gemana mau ber baur? belon2 gw uda di ceritain yang sedih2 abis tuh di minta 
duit buat makan, shit ga....? kalo urus ktp, gw di mintain duit karena gw cina. 
gemana gw ga jadi benci ma huana n menjaga jarak?
gw makan pake tahu tempe, huana makan pakai ayam, katanya lu ga ngerti idup 
bud....
ujung bulan minjam duit buat makan? WTF !!!
ke diskotik gw paling banter minum segelas long island, huana sanggup minum 
jonny walker promo buy 1 get 1.
maen cewe gw selalu pilihnya yang lokal, huana maunya ma ubeks, ma panda, 
ckckckkckckckc
gemana coba gw mau berbaur? 
ada solusi ????

--- On Sun, 2/15/09, Ning M. Widjaja <nmw...@gmail.com> wrote:
From: Ning M. Widjaja <nmw...@gmail.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] cina...cina...cina..........
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, February 15, 2009, 9:02 PM











    
            Terima kasih , Bung buat insightnya,

Boleh saya tambahkan ya satu hal yang selalu dibuat semdmikian rupa olah banyak 
orang dari berbagai lapisan ( pemerintah - agama - masyarakat - formal - 
nonformal ) dikatakan bahwa : CINA ITU EKSKLUSIF TIDAK MAU BERGAUL DAN MEMBAUR 
DANGAN ORANG PRIBUMI.


Saya Sudah membuktikan dengan mata kepala sendiri bahwa itu tidak benar, 
beberpa pengalaman saya :

Ketika berlibur di P. Komodo, ternyata ada orang Cina yang tinggal di sana dan 
bekerja sebagai penangkap dan pedagang cumi besar.
Ketika berjalan di Timor, ditengah hutan di pucuk gunung, ternyata orang Cina 
yang tinggal membudidayakan jeruk So'e yang terkenal itu.Di Labuhan Bajo, 
ditempat terpencil, warung-warung semua orang Cina juga.
Di perjalanan di P. Flores di tengah hutan menuju Manggarai, restoran 
satu-satunya orang Cina.Di Pertokoan di Papua, saya kira toko milik pribumi 
asli, terkejut karean dlm rumah ada meja abu leluhur, ternyata walaupun secara 
fisik mereka Papua, tapi nenek moyang Cina juga.
Di Aceh ? ga usah dibilang lagi. Harmonis ditengah alam Syariah.Kalimantan dan 
di Sulawesi ya ga usah diceritaiin lagi ya.Jakarta Tempo Doeloe daerah Pat Tee 
Kwan, dulu masih ada didepan rumah orang Cina selalu tersedia 8buah teko air 
untuk semua orang lewat bisa minum.
Di Cisalak tekenal daerahnya bernama Warung Ke Hong, menurut bibi saya memang 
dulu disana ada warung milik Babah Ke Hong tempat orang-arang pribumi menginap 
menitipkan barang dagangan dalam perjalanan mereka dari daerah Kranggan, 
Cibubur yang mau menuju ke Cililitan dan Jatinegara.
Di Bekasi Timur ada warung Kong Sen, yg dulu sangat dipedalaman letaknya, 
sekarang jadi KOMSEN.Waktu berjalan di didalam wilayah tua dalam benteng 
Jerusalem, kok ya diujung seuatu pojok bagian kuno itu ada orang Cina buka 
restoran dan laku banget.
Kalau ditelusuri - orang Betawi - kalau ditanya pasti ga sulit yang mengaku 
kalo nenek atau ngkongnya orang Cina.Nah buktikan kalau orang Cina bisa bergaul 
dan membaur dangan amat sangat baik. Coba sekarang kita tanya ke diri kita 
sendiri - apakah sesama suku pribumi bisa demikian membaur? Juga apakah seperti 
dari bangsa pendatang lain seperti dari India, Arab, Pakistan, Eropa yang 
menetap ratusan tahun di Indonesia, apakah pembauran mereaka bisa seekstensif 
dari pembauran orang Cina?


Ya, sekedar berbagi pengalaman aja.

<Masih Belajar Budi Pekerti>

2009/2/15 jackal_w_u_f <jackal_w_u_f@ yahoo.com>


















    
            Tulisan orang ini bener2 bagussss.... Jangan berhenti forward 
ketemen2

yah...



Saya seorang pribumi yg dulunya benci setengah mampus sama WNI

Keturunan Cina. Tetapi setelah hidup di Amerika selama 10 tahun dan

sekarang bekerja di salah satu bank terbesar di dunia berpusat di New

York City, pandangan saya berubah dan mengerti mengapa Cina itu

berbeda dengan orang pribumi.



Dan sebenarnya banyak sekali hal-hal yg kita tidak mengerti tentang

cina, dan hal-hal ini sebenarnya harus kita ketahui dan kita pikirkan

lagi, karena hal-hal ini adalah sesuatu yg bisa kita pakai untuk

kepentingan bangsa sendiri dan utk memajukan bangsa sendiri. Bukan

saya bilang bahwa kita harus berubah jadi Cina, cuma kalau memang

bagus mengapa tidak ? Dan memang ada juga hal-hal buruknya, tetapi

semua bangsa juga punya.



Marilah saya mulai pendapat saya tentang perbandingan antara WNI asli

dan keturunan cina :



1. Perbedaan2 nyata Setelah bekerja tiga tahun lebih dan punya teman

dekat orang bule dan orang Cina dari Shanghai di tempat kerja saya,

saya melihat banyak sekali perbedaan-bedaan, diantaranya :



A. DUIT



a) Si bule, kalo gajian langsung ke bar, minum-minum sampe mabuk, beli

baju baru, beli hadiah macam-macam untuk istrinya. Dan sisanya 10% di

simpan di bank. Langsung makan-makan di restoran mahal, apalagi baru

gajian.



b) Si Cina, kalau gajian langsung disimpan di bank, kadang-kadang

diinvest lagi di bank, beli Saham, atau dibungain. Bajunya itu2 saja

sampe butut. Saya pernah tanya sama dia, duitnya yg disimpen ke bank

bisa sampe 75%-80% dari gaji.



c) Saya sendiri. kalo gajian biasanya boleh deh makan-makan sedikit,

apalagi baru gajian, beli baju kalo ada yg on-sale (lagi di discount),

beli barang-barang kebutuhan istri, sisanya kira2 tinggal 15-20% terus

disimpen di bank.



*** Kebanyakan di Amerika, orang Cina yang kerja kantoran (sebenarnya

Korea dan Jepang juga) muda-muda sudah bisa naik mobil bagus dan bisa

mulai beli rumah mewah. walaupun orang tuanya bukan konglomerat dan

bukan mafia di Cinatown. Malah mereka beli barang senangnya cash,

bukan kredit. Soalnya mereka simpan duitnya benar-benar tidak bisa

dikalahkan oleh bangsa lain. kalau bule atau orang hitam musti ngutang

sampe tau baru bisa lunas beli rumah.



B. KERJAAN



a) si bule, abis kerja (biasanya jam kerja jam 8 pagi - 6 sore) hari

Senen sampai hari Jumat (Sabtu dan minggu tidak kerja)) ke bar ato

makan-makan ngabisin gaji. Kalau disuruh lembur tiba-tiba, biasanya

kesel-kesel sendiri di kantor. Biasanya kalo hari Senen, si bule

tampangnya kusut, soalnya masih lama sampe hari Sabtu, pikirannya

weekend melulu. Kalo hari Kamis, si bule males kerja, pikirannya hari

Jumat melulu. Terus jalan-jalan gosip kiri kanan.



b) si Cina, abis kerja langsung pulang ke rumah, masak sendiri, nggak

pernah makan diluar (saya sering ngajak dia makan, cuma tidak pernah

mau, mahal katanya, musti simpan duit, kecuali kalo ada hari-hari

khusus). Kalau disuruh lembur tidak pernah menolak, malah sering

menawarkan diri untuk kerja lembur. Kalau disuruh kerja hari sabtu

atau hari minggu juga pasti mau. Kadang-kadang dia malah kerja

part-time (bukan sebagai pegawai penuh) di perusahaan lain untuk

menambah uangnya.



c) saya sendiri, kalau disuruh lembur, agak malas juga kadang-kadang

karena sudah punya rencana keluar pergi makan sama teman-teman kantor.

Kadang-kadang ingin sekali pulang ke rumah karena di kantor melulu,

cuma mau nggak mau mesti kerja (jadi kesannya terpaksa, nggak seperti

si cina yg rela). Weekend paling malas kalau musti kerja.



*** Bos-bos juga biasanya suka sama orang Cina kalau soal kerjaan.



Mereka soalnya pekerja yg giat dan tidak pernah bilang "NO" sama boss.



Dapat kerja juga gampang kalau mukanya cina, karena dipandang sebagai

"Good Worker". Atau pekerja giat. Jarang sekali, kecuali penting

sekali dia tidak bersedia kerja lembur. Dan kalaupun tidak bersedia

lembur, biasanya dia akan datang sabtu atau minggu, atau kerja lembur

besoknya.



C. RUMAH



a) Apartment si bule, wah bagus sekali. gayanya kontemporari. Penuh

dengan barang-barang perabotan dan furniture mahal. Pokoknya gajinya

pasti abis ngurusin apartment dia.



b) Apartment si cina, wah... kacau. Cuma ranjang satu, dilantai saja.

Meja butut, dan dua kursi butut. TV nya kecil sekali, TV kabel saja

tidak punya. Pokoknya sederhana sekali. Waktu saya tanya, dia bilang

"bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." daerahnya pun

bukan didaerah mahal, tempatnya di daerah kumuh dan kurang ada yg mau

tinggal.



c) Apartment saya sendiri, yah lumayan, cuma istri saya suka juga

merias rumah. Jadi apa rtment saya lumayan lah tidak seperti punya si

Cina.



Saya benar-benar salut dia bisa hidup begitu. Padahal duitnya di bank

banyak.



Gaji dia saja lebih tinggi dari saya karena lebih lama di perusahaan

tersebut.



*** Setelah 10 taun, biasanya si bule, orang item, masih tinggal di

apartment atau baru ngutang beli rumah, si cina sudah bisa beli rumah

sendiri. Karena nabung dengan giatnya, dan cuma beli yg penting-penting



saja. Jadi uangnya ditabungkan sendiri.



*** Disini saja saya bisa lihat perbedaan-bedaan nyata, saya

pertama-tama pikir, wah si Cina ini pelit amat. Masa duit banyak kayak

begitu disimpan saja di bank. Dan kalau kita banding-bandingkan dengan

sejarah orang-orang cina, kita akan tahu kenapa mereka (Cina) itu

dalam long-range nya (jangka panjang nya) lebih maju dari pribumi di

Indonesia, karena saya sempat bertukar pikiran dengan beberapa teman

lagi orang Cina lainnya, orang India, or ang Arab, orang Jerman, orang

Amerika, dan orang Cina ini sendiri. Kita musti tau sejarahnya orang

Cina ini.



2. Perbandingan antara sejarah kebudayaan cina dan Indonesia JAMAN DULU



Bangsa cina adalah bangsa yg bangga dengan bangsanya, karena

kebudayaan cina adalah salah satu kebudayaan yg tertua di dunia,

hampir setahaf dengan Mesopotamia dan Mesir. Karena itu kebudayaan

cina itu benar-benar menempel di sanubari nya. Susah sekali untuk

melepaskan kebudayaan tersebut karena memang betul kebudayaan mereka

itu hebat, terus terang, kalau kita bandingankan dengan kebudayaan

kita (pribumi Indonesia ) kita tidak bisa mengalahkan kebudayaan orang

cina. Dan memang kebudayaan mereka sudah diakui dunia.



Menurut salah satu Journal of Archeology terkemuka di dunia, orang

Melayu itu unsurnya lebih banyak mengarah ke bangsa Mongol atau Cina.



Jadi bangsa Indonesia itu sebenarnya Cina, walaupun secara biologis

dan&n bsp; evolusis, ada unsur-unsur dari India dan Arab di darah

orang pribumi.



Tetapi orang Indonesia (Melayu) itu sebenarnya genetik nya lebih dekat

ke orang Cina. Orang cina itu sudah dari dulu 4000 tahun hidupnya

diawang kesusahan terus (maksudnya rakyat kecilnya). Negara cina dari

jaman dulu, katanya, sudah perang terus, rakyat kecil disiksa olah

pemerintahnya sendiri,



dan pemerintahnya berganti-ganti terus. Orang cina bisa dibilang salah

satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin

menderita, biasanya orang kan makin nekad dan makin berani, jadi semua

jalan ditempuh, namanya saja mau hidup, bagaimana. Ini juga terjadi di

Indonesia .



Karena negaranya sendiri, Cina, banyak masalah, mereka imigrasi

kemana-mana. Mereka ada dimana-mana, teman saya orang item dari

Nigeria dan Ethiopia (afrika) bilang disana pun ada banyak orang cina.

Dan herannya. Cina-cina di Afrika pun sukses dan bisa dibilang tidak

miskin.



DI INDONESIA Di Indonesia sendiri, waktu saya masih tinggal diJakarta,

saya bisa melihat perbedaan-perbedaan nya, cuma waktu itu pikiran saya

belum terbuka. Saya pernah punya teman orang cina di Senen buka toko

kain. Di sebelahnya persis ada pak Haji yg juga buka toko kain.

Setelah dua tahun, bisnis si cina makin maju, dan si pak Haji sebelah

akhirnya bangkrut. Ternyata bukan karena si Cina main curang atau

guna-guna si pak haji. Ternyata itu karena si cina, walaupun sudah

untung, uangnya di simpan dan ditabung saja, untuk mengembangkan

bisnisnya lagi. Dan dia dan istrinya makan telor ceplok saja



Sedangkan si pak haji baru untung sedikit sudah makan besar di

restoran karena gengsi sama keluarga nya.



Nah bukannya si pak haji ini salah ? Bukannya kita bisa lihat sendiri

bahwa cina ini pikirannya le bih maju lebih melihat kedepan dan lebih

tahan banting ? Saya kira ini adalah suatu hal yang bisa kita contoh

dari si Cina ini. Mungkin kita tidak usah terlalu pelit seperti dia,

tapi juga tidak usah gengsi-gengsian.



Saya sudah bertemu dengan banyak orang dari negara yg berbeda-beda dan

satu hal yg benar-benar nyata adalah orang yg TIDAK MEMBUAT KEPUTUSAN

BERDASARKAN GENGSI biasanya NEGARANYA MAJU.



Coba saja lihat orang Hong Kong, orang Jepang, orang Inggris, orang

Amerika, orang Jerman dan orang Singapore, mereka sudah MAJU sekali

pemikirannya. Tidak seperti orang Indonesia . Kalau YA yah sudah

bilang YA, kalau TIDAK yah bilang TIDAK. Jadi tidak tidak ada yg tidak

enak hati. Kalau sudah lama tidak enak hati akhirnya berantem.



Orang Indonesia sayangnya gengsinya tinggi sekali, tidak mau mengaku

kalau memang salah atau harus merubah sesua tu yg jelek.



Inilah kelemahannya.



Di mata Internasional bangsa Indonesia sudah terkenal sebagai NAZI

Jerman versi Asia Tenggara. Waktu perang dunia ke II bangsa Jerman

sedang miskin karena mereka kalah perang dunia ke I, supaya rakyat

tidak marah, si Hitler yg cerdik sengaja menyalahkan orang Yahudi yg

memang kaya dan menguasai ekonomi Jerman. Dan orang Yahudi akibatnya

dibantai dan tidak diperlakukan sebagai warga negara sendiri. Padahal

mereka juga sudah lama tinggal di Jerman dan sudah merasa sebagai

bangsa sendiri, walaupun mereka masih memegang kebudayaan mereka yg

tinggi, sama seperti cina di Indonesia .



Di Indonesia anehnya, pribumi benci dengan cina tetapi bukan dengan

orang Belanda atau orang Jepang. Kalau dipikir-pikir, cina itu tidak

salah apa-apa. Saya sebagai pribumi baru sadar akan hal itu.



Belanda menyiksa bangsa Indonesia dan menguras harta bumi kekayaan

Indonesia selama 350 tahun dan setelah pergi meninggalkan penyakit yg

paling bahaya dan mendarah daging, yaitu korupsi, yg sampai sekarang

juga menimbulkan krisis ekonomi setelah 53 tahun merdeka rupanya

penyakit ini bukannya makin terobati, tetapi makan menusuk dan menular

ke seluruh badan dan mental bangsa Indonesia.



Bangsa Jepang, cuma menguasai 3.5 tahun, tapi menyiksa bangsa

Indonesia lebih kejam dari bangsa lain. Karena kalah perang, bangsa

jepang, yah mau tidak mau sekarang musti menguasai dunia secara

ekonomi tidak bisa lagi main angkat senjata.



Anehnya kita sebagai pribumi malah benci dengan cina bukannya dengan

Belanda atau jepang. Lucu sih. Semua bangsa lain (Korea, Cina, Burma,

Vietnam, dan Afrika) benci dengan bekas penjajahnya bukan penduduk

sesama yg telah hidup bertahun-tahun bersama-sama yaitu cina kalau di

Indonesia .



Salah apa si cina-cina ini, tidak salah apa-apa. Kenapa mereka

kelihatannya buas dalam bisnis, tamak, dan rakus? Kenapa? Karena >

mereka selama tinggal di Indonesia selalu diperlakukan sebagai orang

luar dan di anak-tirikan. Coba bayangkan kalau anda-anda jadi cina,

pasti anda-anda juga mau melindungi diri sendiri, siapa yg mau nggak

makan besok? atau mati? Yah, kalau begitu, mereka jadi cerdik, agak

licik, mengambil kesempatan dalam kesempitan, jadinya berhasil

memegang ekonomi indonesia. Tapi mereka juga bekerja keras,

JAUH.....SANGAT JAUH LEBIH KERAS DARI KITA YG PRIBUMI. Bukan cuma di

Indonesia saja. Orang cina sepertinya ditaruh dimana saja pasti sukses

dan bekerja keras.



Mereka (cina) tidak menyerah pada nasib, dan selalu INGIN MENJADI DUA

KALI LIPATKAN TARAF HIDUPNYA, kita yg pribumi, biasanya puas dengan

keberhasilan kita dan malas malasan karena merasa sudah diatas angin.



Bagi cina2 ini tidak berlaku, mau setinggi apa juga, pasti bisa lebih

tinggi lagi.



Kita saja yg bodoh, mau dengar omongan pemerintah yg brengsek dan

mengkambing hitamkan cina. Karena mereka sendiri juga busuk tetapi

takut ketahuan. Jadi mereka menggunakan cina sebagai tameng dan

kambing hitamnya.



Gimana mau hidup sebagai negara yg maju coba ? Kalau tidak bersatu.



Negara yg maju harus bisa hidup dengan tentram satu sama lain tidak

perduli dengan warna kulit, agama, dan keturunan. Semuanya musti

diakui sebagai satu bangsa.



Contohnya Amerika, mau cari orang dari mana saja ada. Cuma mereka

bersatu, dan mereka sadar tiap orang punya kejelekan masing-masing.



Cuma tidak digembar-gemborkan, tapi dibicarakan dan dirubah. Yg

bagusnya diambil, dan dipakai bersama-sama untuk memajukan negara.



Tidak segan-segan, atau gengsi, kalau gengsi-gengsi maka tidak akan

maju. Harus open (terbuka) dan mau menerima kesalahan dan musti mau

berubah.



Life Is A Role Playing Game !!



NB: Ada beberapa hal yg perlu diluruskan, tidak semua orang Cina

diseluruh dunia adalah orang sukses, masih byk juga diantara mereka yg

hidup dibawah garis kemiskinan. Sebagai contoh bisa Anda lihat di

daerah Tangerang, Banten. Disana masih banyak warga keturunan Cina yg

sudah tinggal disana selama generasi (sehingga kulit merekapun sudah

berbeda dgn keturunan Cina yang bermigrasi pada abad 20an), yang masih

kesulitan untuk makan.



Diharapkan koreksi ini dapat menghilangkan stereotipe di Indonesia ,

bahwa semua orang keturunan Cina adalah orang kaya yang sukses.




 

      

    
    
        
        
        
        


        


        
        
        
        
        




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke