melawan/membantah, seperti yang sering dianjurkan John Siswanto 
sianseng. Nanti juga birokratnya yang ngeper, karena dia dalam posisi salah.

Jangan sedikit-sedikit mau ngasih uang rokok. Itu budaya Orba.
Ingat kasus jaksa Urip. Betul dia yang terima suap masuk penjara 14 tahun. 
Tetapi broker Artalyta yang nyuap masuk penjara juga! Memang 'hanya' 5 tahun, 
tapi jangankan 5 bulan atau 5 minggu, bahkan 5 hari di penjara pun, tetap saja 
kalau bisa sih jangan...

Tidak ada pejabat yang bermental bisa disuap kalau tidak ada yang menyuap.

Soal ijazah, di Imigrasi memang semua orang, bukan Tionghoa saja, dimintai 
ijazah, terutama kalau Akte Kelahiran tidak punya atau diragukan.

Soal suku, secara legal, setelah kemerdekaan, suku itu tidak ada, tetapi tetapi 
di pembicaraan dan praktek kehidupan sehari-hari, tetap saja ada. Kelaziman 
dalam prakteknya adalah patrilineal. Jadi yang dipakai patokan memang garis 
ayah/bapak, bukan ibu.

Soal rasial di Amerika, secara legal, sejak Presiden Lyndon Johnson, pembedaan 
ras sudah tidak ada, tetapi di pembicaraan dan praktek kehidupan sehari-hari, 
tetap saja orang berwarna dibedakan.

Wasalam.

-----------------------------------


  ----- Original Message ----- 
  From: wendy jangkang 
  To: budaya tionghoa 
  Sent: Wednesday, November 12, 2008 9:00 AM
  Subject: [budaya_tionghua] NGURUS PASPORT DIPERSULIT???


        Teman saya dua hari yang lalu bikin pasport baru di kantor imigrasi, 
dia ngurus sendiri karena katanya sekarang sudah lebih mudah ,tidak dipersulit 
lagi utk yg keturunan Tionghoa, Apalagi semua surat2 yang diperlukan semuanya 
sudah kami miliki, termasuk surat2 warga negara Indonesia dari papanya .

        Tapi anehnya dia diminta menunjukkan surat2 warganegara Indonesia 
sendiri (padahal kan saat papanya WNI ,umurnya baru 10th berarti otomatis jadi 
WNI kan),
        Lalu diminta juga menunjukkan ijasah sekolahnya, padahal seingat saya 
dulu tidak diperlukan ijasah sma utk ngurus pasport, 
        atau memang cari2 kesalahan teman saya saja karena semua surat yang 
dimintanya bisa dipenuhi oleh teman saya. Mungkin kalau bilang minta uang rokok 
,rasanya lebih jantan ,daripada membuat orang pusing.

        yang menyinggung hati , saat ditanyakan : "SUKUNYA APA?" , dan dijawab 
sendiri oleh Kepala Kantor imigrasinya :"CINA KAN" ,sambil sinis lagi.
        Padahal teman saya itu ibunya orang pribumi asli, sedangkan papanya dr 
Tiongkok, apa salahnya kalau dia saat ditanya suku dan dia menjawab berasal 
dari suku ibunya,,masa tidak boleh ???? 

        "saya tidak habis pikir dengan negara kita yang kita cintai Indonesia 
ini , masa dijaman sekarang yang sudah maju ,masalah SARA masih saja 
diungkit-ungkit terus, 
        coba kita bercermin ke negara2 lain yang lebih maju,apalagi di AMERIKA 
yang baru memilih seorang kaum minoritas "OBAMA" menjadi seorang Presiden.

        Dengan mental pejabat2 kita yang seperti hal diatas, rasanya sampai 
kapanpun hal ini tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi BUDAYA dan 
HASILNYA NIKMAT, memang ada juga beberapa pejabat yang bersih dan jujur, tapi 
kalau mau kasih perbandingan mungkin 1:100 atau malah 1:1000. 

        salam
        awen

       



   


------------------------------------------------------------------------------



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - http://www.avg.com 
  Version: 8.0.175 / Virus Database: 270.9.2/1782 - Release Date: 11/11/2008 
7:32 PM

Kirim email ke