Ada pameran Warisan Budaya Tionghoa, kayaknya seru juga untuk 
ditengok, gimana kalau janjian rame rame kesana yuk.
*uly


Pameran Warisan budaya Tionghoa Peranakan - di Kompas / Bentara 
Budaya di Palmerah.


Pembukaan pameran hari Kamis 15 Januari 2009 pukul 19.00 akan
dilakukan oleh Bapak Siswono Yudo Husodo, dan akan dimeriahkan oleh
grup Gambang Kromong  "IramaBetawi" serta sajian aneka jenis kuliner
Peranakan. Akan diluncurkan pula buku "Peranan Tionghoa
Indonesia¨CSebuah Perjalanan Budaya" yang diterbitkan bersama 
Komunitas
Lintas-Budaya Indonesia dengan majalah INTISARI.


16 Jan - 17 Jan 2009
Bentara Budaya Jakarta
Bentara Putar Film: FILM TIONGHOA PERANAKAN
Jumat, 16 Januari 2009
17.00    Ca-Bau-Kan
19.00    May

Sabtu,  17Januari  2009
17.00    Anak Naga Beranak Naga/ TheAnniversaries/ Sugiharti Halim/
Cheng Cheng Po
19.00    Babi Buta yang Ingin Terbang




Menyambut Tahun Baru Imlek 2560 dan untuk memeriahkan Pameran Warisan
Budaya Tionghoa Peranakan (yang berlangsung tanggal 15-25 Januari
2009), tanggal 19-20 Januari ini BBJ akan memutar sejumlah film fiksi/
dokumenter bertema akulturasi Tionghoa Peranakan.

Kita mengenal beberapa nama seperti Tan Tjeng Bok dan Teguh Karya yang
cukup besar sumbangannya bagi perkembangan perfilman di Indonesia.
Dalam perkembangannya kemudian, masih bermunculan lagi tokoh-tokoh
mudaTionghoa Peranakan yang menjadi aktor maupun sutradara film-film
fiksi maupun dokumenter, seperti Ferry Salim dan Ariani Darmawan.

Film Ca-Bau-Kan  yang dibintangi Ferry Salim dan diangkat dari novel
Remy Silado mengisahkan pencarian jati diri seorang perempuan
Indonesia pada periode 1930-1950 di Batavia, yang ternyata beribukan
perempuan Indonesia dan ayah seorang saudagar Tionghoa. Film yang
disutradari Nia Dinata ini menghantarnya memperoleh penghargaan di
Festival Film Asia Pasifik 2002.

Film May yang baru saja ikut JIFFEST dan FFI bulan Desember 2008 lalu
dan disutradarai  Viva Westi, mengisahkan jalinan kisah cinta seorang
pemuda Indonesia dengan seorang gadis Peranakan Tionghoa Indonesia.
Kemesraan mereka berakhir pada suatu hari di bulan Mei 1998 saat
terjadi kerusuhan politik di Jakarta. Setelah sepuluh tahun berlalu,
mereka masih begulat untuk berdamai dengan masa lalu yang traumatis.

Sutradara Ariani Darmawan akan menampilkan tiga buah karyanya. Yang
pertama adalah film dokumenter Anak Naga Beranak Naga (2005),
berdurasi 60 menit  tentang budaya Gambang Kromong yang di antaranya
masih bertahan hingga kini di Tangerang. Tidak banyak orang tahu bahwa
Gambang Kromong adalah sebuah musik akulturasi berbagai etnis di
Indonesia yang cikal bakalnya telah dirintis lebih dari dua abad lalu.
Irama gambang kromong pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang
Tionghoa Peranakan sebelum menjadi salah satu cirri khas budaya
Betawi.

Film kedua Ariani Darmawan adalah The Anniversaries (2006), sebuah
film fiksi pendek (11 menit 50 detik)  tentang pasangan Tionghoa muda
yang merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka. Sedang Sugiharti
Halim (2008), juga film fiksi pendek (9 menit 52 detik) tentang
seorang perempuan Tionghoa muda yang mempertanyakan keharusan ganti
nama.

Film fiksi pendek lainnya, berjudul Cheng Cheng Po (2007) karya
sutradara BW Purba Negara, merupakan semacam cara jenaka untuk
memaknai Bhinneka Tunggal Ika.



15 Jan - 25 Jan 2009
Bentara Budaya Jakarta
Pameran "WARISAN BUDAYA TIONGHOA PERANAKAN"

15-25 Januari 2009

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, entitas keturunan Tionghoa
di Indonesia telah ikut memperkaya dan diperkaya kebudayaan suku-suku
Indonesia lainnya. Terjadi akulturasi yang unik dan amat kaya
manifestasinya pada ragam budaya bangsa Indonesia. Dapat dikatakan
ekspresi budaya orang Tionghoa di berbagai pulau/ provinsi Indonesia,
khususnya kaum peranakan, berbeda dan jauh lebih kaya dibandingkan
dengan ekspresi budaya orang Tionghoa di Malaysia dan Singapura.

Kinilah saatnya bagi Anda semua yang berminat pada manifestasi temu/
lintas budaya yang khas ini menyaksikan untuk pertama kali di
Indonesia pameran berupa artefak perabotan dan asesoris rumah tangga
Tionghoa peranakan yang digunakan di bumi Indonesia antara rentang
tahun 1850-1960. Pameran Warisan Budaya Tionghoa Peranakan pada
tanggal 15-25 Januari 2009 ini sekaligus untuk menyambut momentum
Tahun Baru Imlek 2560 yang jatuh pada tanggal 26 Januari 2009,
diselenggarakan bersama Bentara Budaya Jakarta (BBJ) dengan Komunitas
Lintas-Budaya Indonesia, sebuah perkumpulan yang bertujuan menjadi
wadah interaksi antar etnis dan suku yang ada di Indonesia demi
diperkokohnya nation building di Negara ini.



Selama pameran berlangsung, akan adakan acara pemutaran film-film dan
seminar mengenai masalah budaya/ akulturasi Tionghoa Peranakan di
Indonesia.

22 Jan - 22 Jan 2009
Bentara Budaya Jakarta
Bentara Music Performance: MANDARINA ¨C ANTHONY.S BAND

22 Januari 2009
pukul 19.00WIB

Anthony S mulai debut di dunia musik sejak 1992. Ia ingin tampil beda
dengan mengkombinasikan musik Indonesia dan instrumen musik tradisi
China yang ia juluki "Mandarina" akronim Mandarin dan
Indonesia.Mandarina ,  selain memainkan musik tradisi China 
menggunakan
instrumen musik tradisi Indonesia, juga menampilkan lagu-lagu
Indonesia dalam harmoni instrument musik tradisi China.
Kelompok musik unik ini berasal dari Bandung dengan personil Ary
bermain erl hu (cello China), biola, cello, gitar, Zach pada piano dan
bass, Sankis pada kendang, perkusi, simbal China, ceng-ceng Bali,
tok-tok, rebana, tor-tor, Asep pada suling, xiao (suling China), Billy
memainkan gamelan dan talempong, Budi pada  harpa China yang disebut
guzheng serta Anthony S memainkan gitar, gitar tiga dawai China
disebut san xian, angklung dan gitar China (ruan).
Sudah tiga album diproduksi oleh grup musik ini. Yang pertama berjudul
"Fu" dalam filsafat China diasosiasikan dengan keberuntungan,
kesempatan bagus dan masa depan. Bagi Mandarina, Fu digambarkan
sebagai "tak pernah henti mencintai keragaman budaya".
Album kedua berjuluk "Lu" yang berasal dari kata China feudal untuk
menyimbolkan "sukses di pemerintahan" . Ini bisa menjadi insiprasi
untuk meraih sukses dan kesempurnaan.
Album ketiga berjudul "Shou" memiliki makna panjang umur yang
dimaksudkan sebagai harapan hidup panjang usia dan kehidupan penuh
keberkahan.


Jl.Palmerah Selatan 17, Jakarta 10270
Telepon : (021) 5483008, 5490666 ext.7910
Fax : (021) 53699181
e-mail : b...@bentarabudaya. com
www.bentarabudaya. com

Kirim email ke