--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Lim Wiss" <lim.w...@...> wrote: > > Sdri. Beby, > > > > Setahu saya, kita sebagai wanita harus ikut suami bukan sebaliknya :-) > > > > Jika anda benar-benar sayang dengan pasangan anda, seharusnya anda ikut > pacar anda bukan sebaliknya. > > Namun jika anda memaksa pasangan anda ikut anda, saya pikir lebih baik anda > mencari pasangan yang sepaham dengan anda. > > > > Kadang kita sebagai anak muda suka berpikir tidak masalah dalam suatu > hubungan apabila beda agam, beda tradisi, beda ras, beda suku. > > Namun saat menjelang pernikahan, mulailah kita egois memaksa pasangan kita > ikut kita entah itu agama, tradisi & kebiasaan. > > > > Sebelum terlanjur, alangkah baiknya kita sebagai anak muda mencari pasangan > yang sepaham dengan diri kita entah agama, tradisi, ras, suku & kebiasaan > kita daripada buang waktu percuma. > > > > Rgds, > > Lim Wiss > > _____ > > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com > [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of beby debear > Sent: Wednesday, December 17, 2008 1:54 PM > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Subject: [budaya_tionghua] Perkenalan dan minta saran > > > > Salam, > > Perkenalkan saya anggota baru milis ini. nama saya Beby, saya sekarang > sedang tinggal di Malaysia, meneruskan S2, hampir selesai. Di Indonesia saya > berdomisili di Bandung. Sudah lama saya mencari milis yang membahas > kehidupan dan serba serbi budaya tionghoa. > > Sebagai cwerita awal, sudah 5 tahun ini saya berpacaran dengan seorang > keturunan Tionghoa. Dia beragama Keristen dan di dalam keluarganya terdapat > anggota keluarga yang beragama Budha (orang tua) dan Kristen Ortodoks juga > Islam, hindu, katolik namun tiga agama terakhir tidak banyak jumlahnya. > > Hubungan saya dengan keluarganya sudah sangat dekat, namun ketika meminta > restu kami tidak diijinkan. Satu yang harus berubah adalah pacar saya akan > masuk Islam, seperti agama saya, namun dia sudah menyetujuinya dari awal > hubungan kami. sayangnya pacar saya tidak mendiskusikan dengan keluarganya > sampai kami berpacaran selama ini. dan saat ini saya sangat terpuruk. saya > sudah terlanjur sayang dengan keluarganya, mencoba memahami adat budaya dan > kebiasaan yang ada di keluarganya. memahami ritual2 yang ada. sejauh ini > kami saling menghormati. apakah hanya karena saya pribumi dan saya ini Islam > maka tidak boleh? > > Saya ingin bertanya, memangnya pernikahan warga Tionghoa dengan pribumi itu > dilarang kah? atau bagaimana? > > Kalau boleh teman2 milis kasih saya masukan dan saran, apapun itu saya > terima. Saya masih belum luas berwawasan mengenai budaya Tionghoa ini. Saya > sangat memohon teman2 boleh membantu saya. > > Terima kasih. > > Salam. > sdri beby saya rasa saran dari sdr lim betul apa yang dia tuliskan masalahnya adalah tergantung kamu dan pasangan kamu ,
menurut pandangan saya sekarang ini orang china perantauan sudah berpikiran luas, dari segi kehidupan maupun tradisinya, jadi boleh dibilang pada umumnya mereka tidak ada larangan atau tidak boleh pada suku lainkah atau agama lainkah bersuami istri, mungkin ada juga yang tidak setujuh dengan berlain ras tapi presentasinya kecil sekali. demikian pendapat saya. > salam TAKE