Teman-temanku milis yang budiman, Kemarin tanggal 13-11-2008 jam 05.15 kapal udara KLM yang kami tumpangi telah mendarat dilapangan udara schiphol. Lalu kami pakai taxi berangkat pulang ke Breda. Jarak dari Jakarta ke Breda ini kami jalani house to house presis dengan tempo 24 jam. Perjalanan yang betul-betul memerlukan energi dan mencapaikan, untungnya di Indonesia pertemuan-pertemuan dengan keluarga dan teman-teman yang menyenangkan , juga dengan universitas-universitas sukses . Sehinga kecapaian dikompensir dengan kesenangan bertemu dengan kawan-kawan. Bagi saya seorang yang senior dan menderita cancer yang late case, dan tinggal satu paru yang tidak seratus persen normal, toh dapat mengerjakan pekerjaan yang memerlukan energi yang besar, sangat mengherankan bagi kawan-kawan di Belanda. Dikapal udara karena belum bisa tidur saya awasi gerakan dan karakter berbagai manusia. Sewaktu masuk kapal udara ada yang tenang-tenang berhenti menunggu penumpang depannya yang menempatkan barang-barang bawahannya ke tempat penyimpanan diatas, ada yang mendesak dan cari jalan menerobos untuk mencari tempat duduknya.Ada yang ramai dan naik kursi untuk menempatkan bagasinya, sambil mendorong-dorong bagasi yang lain agar barangnya bisa masuk. Sesudah itu tanpa pikir orang lain pintunya ditutup agar orang lain tidak memasukkan barangnya ditempat itu, yang dianggap olehnya sudah cukup penuh.Pembawaan handbagasenya sangat banyak, ini karena bagasinya tidak boleh melebihi dari 20 kg. dan handbagasenya boleh diantara 10 sampai 15 kg. Sehingga orang membawa handbagasenya dalam jumblah yang banyak, padahal tempat penyimpanan barangnya terbatas sehinga ditempatkannya dengan berjejal-jejal, kalau orang membawa taart pasti hancur! Sesudah kapal udara pintunya ditutup, suasana agak sepih sebentar, kami dengar suara jeplikan memakai ikatan badan penumpang, lalu semua mendengarkan pembicaraan security apa yang harus dipakai jika ada kesulitan-kesulitan penerbangan.Sesudah itu orang mulai ramai bercakap-cakap diselingi dengen gelak tawa, tercampur dengan nangisnya bocah kecil yang berasa tidak bebas atau kepanasan.Ada penumpang yang sesudah duduk langsung senderan kursinya di kebelakangkan tanpa pikir orang yang dibelakang itu ruangannya menjadi kecil, apalagi kalau makan sukar untuk bergerak.Tetapi kebanyakan mereka tidak berbuat demikian, terkecuali kalau waktu tidur. Sayang makanan yang dihidangkan sangat pedas, sehingga saya tidak berani makan, saya selalu sedia dengan membawa biskuit kering, telor godok dan lemper. Pada waktu malam hari saya minta instan mie yang diberi air panas saja. Kalau ada roti saya makan rotinya dengan mertega dengan jam.Saya menanyakan mengapa diberi masakan yang pedas, kan banyak orang, terutama orang Eropa tidak biasa makan pedas, juga orang Tionghoa yang berasal dari RRT tidak suka pedas. Stewardessnya tidak bisa menjwabanya. Mungkin pikiran mereka ialah banyaknya penumpang orang Asia dan cateringnya dari Malaisia. Lain dengan beberapa puluhan tahun yang lalu, kami bisa pilih, sekarang tanpa ada pilihan lagi untuk makanannya, mottonya ialah : "you take it or leave it!" Ini saya selalu naik penerbangan KLM, entah bagaimana dengan penerbangan lainnya? WCnya kotor, karena banyak orang yang sudah cuci tangan tidak mengosongkan wastafelnya, dan ada yang lantainya basah mungkin ada yang cebok habis buang air. Bagi saya jauh-jauh saya sudah gunakan WC untuk buang air kecil, saya hindari antri, apalagi karena prostat yang membesar , saya harus sering-sering kencing dan tidak bisa tunggu lama. Di Plane saya hindari makan banyak takut kalau buang air besar, kebetulan juga makanan bagi lida saya kurang cocok, Barat tidak Barat, Asia juga bukan Asia. Apalagi kapal udara inikali penuh sesak , dan biasanya habis makan orang antri untuk ke toilet . Dipesawat udara ada banyak penumpang Indonesia yang mendapatkan voucher, karena suksenya mereka menjualkan barang-barang dagangan , mereka diundang oleh pabriknya berjalan-jalan ke Eropa , mengunjungi perusahannya . Ada yang malu mengatakan demikian mereka mengatakan: "meeting di delapan negara!" Saya mengerti dari pengalaman saya sebagai dokter spesialis, mana ada meeting di delapan negara, dalam dua minggu sekaligus, saya hanya mngiyakan saja. Di Belanda temperatur 7 derajad selsius karena sudah musim rontok (autumn), dengan perbedahan temperatur dengan Indonesia diantara 23-25 derajad celsius . Pemandangan sekarang ialah pohon-pohon sudah mulai gudul dengan daun-daun yang masih melekat pada pohon-pohon berwarna kuning kecoklatan. Saya harus berpakean yang tebal dan kalau ditimbang mau kira-kira tambah 1,5 kg. Kami harus membiasakan lagi bicara bahasa Belanda, karena cucu saya banyak mendekati kami berdua dan mereka menceritakan keadaan dalam keluarga dan sekolahan sewaktu kami diIndonesia. Mereka gembira atas kedatangan kami dan weekend ini semua keluarga kami akan berkumpul dirumah putri saya untuk bertemu dengan kami. Kami gembira atas berita ini meskipun kami masih kesal, namun berkumpul dengan anak cucu selalu suasana yang mengembirakan bagi orang senior. Pertemuan "Jia" keluarga merupahkan bagi orang Tionghoa salah satu hiburan, melihat anak-cucu yang sehat dan bahagia. Saya bisa bayangkan mereka satu per satu berbaris mendatangi engkong dan emahnya dan mencium, bisa saya rasahkan bahwa darah yang mengalir dalam badan mereka itu adalah sebagian darah kami berdua. Dikebun belakang rumah tampak semerawut karena basah dan penuh dengan daun-daun yang berwarna kuning kecoklatan tersebar dimana-mana, karena berjatuhan dan ditiup angin. Saya harus menyesuaikan diri, tidak saja dengan perbedahan temperatur tetapi juga dengan perubahan waktu yang berbedah 6 jam. Dan pula norma-norma hidup juga berlainan. Saya pertahankan tidak tidur sampai jam 10 malam jam Belanda, meskipun saya sangat ngantuk, agar bisa cepat menyesuaikan ritme tidur. Di Indonesia kami makan pagi diberi bubur ikan, dengan telor goreng, cakui atau kuwe-kuwe basah Bakpao, kelepon, lumpia goreng dan basah, atau nasi liwet, nasi campur, nasi gudek dan dimeja terdapat buah-buahan salak, mangga (sekarang musimnya), manggis, semangka etc.etc. Ini pagi diBelanda saya harus makan roti dengan ham, berbagai keju, leverpastei dan kopisusu . Buah-buahannya ialah lengkeng, pisang dan jeruk. Lunch dan Dinner di Indonesia kami selalu makan diRestoran dapur Tionghoa, dapur peranakan atau dapur Jawa. DiBelanda kami makan steak yang dibuat oleh putri saya , dengan sup asperges. Inilah suka duka orang yang numpang kapal udara, berpegian jauh apalagi bagi orang senior memerlukan solidaritet dan ketenangan jiwa. Dr. Han Hwie-Song Breda, 14 November 2008 Holland
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google "komunitas-tionghoa" grup. Untuk mengirim pesan ke grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Etika berdiskusi bisa dilihat di http://groups.google.com/group/komunitas-tionghoa/web/etika Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/komunitas-tionghoa?hl=id Kondisi/term dalam memakai jasa Googlegroups http://groups.google.com/intl/en/googlegroups/terms_of_service3.html Opini dalam setiap posting adalah pendapat pribadi dari pemosting sendiri, bukan mencerminkan pendapat milis ataupun komunitas tionghoa keseluruhan -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---